Monday, October 6, 2008

Cerita Anak Kos – Bang Suri

Cibinong, 06 Oktober 2008

Bang Suri adalah kepala keluarga pemilik kos-kosan yang kami tinggali. Orangnya tinggi besar, tapi wajahnya lucu, khas orang Betawi kampung. Orangnya sederhana, nggak macam-macam. Tipe orang tua yang sayang sama keluarga. Profesi sehari-harinya hanya menajadi tukang ojek motor. Motor GL Pro usang yang selalu bersih terawat menjadi modal satu-satunya dalam menghidupi keluarganya.
Ada yang menarik dan dapat diambil pelajaran dari dirinya yang sangat sederhana. Profesinya sebagai pengojek mengharuskan dirinya berangkat pagi sekali. Setelah menjalankan shalat subuh, Bang Suri sudah berangkat mencari nafkah. Prinsipnya dalam mencari nafkah sangat unik. Kalau orang Jawa bilang, jangan ngoyo. Secukupnya, sedapatnya saja lalu kembali ke rumah. Saya perhatikan, setelah subuh berangkat ngojekin, jam setengah sembilan pagi sudah pulang kembali ke rumah, kemudian jam setengah empat sore kembali berangkat kerja kembali. Biasanya setelah pulang ngojekin pagi harinya Bang Suri duduk-duduk di teras sambil bermain-main dengan anaknya yang masih kecil. Senang sekali terlihat dari raut wajahnya.
Pernah saya menanyakan kenapa dirinya selalu pulang pagi, bukannya mangkal di pangkalan. Saya bilang kalau kerja lebih lama pasti hasilnya akan lebih banyak. Bang Suri cerita, kalau pagi ia hanya mengantar beberapa orang langganan ojeknya untuk pergi kerja dan berangkat ke pasar. Setelah itu ia akan menerima uang jerih payahnya sebesar Rp. 15.000,- hingga Rp. 20.000,-. Setelah mendapatkan uang sebesar itu, langsung pulang ke rumah. Uang yang diperolehnya dibagi-bagi, Rp. 10.000,- diberikan kepada istrinya untuk belanja makan siang nanti. Sementara sisanya yang Rp. 5.000,- hingga 10.000,- ditabungnya. Untuk keperluan mendadak katanya. Hal seperti itu berlangsung selama 3 tahun saya kos di rumahnya.
Bang Suri mengatakan, tidak seperti pegawai yang tiap bulan menerima gaji, sementara dirinya harus memperhitungkan biaya sekolah anaknya. Harapannya pun sederhana, ia ingin anaknya menjadi sopir taksi, tidak seperti dirinya yang hanya menjadi tukang ojek.
Luar biasa kesederhanaan hidup dan cara berpikirnya. Kalau anaknya kelak bekerja menjadi sopir taksi baginya merupakan sesuatu yang bisa membanggakan.
Mungkin orang seperti Bang Suri ini, yang selalu siap menjadi orang yang melayani kita dengan jasanya. Bisa jadi orang yang berpikir seperti ini hidupnya akan lebih panjang dan sehat, karena tidak terkena stres seperti kita pekerja kantoran.
Salut deh Bang !

No comments: