Thursday, October 9, 2008

Cerita Teman Kantor - Burungnya Cecep

Cibinong. 07/10/2008

Temen kantor yang satu ini punya cerita lucu. Kebetulan Cecep nih senang mancing ikan dan memelihara burung berkicau. Kalau sudah datang hobinya, libur hari Sabtu seharian dihabiskan di kolam pemancingan. Padahal ongkos mancing lumayan besar. Tapi yang namanya hobi, semuanya terbayar dengan kepuasan batin. Hobinya yang lain adalah memelihara burung. Burung yang dipelihara terbatas sama burung ocehan (berkicau). Anis, Cucak Rawa, Wambie, Jalak Suren, Cucak Ijo, Kepodang, pokoknya semua jenis burung berkicau. Cuma sayang hobinya yang satu ini sering diprotes sama sang istri. Sebabnya, harga burung ocehan jelas sangat mahal. Bayangkan, untuk burung Anis saja dia rela mengeluarkan kocek Rp. 750.000,-. Memang kalau sudah juara lomba hasilnya bisa berlipat-lipat. Pernah suatu kali burungnya mendapatkan juara, setelah itu ada peserta lain yang berminat, ditawarnya burung itu dengan harga yang lumayan besar. Tetapi ditolaknya mentah-mentah. Masih sayang katanya. Ujung-ujungnya beberapa hari kemudian sang juara tewas dalam sangkarnya.
Pernah suatu hari, Cecep masuk kantor sambil terlihat jutek. Setelah saya tanya, rupanya dia lagi kesal sama istri dan tetangganya. Soalnya apalagi kalau bukan hobinya itu, burung. Ceritanya, suatu ketika dibelinya seekor burung jenis Anis (entah anis kembang atau anis bata, saya lupa) seharga Rp.750.000,-. Karena takut istrinya marah karena membeli burung mahal, akhirnya dia bilang kalau burung tersebut dibeli seharga Rp. 75.000,-. Setelah memasukannya ke dalam sangkar, dipandanginya burung tersebut dengan bangga (berhasil deh istrinya dikibulin). Besoknya setelah pulang kerja, Cecep kebingungan mencari-cari burungnya yang kemarin dibelinya. Dilihat sangkar burungnya sudah kosong. Akhirnya ditanyakanlah kepada istrinya. Dengan senang istrinya bilang kalau burung tersebut sudah laku dijual kepada tetangganya seharga Rp. 90.000,-. Istrinya (dengan polosnya) bilang kalau ia sudah untung Rp. 15.000,-. Karuan saja Cecep mangkel, tapi nggak berani bilang sama istrinya. Cepat-cepat ia mencari tetangga yang membeli burungnya itu. Niatnya ingin menebus kembali burung yang tadi dijual oleh istrinya. Tetapi niatnya gagal karena tetangganya ‘keukeuh’ tidak mau menjualnya kembali. Akhirnya sewot juga nih Cecep. Malamnya dia datangin seorang preman di kampungnya. Diberinya preman tersebut uang Rp. 50.000,- untuk melepaskan burung yang dibeli oleh tetangganya itu. Biar sama-sama rugi katanya. [Nah, Cep.... makanya jangan bohong sama istri]
Tapi sih, tadi siang ane juga bohong sama istri. Tadi siang ane ngeborongin anakan ikan cupang seharga Rp. 250.000,- tapi bilang ke istri harganya hanya Rp. 70.000,-. Hehehe..... sama-sama ya... mudah-mudahan ikan cupang ane nggak ada yang mati.

No comments: