Thursday, October 15, 2009

Macet

Dalam Kemacetan Kota Jakarta

Bis Jemputan, 05 Okt 2009

Alangkah indahnya jika setiap hari jalan di Jakarta lancar tidak ada macet. Kalau setiap hari kita terjebak macet selama 2 jam, 1 jam pergi dan 1 jam lagi pulang, berarti jika dalam seminggu ada 5 hari kerja maka kita akan rugi 10 jam.

Dalam sebulan kita akan merelakan waktu kita 40 jam dalam kemacetan. Selama setahun menjadi 480 jam atau 20 hari.

Jadi untuk para pegawai di Jakarta dalam setahun hidupnya minimal akan terjebak macet selama 20 hari. Ini masih minimal karena jika waktu-waktu tertentu kemacetan akan lebih lama lagi.

Artinya negara kita akan mengalami kerugian karena 20 hari yang tidak produktif tersebut. Bayangkan saja misalnya upah minimal 1 hari dihitung Rp. 50.000,- maka berkurangnya nilai produktfitas per orang dalam satu tahun akan berpotensi merugikan negara sebesar Rp. 1.000.000,-. Nah,angka ini tinggal dikalikan saja dengan jumlah pekerja di Jakarta. Jika jumlah pekerja di Jakarta berjumlah 2 juta orang maka potensi kerugian akan mencapai 2 triliun rupiah pertahunnya. Lumayan besar untuk meningkatkan penerimaan negara.

Padahal aspek kemacetan bukan hanya berpengaruh pada produktifitas saja. Bahan bakar misalnya, berapa banyak bahan bakar yang terbuang percuma. Pemborosan bahan bakar akan berpotensi meningkatkan polusi yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada kesehatan dan kualitas hidup.

Sebagai pekerja dan warga Jakarta kita harus prihatin terhadap masalah kemacetan. Karena itu kita harus mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi hal ini.

No comments: