Showing posts with label Teman Kantor. Show all posts
Showing posts with label Teman Kantor. Show all posts

Monday, June 14, 2010

Obrolan Ringan di Seputar Kantor

Ada Yang Manis ?

Pegawai Cowok : "Mbak di situ ada yang manis-manis nggak ?"

Pegawai Cewek : "Ada Mas..."

Pegawai Cowok : "Aku minta doong !"

Pegawai Cewek : "Nih... !"

(Sambil tersenyum genit dan menyorongkan badannya)

Pegawai Cowok : "Bbbbb.... issss...kkkuuiiittt... mmmaakk...suddddd...nnyyyaahhh"

(Tiba-tiba mendadak gagap, seperti Azis Gagap di OVJ)


Pisang 2 Sisir

Seorang teman di tugaskan di kantor perwakilan di Kupang, NTB. Petugas Office Boy nya penduduk lokal bernama Markus. Orangnya tinggi besar, berambut keriting dan berkulit gelap. Suatu hari dia menyuruh si Markus untuk membeli kebutuhan sehari-harinya.

Pegawai (P) : "Markus, saya minta tolong kamu pergi ke toko beli sesuatu. Bisa tidak !

?"

Markus (M) : "Bisa Bapak !"

P : "Baik. Kamu belikan saya, Sabun Camay satu, Pasta gigi Sensodyne satu, Rokok Sampoerna Mild empat bungkus, Coca cola besar dua botol, Autan satu kotak, dan pisang dua sisir"

(Sambil menuliskan pesanannya di secarik kertas)

P : "Ini catatannya, dan ini uangnya"

M : "Baik Bapak !"

P : "Kamu ingat tidak ?"

M : "Siap Bapak ! Markus ingat !"

Markus segera pergi ke toko untuk belanja kebutuhan teman tersebut.

Karena sibuk bekerja, baru sore hari teman saya ingat pesanan belanjanya. Segera dia memanggil Markus untuk menemuinya.

P : "Markus, mana pesanan saya tadi ?"

M : "Sudah Bapak. Sudah Markus taruh di Mobil Bapak !"

P : "Oke, terima kasih ya"

M : "Sama-sama Bapakk !"

Pegawai tersebut segera memberskan pekerjaannya dan siap pulang menuju mobilnya. Kemudian sebelum pergi dia mengecek kembali barang-barang belanjaannya. Ketika melihat belanjaan yang ada di mobilnya, dia kaget. Segera dia memanggil Markus untuk ditanyai.

P : "Markus !!"

M : "Ada apa Bapak panggil-panggil Markus"

P : "Coba kamu lihat ini !"

(teman terlihat agak kesal)

M : "Iya Bapak, lihat apa Bapak"

P : "Ini... Tadi kan saya suruh beli Abun Camay. Kenapa kamu beli sabun Giv ?!!"

(Nadanya keras dan sedikit emosi, maklum orang Batak)

M : "Aduh Bapak, Sabun Giv bagus Bapak. Markus suka Bapak. Harum Bapak"

P : "Lalu ini... Kenapa kamu belikan pasta gigi Pepsodent. Gigi saya kan sensitif, kenapa bukan Sensodyne ?!!"

M : "Aduh Bapak. Orang-orang di sini semua pakai pasta gigi Pepsodent Bapak !"

P : "Lalu... Mana Coca colanya ???"

M : "Coca colanya sudah Markus minum Bapak. Sama teman-teman Bapak !"

P : "Ini, kenapa pisangnya cuma sebuah dan dua sisir ini untuk apa ???"

M : "Bapakkk... Tadi Bapak bilang beli pisang dua sisir. Ini pisangnya... dan ini dua sisirnya Bapak"

Teman saya langsung lemas mendengar jawaban-jawaban dari Markus.

Seperti yang diceritakan teman saya David Sahat ketika cerita pengalamannya di Kupang.

(Harusnya orang seperti Markus cocok jadi anggota Dewan nih... Jadi politikus di Senayan, karna jago berkelit.... Atau Bodoh ya ????)

Tuesday, October 6, 2009

Jodoh Buat Tasim

Jakarta, Oktober 2009

Sampai sekarang Tasim belum dapat jodoh alias belum menikah. Bahasa ABG nya si Tasim masih ngejomblo. Kasihan Tasim. Padahal usianya sudah hampir setengah abad. Teman-teman kecilnya di kampung mungkin sudah memiliki cucu atau anak remaja. Sementara Tasim masih mlungker tidur sendiri kedinginan. Ah, memang dasar si Tasim yang sok. Padahal bukan sedikit wanita yang ingin menikah dengannya. Namun si Tasim ini 'pilih-pilih tebu' ketika sudah dipilih malah dapat yang nggak ada gulanya.

Pernah si Tasim di jodohkan dengan wanita bernama Jamilah. Jamilah ini cukup cantik untuk ukuran kota kecil tempat Tasim tinggal. Profesinyapun seorang wiraswastawati. Jamilah memiliki kios ikan di pasar. Penghasilannya pun sudah lumayan. Cukuplah untuk hidup berkeluarga. Sudah cantik, pintar cari uang dan masih gadis lagi. Apanya yang kurang. Akhirnya orangtua Tasim meminta bantuan teman saya untuk membantu proses perkenalan Tasim dengan Jamilah. Awalnya Tasim disuruh untuk membeli ikan di pasar. Lokasinya harus di kios ini dan di jalan itu. Pokoknya spesifik lah. Berangkatlah Tasim menuju pasar untuk bertemu ikan dan membeli Jamilah... ups salah... maksudnya untuk membeli ikan dan bertemu dengan Jamilah.

Tasim akhirnya curiga karena dia tahu kalau majikannya tidak suka ikan tetapi kenapa hampir setiap saat minta di belikan ikan di warung Jamilah. Suatu saat dia bertanya kepada teman saya tersebut kenapa selalu disuruh membeli ikan di kios Jamilah. Akhirnya teman saya menceritakan maksudnya yaitu agar Tasim bisa kenal dengan Jamilah. Ketika ditanyakan mau tidak dijodohkan dengan Jamilah. Tasim malah menjawab, Iya sih orangnya manis tapi sayang bau amis. Halahhh.... Tasiimmmm....

Kisah Si Tasim

Cibinong, 06 Oktober 2009

Namanya Tasim, orang Jawa tulen, saya sendiri tidak menanyakan arti dari nama Tasim. Mungkin artinya sangat bagus, makanya orangtuanya memberikan nama Tasim kepadanya. Tasim sejak kecil sudah berperilaku aneh, salah satunya adalah sebelum berusia 9 tahun Tasim kecil suka menyendiri dan tidur di pinggir sungai. Mungkin Tasim sering mendengar cerita tentang Sunan Kalijaga sehingga memberi inspirasi kepadanya. Tidur di sungai, bahkan orang kampungnya menganggap sesuatu yang aneh. Apalagi saat hal tersebut diceritakan kepada saya. [Tasimmm.....]

Untunglah kebiasaan Tasim kecil ini akhirnya dapat berhenti menginjak usia 9 tahun. Akhirnya Tasim mau juga tidur di rumah, tetapi itupun bukan dirumahnya sendiri, melainkan di rumah milik tetangganya. Untungnya tetangga Tasim ini berbaik hati memberikan Tasim tempat tinggal. Bukan hanya itu saja, Tasim kecil dapat dengan nyaman makan minum bahkan akhirnya disekolahkan. [Beruntungnya Tasim.]

Tasim sekarang usianya sudah 45 tahun dan belum menikah. Sekarang ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah anak dari tetangganya dahulu. Karena sempat menginjak pendidikan hingga madrasah tsanawiyah makanya Tasim sangat pandai dalam urusan mengaji. Bahkan tulisan arab gundulpun dapat dipahaminya. Teman saya bilang orangnya pintar bahkan jenius. Seperti kebiasaan orang jenius seperti Einstein dan Thomas Alfa Edison, Tasim juga unik. Semua yang dilakukannya hanya menurut keinginannya sendiri. Jika menurutnya suatu hal baik pasti orang lain harus menilainya baik. Jika menurutnya benar, orang lain juga harus mengatakan hal tersebut benar. Jadilah Tasim orang egois yang hidup dalam dunianya sendiri. [Hehehe... Tasim... Tasim...]

Setiap orang akan dipanggilnya dengan sebutan “Heh..”, sekalipun kepada teman saya yang jadi majikannya. Pak Ustadz, Pak RW bahkan Pak Kades akan disapanya dengan panggilan “Heh...”. Awalnya mereka semua komplain kepada teman saya. Biasanya mereka bilang, si Tasim songong, tidak sopan dan kurang ajar. Komentar teman saya paling hanya bilang, “maklumlah pak orangnya kurang segenggam...”. Akhirnya lama kelamaan mereka semua dapat memakluminya. [Dasar Tasimmmm...]

Pekerjaan Tasim hanya sebagai pembantu rumah tangga, namun sepertinya dia tidak menyadarinya kalau pekerjaannya adalah pembantu rumah tangga. Tasim selalu mengatakan bahwa ia adalah anggota keluarga dari teman saya ini. Bahkan dia menganggap dirinya adalah kakak dari isteri teman tersebut. Namun Tasim orang yang baik hatinya. Tasim sangat membela keluarga ‘majikannya’ ini. [Siapa dulu... Tasiimmm ...]

Pernah suatu kali ketika isteri teman sedang hamil ingin melahirkan, sementara teman saya sedang tugas di luar kota. Tasim bergegas memanggil mobil sewaan untuk membawa isteri teman tersebut ke rumah sakit. Tetapi mobil yang dibawanya adalah mobil pickup untuk mengangkut sampah dan material. Setelah sampai di rumahnya akhirnya si sopir yang malah jadi malu dan tidak mau mengangkut sewaannya. Setelah di tolak oleh sopir tersebut Tasim tiba-tiba langsung menyetop kendaraan pribadi yang kebetulan lewat. Kepada pemilik kendaraan tersebut, Tasim langsung meminta tolong agar membantunya mengantarkan istri teman yang akan melahirkan. Untungnya pemilik kendaraan yang distop berbaik hati dan mengantarkannya ke rumah sakit. Uniknya, si pemilik kendaraan tersebut akhirnya menikah dengan adik dari istri teman saya ini. [Ternyata jodoh itu di tangan si Tasim.]



To be Continued

Tuesday, November 11, 2008

Akibat Pergaulan Bebas (>17 Tahun)

KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR !!!


Bikinan : Syahirul Alim

APABILA ADA KESAMAAN NAMA DAN TOKOH DALAM CERITA INI KAMI MOHON MAAF. INI BUKAN BENERAN, HANYA ISENG-ISENG SAJA. JADI KALAU TERSINGGUNG SILAHKAN MENGHUBUNGI PETUGAS LAYANAN KAMI.

ISI DILUAR TANGGUNG JAWAB PEMILIK BLOG. APABILA GAMBAR DI ATAS MENGANDUNG UNSUR PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI KAMI MOHON MAAF.





Sssstttt..... !!!
keterangan gambar : gustiirwansetiawan,erwinsas,ramawiseso,bagusharieprabowo,makerot

Thursday, October 30, 2008

FEARLESS

KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR

Dibuat Oleh : Syahirul Alim

Tuesday, October 28, 2008

Movie Of The Year 2 - Kasi PKB'S Movie Star


KLIK GAMBAR
UNTUK MEMPERBESAR

Gambar : Syahirul Alim

Wednesday, October 22, 2008

MOVIE OF THE YEAR WITH PKB'S MOVIE STAR

KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR

dibuat oleh : Syahirul Alim

Tuesday, October 21, 2008

Monday, October 20, 2008

Kisah Penjual Sepatu



KLIK JIDATNYA UNTUK MEMPERBESAR !


Memperkenalkan Bintang Baru : WIDODO
Illusion by : Syahirul Alim

Friday, October 17, 2008

MUMMY RETURN



klik gambar untuk memperbesar


Illustrated by : Syahirul Alim

Alasan Mengapa SUPERHERO Tidak Mau Membantu Indonesia


Ceplok Or Dadar





Klik gambar untuk memperbesar



Illustrated by : Syahirul Alim

Thursday, October 9, 2008

Parodi KPP Cikarang Satu

Parodi yang menceritakan kelahiran Kantor Pelayanan Pajak Cikarang Satu. Semua pemeran dalam parodi adalah karyawan KPP Cikarang Satu, mulai dari tenaga honor sampai kasubsi. Walaupun hanya dua minggu latihan tetapi penampilan teman-teman cukup bagus. Tidak ada basic akting hanya modal nekat.










PKB Kanwil Jaksel - Dangerous Gases

Klik gambar untuk memperbesar

Illustrated by : Syahirul Alim

PKB Kanwil Jaksel - Pelepasan

klik gambar untuk memperbesar

Illustrated by : Syahirul Alim

PKB Kanwil Jaksel - Dream Catcher

Klik gambar untuk memperbesar

Illustrated by : Syahirul Alim

Cerita Teman Kantor - Isengnya Bang Abet

Cibinong, 10 Oktober 2008


Sejak kemarin kirim-kiriman email sama Bang Abet (Albert Richi Aruan), Wawan, Mas Heri, dan Pak Adi. Mereka kasih komentar soal tulisan saya di blog.

Sekarang saya mau ceritain gimana isengnya Bang Abet. Waktu itu Bang Abet masih Kasubsi di seksi Penkeb KPP Cibinong. Orangnya asik, enak diajak ngobrol, maklum masih muda dan bujangan, apalagi kalau berbicara jagonya tuh ! (sayangnya gelar S2 nya LLM, harusnya MM = Mulut Manis, Hahahaha.... ).

Pernah suatu kali Wawan cerita, pulang bareng dengan Bang Abet, ketika masuk tol dalam kota. Sengaja jarak dengan mobil di depan dibuat agak jauh. Setelah gilirannya bayar tol bukannya bayar malah kabur. Wusshhhh..... Padahal ongkos tol dalam kota masih murah, tapi memang dasarnya iseng aja tuh. Akhirnya petugas tiket tol teriak-teriak lewat pengeras suara. Sementara mobilnya sudah melesat hilang, sambil ketawa-tawa. Tinggal Wawan aja yang deg-degan takut dikejar patroli. Dasaaarrrr.

Pernah suatu ketika lagi di jalan tol ngebut ... wusshhh... wusshhh...wusshh.... Ketika ada mobil di depannya nggak ngasih jalan akhirnya ngambil bahu jalan. Lagi enak-enaknya di bahu jalan, rupanya ada PJR yang melihat. Langsung deh dikejar tuh sedan Timornya. Singkat cerita, akhirnya ketangkep juga. Terjadilah percakapan diantara keduanya (kira-kira begini) :

“Selamat Siang Pak !” Kata Pak Polisi

“Siang” Jawab Bang Abet tenang

“Coba lihat SIM dan STNK !”

“Maaf Pak, Bapak tahu ini mobil siapa ?” Bang Abet balik bertanya ke Polisi

Ya iyaa laahhh .... (Masak iya dong). Polisinya jadi bingung, jelas nggak tahu, SIM sama STNKnya aja belom diserahin.

“Saya sedang terburu-buru mau nganterin mobil Oom saya di Mabes POLRI” katanya lagi enteng.

“Siap Pak !” Polisi langsung memberi hormat dan tidak jadi melihat SIM dan STNKnya.

“Silahkan melanjutkan perjalanan !” lanjut Polisi tersebut.

Setelah dipersilahkan melanjutkan perjalanan, langsung tuh sedan digeber lagi.

Hahahahaha.... (Bener kan saya bilang jago bicara !!)

(Jangan marah ya Bang, ceritanya saya muat.... buat kenang-kenangan kenal sama Abang, kalo’ dialognya ada yang salah mohon koreksinya)

Cerita Teman Kantor - Pakde Heri

Cibinong, 10/10/2008

Kebetulan di kantor nama Heri ada dua, satu Heri Puji Trisilo, satunya lagi Heri Widiharto, keduanya sama-sama Mas Heri. Untuk membedakannya, kami memanggil Mas Heri yang pertama dengan panggilan Pakde. [di kantor kami sudah seperti keluarga besar, makanya panggilannya disesuaikan]. Mas Heri memperlakukan kami seperti adik-adiknya saja. Jadi kami juga merasa seperti kakak sendiri. Pengalaman, yang menyedihkan dengan Mas Heri adalah ketika PSL di daerah Depok. Setelah tiba ke lokasi, ada masalah dengan mobil Kijang Supernya. Koplingnya ngadat, persneling terkunci, setelah di kotak-katik akhirnya mobilnya bisa jalan. Hanya saja jalannya aneh. Tuh persneling nggak bisa ke gigi 2, jadi sehabis gigi satu langsung ketiga. Sepanjang perjalanan mesin meraung-raung kepayahan jalannya pun ndut-ndutan. Kalau ingat sedih banget ya Mas. Pernah suatu hari Mas Heri dibuat bingung. Pasalnya ketika mobilnya jalan terdengar suara gludak gluduk. Cek sana-cek sini, nggak ada masalah kelihatannya. Karena khawatir akhirnya di bawa kebengkel. Hasilnya.... Kaki-kaki masih bagus, nggak ada masalah. Tapi setiap jalan masih saja terdengar suara gludak-gluduk tersebut. Beberapa bengkel dibuat bingung dengan suara tersebut. Wah.... jangan-jangan ada yang mau ngetes ilmu nih... pikir Mas Heri. Uci Sanusi, sang Satpam merangkap driver juga bingung saat ditanya. Setelah putus asa, Mas Heri sholat istikarah meminta petunjuk. Akhirnya ketemu juga penyakitnya. Rupanya di dalam ban mobilnya ada balok. Bingung kan ? setelah di interogasi akhirnya Uci Sanusi mengatakan kalau balok itu kemungkinan berasal dari tukang tambal ban di pinggir jalan. Ooohhh.... rupanya balok kayu yang sering di gunakan tukang tambal ban untuk mengganjal karet ban ketika mau membuka pelek. Rupanya balok itu masuk ke dalam ban saat pelek dipasang. Kasihan juga tuh, tukang tambal bannya kehilangan balok kesayangannya.

Cerita Teman Kantor - Burungnya Cecep

Cibinong. 07/10/2008

Temen kantor yang satu ini punya cerita lucu. Kebetulan Cecep nih senang mancing ikan dan memelihara burung berkicau. Kalau sudah datang hobinya, libur hari Sabtu seharian dihabiskan di kolam pemancingan. Padahal ongkos mancing lumayan besar. Tapi yang namanya hobi, semuanya terbayar dengan kepuasan batin. Hobinya yang lain adalah memelihara burung. Burung yang dipelihara terbatas sama burung ocehan (berkicau). Anis, Cucak Rawa, Wambie, Jalak Suren, Cucak Ijo, Kepodang, pokoknya semua jenis burung berkicau. Cuma sayang hobinya yang satu ini sering diprotes sama sang istri. Sebabnya, harga burung ocehan jelas sangat mahal. Bayangkan, untuk burung Anis saja dia rela mengeluarkan kocek Rp. 750.000,-. Memang kalau sudah juara lomba hasilnya bisa berlipat-lipat. Pernah suatu kali burungnya mendapatkan juara, setelah itu ada peserta lain yang berminat, ditawarnya burung itu dengan harga yang lumayan besar. Tetapi ditolaknya mentah-mentah. Masih sayang katanya. Ujung-ujungnya beberapa hari kemudian sang juara tewas dalam sangkarnya.
Pernah suatu hari, Cecep masuk kantor sambil terlihat jutek. Setelah saya tanya, rupanya dia lagi kesal sama istri dan tetangganya. Soalnya apalagi kalau bukan hobinya itu, burung. Ceritanya, suatu ketika dibelinya seekor burung jenis Anis (entah anis kembang atau anis bata, saya lupa) seharga Rp.750.000,-. Karena takut istrinya marah karena membeli burung mahal, akhirnya dia bilang kalau burung tersebut dibeli seharga Rp. 75.000,-. Setelah memasukannya ke dalam sangkar, dipandanginya burung tersebut dengan bangga (berhasil deh istrinya dikibulin). Besoknya setelah pulang kerja, Cecep kebingungan mencari-cari burungnya yang kemarin dibelinya. Dilihat sangkar burungnya sudah kosong. Akhirnya ditanyakanlah kepada istrinya. Dengan senang istrinya bilang kalau burung tersebut sudah laku dijual kepada tetangganya seharga Rp. 90.000,-. Istrinya (dengan polosnya) bilang kalau ia sudah untung Rp. 15.000,-. Karuan saja Cecep mangkel, tapi nggak berani bilang sama istrinya. Cepat-cepat ia mencari tetangga yang membeli burungnya itu. Niatnya ingin menebus kembali burung yang tadi dijual oleh istrinya. Tetapi niatnya gagal karena tetangganya ‘keukeuh’ tidak mau menjualnya kembali. Akhirnya sewot juga nih Cecep. Malamnya dia datangin seorang preman di kampungnya. Diberinya preman tersebut uang Rp. 50.000,- untuk melepaskan burung yang dibeli oleh tetangganya itu. Biar sama-sama rugi katanya. [Nah, Cep.... makanya jangan bohong sama istri]
Tapi sih, tadi siang ane juga bohong sama istri. Tadi siang ane ngeborongin anakan ikan cupang seharga Rp. 250.000,- tapi bilang ke istri harganya hanya Rp. 70.000,-. Hehehe..... sama-sama ya... mudah-mudahan ikan cupang ane nggak ada yang mati.

Monday, October 6, 2008

Cerita Teman Kantor - Si Jati Anak Betawi

Si Jati Anak Betawi
Cibinong. 07/10/2008

Namenye sih keren, M. Darajati Imanullah, tapi dipanggilnye cukup ‘Jati’. Ade kagak ye orang Betawi namanye Jati, rasenye nggak ade tuh. Tapi kalo’ cume ngaku-ngaku aje sih kagak ape-ape. Biar keren tuh, kayak bintang pelem, Rano Karno, katanye. Iye, kalo’ kayak Bang Rano, nyang sekarang jadi wakil gubernur Banten, Nah kalo’ malah mirip Mandra atau Bolot, kan juga bintang film. Gimana ? Berabe kagak tuh ! Tapi sih, nggak ape-ape Jat, tenang aje, ada abang di mari, banyak kok orang mane-mane yang ujug-ujug ngaku orang Betawi. Mungkin karena terpakse kali ye ? Buat gaya-gayaan atau buat lucu-lucuan, terserahlah. Ane sendiri yang orang Betawi kagak ambil pusing. Temen sekolah ane dulu, namenye Ahmad Supiyanto, dari namenye aje udah ‘Njawani’. Tapi kalo’ dikatain ‘Jawa’ marah banget. Bagimane nggak, lah doi lahir ame gedenye di daerah Warung Buncit. Malahan kalo’ ngomong lebih Betawian nih kawan daripade kite. Tapi kan ente ngaku orang Betawi biar selamet. Ingat kagak kejadiannye. Parung, Golok, Ayam Bangkok.... nah... kan!.
Jat, kalo’ ente seneng di Jakarte, dengerin nih nasehat abang. Pertame, ente harus hormatin tuh agame orang Betawi, Islam. Jangan pas ada pengajian atawa maulid ente gonjrang gonjreng maen gitar, mending suare ente bagus, nah kalo’ kayak kareng rombeng. Bisa berabe ente. Di Jakarte, anak-anak mude asli Betawi yang badanye tato’an tiap malem nyekek botol, tapi kalo’ ente singgung agamanye bise-bise dia tereak jihad. Udah paling depan die bawa golok. Padahal ngaji juz amma juga belom khatam. Kedue, ente juga harus hormat ame orang yang lebih tua, misalnye engkong, nyak, babe; encing, encang, semuanye deh, pokoknye yang umurnye lebih tua dari kite. Jangan diselak omongannye, biasenye orang-orang tua di Betawi paling pantang di selak ame anak mude. Kalo’ ente udah bise ngambil ati orang-orang tua nye, nah yang cere-cere pade ngikutin dah. Ibarat kate, pentolannye udah ente pegang, tinggal tuh buntut pade ngikutin.
Kalo’ due-duenye udah ente pake’ tambahin deh ente sopan sama anak-anak, ibu-ibu, terus negor dah kalo’ mau liwat. Nah, ane jamin ente selamet dah hidup di Jakarte. Nggak ada yang ngotak-ngatik. Tapi, kalo’ masih ade juga yang ngotak-ngatik ente, tinggal bilang aje sama abang lu, nih !.
[Nasehat buat kawan baik saya Jati]