Saya nggak su

Suatu hari saat mau berbuka puasa, seperti biasanya kami berebut agar dapat lauk yang paling besar dan enak. Ketika membuka tudung saji, sreetttt.... ealahhh.... ternyata cuma ikan lele dan sambel lalap. Ikan lele untuk berbuka juga cuma setengah badan. Kami, sih berprasangka baik saja sama tukang masaknya. Terpaksa kami berbuka hanya dengan ikan lele yang hanya bagian kepala dan badannya saja. Kami pikir mungkin nanti saat sahur menunya lebih baik. Lah, kalau lele setengah badan kan harganya murah, mungkin nanti sahur kami akan makan ayam goreng atau ayam dengan bumbu sambal. Jadilah setelah berbuka saya menambah doping dengan meminum sebutir Eenervon C (untuk aktifitas seharian, begitu kata iklannya).
Saat sahur tiba, kami buru-buru berlarian ke meja makan (biasa anak kos....). Ketika tudung saji dibuka, jreeeengg....... rupanya menu sahur bagian bawah ikan lele yang tadi nggak disajikan saat berbuka. Ikan lele setengah badan, dari perut hingga buntut. Langsung temen-temen semua lemes, membayangkan besok kuliah dengan tenaga lele yang kecil-kecil, itu pun bagian buntutnya. Terpaksa, sebutir Enervon C menjadi tambahan vitamin dan mineral buah aktifitas besok.
Sejak saat itulah akhirnya si tukang katering kami pecat dengan tidak hormat. Pada hari itu juga saya berjanji kalau sudah punya uang tidak makan ikan lele (kecuali terpaksa).
No comments:
Post a Comment