Jakarta, Oktober 2009
Sampai sekarang Tasim belum dapat jodoh alias belum menikah. Bahasa ABG nya si Tasim masih ngejomblo. Kasihan Tasim. Padahal usianya sudah hampir setengah abad. Teman-teman kecilnya di kampung mungkin sudah memiliki cucu atau anak remaja. Sementara Tasim masih mlungker tidur sendiri kedinginan. Ah, memang dasar si Tasim yang sok. Padahal bukan sedikit wanita yang ingin menikah dengannya. Namun si Tasim ini 'pilih-pilih tebu' ketika sudah dipilih malah dapat yang nggak ada gulanya.
Pernah si Tasim di jodohkan dengan wanita bernama Jamilah. Jamilah ini cukup cantik untuk ukuran kota kecil tempat Tasim tinggal. Profesinyapun seorang wiraswastawati. Jamilah memiliki kios ikan di pasar. Penghasilannya pun sudah lumayan. Cukuplah untuk hidup berkeluarga. Sudah cantik, pintar cari uang dan masih gadis lagi. Apanya yang kurang. Akhirnya orangtua Tasim meminta bantuan teman saya untuk membantu proses perkenalan Tasim dengan Jamilah. Awalnya Tasim disuruh untuk membeli ikan di pasar. Lokasinya harus di kios ini dan di jalan itu. Pokoknya spesifik lah. Berangkatlah Tasim menuju pasar untuk bertemu ikan dan membeli Jamilah... ups salah... maksudnya untuk membeli ikan dan bertemu dengan Jamilah.
Tasim akhirnya curiga karena dia tahu kalau majikannya tidak suka ikan tetapi kenapa hampir setiap saat minta di belikan ikan di warung Jamilah. Suatu saat dia bertanya kepada teman saya tersebut kenapa selalu disuruh membeli ikan di kios Jamilah. Akhirnya teman saya menceritakan maksudnya yaitu agar Tasim bisa kenal dengan Jamilah. Ketika ditanyakan mau tidak dijodohkan dengan Jamilah. Tasim malah menjawab, Iya sih orangnya manis tapi sayang bau amis. Halahhh.... Tasiimmmm....
Sampai sekarang Tasim belum dapat jodoh alias belum menikah. Bahasa ABG nya si Tasim masih ngejomblo. Kasihan Tasim. Padahal usianya sudah hampir setengah abad. Teman-teman kecilnya di kampung mungkin sudah memiliki cucu atau anak remaja. Sementara Tasim masih mlungker tidur sendiri kedinginan. Ah, memang dasar si Tasim yang sok. Padahal bukan sedikit wanita yang ingin menikah dengannya. Namun si Tasim ini 'pilih-pilih tebu' ketika sudah dipilih malah dapat yang nggak ada gulanya.
Pernah si Tasim di jodohkan dengan wanita bernama Jamilah. Jamilah ini cukup cantik untuk ukuran kota kecil tempat Tasim tinggal. Profesinyapun seorang wiraswastawati. Jamilah memiliki kios ikan di pasar. Penghasilannya pun sudah lumayan. Cukuplah untuk hidup berkeluarga. Sudah cantik, pintar cari uang dan masih gadis lagi. Apanya yang kurang. Akhirnya orangtua Tasim meminta bantuan teman saya untuk membantu proses perkenalan Tasim dengan Jamilah. Awalnya Tasim disuruh untuk membeli ikan di pasar. Lokasinya harus di kios ini dan di jalan itu. Pokoknya spesifik lah. Berangkatlah Tasim menuju pasar untuk bertemu ikan dan membeli Jamilah... ups salah... maksudnya untuk membeli ikan dan bertemu dengan Jamilah.
Tasim akhirnya curiga karena dia tahu kalau majikannya tidak suka ikan tetapi kenapa hampir setiap saat minta di belikan ikan di warung Jamilah. Suatu saat dia bertanya kepada teman saya tersebut kenapa selalu disuruh membeli ikan di kios Jamilah. Akhirnya teman saya menceritakan maksudnya yaitu agar Tasim bisa kenal dengan Jamilah. Ketika ditanyakan mau tidak dijodohkan dengan Jamilah. Tasim malah menjawab, Iya sih orangnya manis tapi sayang bau amis. Halahhh.... Tasiimmmm....
No comments:
Post a Comment