Kebetulan di kantor nama Heri ada dua, satu Heri Puji Trisilo, satunya lagi Heri Widiharto, keduanya sama-sama Mas Heri. Untuk membedakannya, kami memanggil Mas Heri yang pertama dengan panggilan Pakde. [di kantor kami sudah seperti keluarga besar, makanya panggilannya disesuaikan]. Mas Heri memperlakukan kami seperti adik-adiknya saja. Jadi kami juga merasa seperti kakak sendiri. Pengalaman, yang menyedihkan dengan Mas Heri adalah ketika PSL di daerah Depok. Setelah tiba ke lokasi, ada masalah dengan mobil Kijang Supernya. Koplingnya ngadat, persneling terkunci, setelah di kotak-katik akhirnya mobilnya bisa jalan. Hanya saja jalannya aneh. Tuh persneling nggak bisa ke gigi 2, jadi sehabis gigi satu langsung ketiga. Sepanjang perjalanan mesin meraung-raung kepayahan jalannya pun ndut-ndutan. Kalau ingat sedih banget ya Mas. Pernah suatu hari Mas Heri dibuat bingung. Pasalnya ketika mobilnya jalan terdengar suara gludak gluduk. Cek sana-cek sini, nggak ada masalah kelihatannya. Karena khawatir akhirnya di bawa kebengkel. Hasilnya.... Kaki-kaki masih bagus, nggak ada masalah. Tapi setiap jalan masih saja terdengar suara gludak-gluduk tersebut. Beberapa bengkel dibuat bingung dengan suara tersebut. Wah.... jangan-jangan ada yang mau ngetes ilmu nih... pikir Mas Heri. Uci Sanusi, sang Satpam merangkap driver juga bingung saat ditanya. Setelah putus asa, Mas Heri sholat istikarah meminta petunjuk. Akhirnya ketemu juga penyakitnya. Rupanya di dalam ban mobilnya ada balok. Bingung kan ? setelah di interogasi akhirnya Uci Sanusi mengatakan kalau balok itu kemungkinan berasal dari tukang tambal ban di pinggir jalan. Ooohhh.... rupanya balok kayu yang sering di gunakan tukang tambal ban untuk mengganjal karet ban ketika mau membuka pelek. Rupanya balok itu masuk ke dalam ban saat pelek dipasang. Kasihan juga tuh, tukang tambal bannya kehilangan balok kesayangannya.
No comments:
Post a Comment