Cibinong, 06 Oktober 2008
Pengalaman ketika kuliah kadangkala penuh dengan cerita. Kadang ada cerita manis, cerita pahit, dan kadang cerita lucu. Ketika kuliah, kami tinggal disebuah rumah kos sederhana yang beralamat di Jalan Kalimangso Nomor 16. Anak-anak kampus ada yang menamai jalan ini dengan sebutan jalan Jengkol. Mungkin kalau lewat jalan ini sering tercium aroma jengkol yang sedang dimasak oleh warung nasi yang berada di sepanjang jalan tersebut. Saat itu kondisi jalan sangat memprihatinkan karena belum diaspal. Yang membuat kami sengsara adalah ketika musim hujan tiba. Sepanjang jalan banyak air tergenang dan sangat becek. Teman kuliah sering meledek kami dengan menyebutkan kalau jalan tersebut diaspal dengan aspal muda, jadi masih lembek. Jadi kalau musim hujan sepatu kami penuh dengan lumpur. Bahkan ada mahasiswa yang rela melepas sepatunya jika melewati jalan tersebut.
Kos-kosan kami terdiri dari 3 kamar mungil yang masing-masing kamar terdiri dari sebuah tempat tidur dan dua buah meja belajar. Setiap kamar di tempati oleh dua orang. Karena hanya tersedia satu tempat tidur jadinya kami tidur berdua, mirip lagu dangdut seranjang berdua. Kamar depan di huni oleh Mas Dayu dan Mas Agung, mahasiswa Bea Cukai. Kamar tengah dihuni oleh saya dan Yanuar, dan kamar belakang dihuni oleh Agus dan Patok. Kami berempat kebetulan teman sejak SMEA. Patok dam Yanuar kuliah di Prodip Pajak, sedangkan saya dan Agus kuliah di STAN, jurusan Akuntansi.
Di tempat kos, kami berenam seperti keluarga besar. Ribut, rusuh, serius, dan punya rahasia masing-masing. Tapi yang jelas nggak pernah bertengkar. Indahnya kebersamaan, sangat terasa sekali ketika itu. Tapi di sanalah tempat kami tinggal, ditempa, belajar menuntut ilmu di STAN Prodip Keuangan. Suka duka saya dan teman-teman akan saya ceritakan dalam serial Cerita Anak Kos. Mudah-mudahan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan bagi kami yang mengalaminya.
No comments:
Post a Comment