Showing posts with label kehidupan. Show all posts
Showing posts with label kehidupan. Show all posts

Monday, January 17, 2011

Rumah Tangga Nabi: Teladan Suci

Ketika kita menempuh bahtera rumah tangga, ketika kita sedang menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, kita dianjurkan untuk menengok kembali kecintaan kita kepada keluarga Nabi. Dalam memperkuat kecintaan kita kepada keluarga Nabi di dalam mengayuh bahtera keluarga, kita diwajibkan mencontoh perilaku kehidupan keluarga Rasulullah, baik perilaku terhadap istri maupun anak.Dalam memperlakukan istrinya, Rasulullah senantiasa menghormati dan menjaga perasaan istrinya melebihi suami-suami yang lainnya.

Suatu saat, ketika Rasulullah hendak melaksanakan salat malam, beliau dekati istrinya Aisyah. Aisyah berkata: "Di tengah malam beliau mendekatiku dan ketika kulitnya bersentuhan dengan kulitku, beliau berbisik, 'Wahai Aisyah, izinkan aku untuk beribadat kepada Robb-ku'." Kita bayangkan betapa besar penghormatan Rasul kepada istrinya sampai ketika beliau hendak melakukan salat malam, beliau terlebih dahulu meminta izin kepada istrinya pada tengah malam, di saat istrinya membutuhkannya. Dalam permintaan izin Rasulullah itulah, tergambar kecintaan dan penghormatan terhadap istrinya.

Nabi adalah sosok yang sangat sabar dalam memperlakukan istrinya. Hal ini terlihat ketika suatu hari ada salah seorang istri-nya datang dengan membawa makanan untuk dikirim kepada Rasulullah yang sedang tinggal di rumah Aisyah. Aisyah dengan sengaja menjatuhkan kiriman makanan itu hingga piringnya pecah dan makanannya jatuh berserakan. Rasulullah hanya mengatakan: "Wahai Aisyah, kifaratnya adalah mengganti makanan itu dengan makanan yang sama."

Rasulullah mengecam suami yang suka memukuli istrinya. Rasulullah berkata: "Aku heran melihat suami yang menyiksa istrinya, padahal dia lebih patut disiksa oleh Allah."

Nabi pun mengecam suami yang menghinakan istrinya, tidak menghargainya, tidak mengajaknya bicara, dan tidak mempertimbangkan istrinya dalam mengambil keputusan. Nabi bersabda, "Tidak akan pernah memuliakan wanita kecuali lelaki yang mulia dan tidak akan pernah menghinakan wanita kecuali lelaki yang hina." Karena itu, marilah kita berusaha menjadi suami yang mulia yang menempatkan istri pada tempat yang mulia.

Dalam Islam, salah satu ibadat yang paling besar nilainya adalah berkhidmat kepada istri. Rasulullah bersabda, "Duduknya seorang lelaki dengan istrinya kemudian membahagiakannya, pahalanya sama dengan orang yang itikaf di mesjidku." Kita dapat saksikan, kita akan memperoleh pahala yang sama seperti orang yang itikaf di Mesjid Nabawi kalau kita duduk bersama istri dan berusaha membahagiakan, memberikan ketenteraman, dan kenyamanan padanya.

Begitu pula bagi para istri. Mereka harus menjadi seorang istri seperti Khadijah al-Kubra. Khadijah adalah sosok istri yang sangat dicintai oleh suaminya. Selama menikah dengannya, Rasulullah tidak pernah memikirkan wanita lain di samping Khadijah. Rasulullah hidup dalam suasana yang penuh dengan kecintaan dan kasih sayang.

Cinta kasih Nabi terhadap Khadijah tergambar dalam riwayat berikut ini: Setelah Khadijah meninggal dunia, Rasulullah menikah dengan Aisyah. Suatu hari, Rasulullah sedang berada di depan rumah. Tiba-tiba Rasulullah meninggalkan Aisyah, menghampiri seorang perempuan. Rasulullah memanggilnya dan menyuruh perempuan itu duduk di hadapannya kemudian mengajaknya bicara. Aisyah bertanya, "Siapakah perempuan tua ini?" Rasul menjawab, "Inilah sahabat Khadijah dulu." Lalu Aisyah berkata, "Engkau sebut-sebut juga Khadijah, padahal Allah telah menggantikannya dengan istri yang lebih baik."

Ketika itu "marah" lah Rasul, lalu beliau berkata, "Demi Allah, tidak ada yang dapat menggantikan Khadijah. Dialah yang memberikan kepadaku kebahagiaan ketika orang mencelakakanku. Dialah yang menghiburku dalam penderitaan ketika semua orang membenciku. Dialah yang memberikan seluruh hartanya kepadaku ketika semua orang menahan pemberiannya. Dan dialah yang menganugerahkan kepadaku anak ketika istri-istri yang lain tidak memberikannya." Mendengar itu Aisyah tidak dapat memberikan jawaban. Hadits ini diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Dalam ucapan Rasulullah itu, selain terkandung kecintaan Rasul terhadap Khadijah, juga terkandung kebaktian Khadijah terhadap suaminya. Khadijahlah yang menghibur suaminya ketika dalam perjuangan dilanda berbagai penderitaan. Khadijahlah yang mengorbankan seluruh hartanya ketika suaminya memerlukan. Khadijahlah yang mendampingi suaminya dalam suka dan duka. Sehingga, Rasul berkata, "Tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan Khadijah."

Kepada para istri, jadilah seperti Khadijah yang setiap saat rela mengorbankan apa pun demi kebahagiaan suami. Yang di saat-saat suami ditimpa duka dan kesusahan siap berdiri di sampingnya, memberikan hiburan dan kebahagiaan kepadanya dengan seluruh jiwa dan raga.

Kebaktian pada suami di dalam Islam dianggap ibadah yang
utama. Oleh sebab itu, hormatilah suami. Berikan kepadanya penghormatan yang sepenuhnya dan berikanlah kecintaan yang sepenuhnya. Insya Allah, Allah akan memberkati keluarga yang seperti demikian. (Ikrar Abdi).


sumber :
http://www.kualubeg.web.id/index.php?option=com_content&view=article&id=117:keluarga-sakinah&catid=81:serba-serbi&Itemid=112http://www.kualubeg.web.id/index.php?option=com_content&view=article&id=117:keluarga-sakinah&catid=81:serba-serbi&Itemid=112

Wednesday, December 29, 2010

Siapakah Rajagopal Sebenarnya ?


Jakarta, 30 Desember 2010

Kemenangan Tim sepakbola Malaysia tidak lepas dari peran tangan dingin sang pelatih K. Rajagobal. Dibawah asuhannya tim kesebelasan Malaysia berhasil menyabet gelar bergengsi tim sepakbola negara-negara ASEAN.

Pria berambut putih dan keturunan 'keling' India tersebut merupakan pelatih otodidak. sebelum melatih Tim Nasional Malaysia Rajagobal mengawali karirnya sebagai penarik becak di Medan. Profesi penarik becak sudah dijalaninya sejak dia berusia 16 tahun. Karena himpitan ekonomi Rajagobal kecil memutuskan untuk membantu perekonomian kedua orangtuanya. Bapaknya berprofesi sebagai tukang parkir di pusat pertokoan di kota Medan. Sedangkan Ibunya seorang ibu rumah tangga biasa yang sibuk mengurus adik-adiknya yang berjumlah 9 orang.

Profesi penarik becak Rajagobal pada akhirnya harus berakhir karena datangnya ancaman dari Pemda Kota Medan yang akhirnya menghapuskan becak untuk digantikan dengan sarana transportasi yang lebih canggih yaitu Bentor atau becak motor.


Keterangan Foto : Rajagobal ketika masih menarik becak di Medan

Selama beberapa hari Rajagobal sangat menderita karena tidak memiliki penghasilan. Untuk kebutuhan makan sehari-hari saja susah apalagi untuk membantu ibu dan kesembilan adik-adiknya.
Dibalik gelap terbitlah terang. Demikianlah sebuah pepatah mengatakan. Dalam mencari jati dirinya Rajagobal muda bertemu dengan rombongan topeng monyet. Awalnya Rajagobal acuh saja melihat rombongan tersebut. Namun, lama kelamaan hatinya tertarik ketika menyaksikan pertunjukan rombongan tersebut beraksi disaksikan oleh ratusan pengunjung di pasar Medan.
Ketertarikan Rajagobal kepada rombongan seniman tersebut berawal ketika dia memperhatikan bagaimana dia patuh atas perintah majikannya. Bagaimana mungkin hewa sekecil itu bisa memahami permintaan dari tuannya. Sambil berpikir itulah Rajagobal dikagetkan oleh salah seorang anggota rombongan sang menjulurkan sebuah topi meminta sumbangan kepadanya.
Karena tertarik maka Rajagobal menghampiri pimpinan rombongan topeng monyet tersebut untuk dilibatkan dalam tim rombongannya.
Posisi Rajagobal awalnya adalah sebagai asisten penabuh gendang. Karena masih keturunan India, maka sangat mudah baginya menciptakan irama pukulan gendang yang merdu. Bahkan saking merdunya monyet-monyet yang diiringinnya maunya menari dan bergoyang terus.



Berbulan-bulan Rajagobal menempati posisi sebagai pemukul gendang sehingga semakin membuatnya terkenal dikalangan juragan topeng monyet. Suatu ketika sebuah rombongan topeng monyet yang lebih besar dan maju tertarik akan pukulan gendang si Rajagopal sehingga memutuskan untuk membajaknya dan memintanya pindah bekerja kepadanya. Kesempatan emas seperti ini segera saja disambar oleh Rajagopal dengan catatan harus diberikan posisi yang lebih baik. Juragan topeng monyet akhirnya setuju dan mengangkatnya sebagai asisten pelatih.
Jabatan sebagai asisten pelatih dilakuinya dengan cepat, yaitu hanya dua bulan saja. Berikutnya Rajagopal dipercaya penuh untuk memimpindan melatih satu tim rombongan topeng monyet.

Rajagiobal dan tim rombongan topeng monyetnya memulai karir di negeri seberang, yaitu Malaysia. Di negeri Malaysia tersebut Rajagobal diterima oleh kerabat yang juga berasal dari India. Awal perantauannya terasa berat dan banyak hambatan. Kadangkala dalam sehari rajagobal tidak memperoleh penghasilan sama sekali. Namun itu semuanya dijalani dengan semnagta dan sukacita.

Sudah berbulan-bulan mengadu nasib di negeri orang akhirnya Rajagobal mendapatkan peruntungannya juga. Suatu ketika ada seorang anak yang menangis di jalan karena mau melihat atraksi topeng monyet. Rajagobal akhirnya tersentuh kepada anak tersebut. Dia pun segera bernyanyi dan beratraksi untuk menghibur gadis cilik tersebut. Ketulusan Rajagopal akhirnya mendapatkan balasan dari Yang Maha Kuasa. Anak kecil yang menangis tersebut adalah anak seorang Raja di kerajaan di Malaysia, yang terlepas dari pengawasan orang tuanya. Keluarga kerajaan sangat gembira dan berjanji akan memberikan hadiah bagi siapa saja yang menemukan anaknya. Rajagobal meminta agar dirinya diberi pekerjaan agar bisa membiayai keluarga. Raja tersebut adalah seorang yang sangat kaya dan baik hati. Dalam pemerintahan dia merupakan seorang pengurus dari Federasi Sepakbola Malaysia Jaya (FAM JAYA). Selain itu Raja tersebut dikenal sebagai seorang ketua partai politik besar di Malaysia dan salah satu donatur dari Tim Sepakbola Nasional Malaysia.

Karena tidak memiliki skill dan keterampilan lain, selain mengayuh becak dan melatih topeng monyet, maka akhirnya dia diangkat sebagai assisten dari pelatih. Karir dan keberuntungan sepertinya mengikuti arah Rajagopal melangkah. Karena biasa melatih topeng monyet, Rajagobal dapat menyerap ilmu kepelatihan dari pelatih utama Timans Malaysia saat itu. Hingga pada akhirnya Rajagobal menduduki tempatnya sekarang sebagai pelatih Tim Sepakbola Nasional Malaysia.

Monday, June 14, 2010

Rasa Takut

Saya pernah diajarkan bagaimana mengatasi rasa takut. Untuk mengatasi rasa takut adalah dengan cara menghadapi rasa takut itu sendiri. Karena semua orang memiliki ketakutannya masing-masing. Tidak ada orang yang tidak memiliki rasa takut.


Pemberani adalah orang yang bisa mengendalikan rasa takut. Sementara orang nekat adalah orang yang sudah tidak bisa lagi mengatasi rasa takutnya. Silahkan anda memilih. Apakah mau jadi si pemberani atau si penakut.


Jangan terburu-buru memilih. Karena masih ada pilihan yang lain, yaitu orang yang hati-hati.

Siapakah orang yang hati-hati ? Orang yang hati-hati adalah orang yang pemberani namun penuh perhitungan. Maka jadilah orang yang hati-hati.


Apa sebenarnya rasa takut. Menurut saya rasa takut adalah kondisi psikologis dimana seseorang merasa lemah dan tidak berdaya. Menurut saya, Kita justru harus memiliki rasa takut. Perasaan takut diperlukan agar kita hati-hati. Menjadi rambu agar kita tidak terperosok.


Bersahabatlah dengan rasa takut agar kita menjadi orang yang hati-hati. Menjadi orang yang lebih bijaksana.

Obrolan Warung Kopi

KLAYEN


Pagi itu seperti biasanya BM (inisial Bang Mamat) sudah rapi jali. Minyak kelonyoh pemberian dari ustadz Ali ketika maulid kemarin semerbak tercium wangi. Jaga langganan katanya, saat ditanyakan teman-temannya sesama ojekkers di perapatan. "Ente kudu belajar marketing dong !" katanya, memberitahu teman2 tongkrongannya.

"Bagaimane 'klayen' mau nyamperin ente kalo badan bau terasi begitu!" lanjutnya. "Nah... Apaan tuh 'klayen' Bang?" kata Udin, seorang ojekkers yang paling muda. Sementara teman-teman sesama ojekkers yang lain cuma manggut-manggut kagum. "Yaah... Ente Diiin, 'klayen' aja masih kagak ngarti. Ente masih ijo, masih bau kencur! Pokoknye Ente dengerin aja Abang lu ngomong ! Ente ikutin !!!" katanya sambil ngucek-ngucek rambutnya Udin. "Iye sih Bang, tapi kate Ustadz Ali waktu pengajian kemaren, kite kan kagak boleh taklid " jawab Udin. "Diin...Diin... Itu mah kejauhan. Pake segala taklid ente ajak-ajak. Ini masalah marketing, masalah ojek. Kagak ikutan tuh taklid " kata Bang Mamat.

"Iye Bang. Aye ikutin dah 'klayen'nye Abang!" sahut Udin girang.
"Lahhh!!! Kagak bisa begitu !!!" Bang Mamat sewot.
"Ente-ente pade kagak boleh ngikutin 'klayen' Ane !" lanjutnya tambah sewot.
"Mat, ente gimana sih? Tadi ente bilang, kite orang disuruh biar wangi biar 'klayen' pada dateng. Pas Udin ngomong mau ngikutin 'klayen' ente. Ente kagak kasih! Gimana urusannye sih?!" celetuk Rojali kebingungan.
"Jalihh... Jalihh... Kayaknye ente-ente pade, kudu kursus dulu nih sama Bang Reynald Kasali" jelas Bang Mamat yang berasa tambah paling pinter.
Sementara ojekkers yang lain semangkin tambah nyangsrak dengan penjelasan Bang Mamat. "Maksud Ane, Ente kudu nyari 'klayen' sendiri. Jangan ngikutin 'klayen' nye Ane" lanjutnya.
"Wahh... makanye kite tambah bingung. Tambah kagak ngarti sama jalan pikiran Ente. Bahase Ente ketinggian. Mustinye Ente kasih tau dulu pegimane caranye nyari tuh 'klayen'. Dimana nyarinye. Emang 'klayen' itu apaan?" tambah Rokib yang dari tadi bengong tidak mengerti omongan Bang Mamat.
"Oh gitu... Ente musti kenal dulu sama 'klayen' yang ane maksud. Hmm... 'klayen' itu... Kalo yang Ane tau dari koran nih... 'klayen' ituuu... adalah BAHASA INGGRIS !!" jawab Bang Mamat dengan gagahnya.
"Ooohhh... 'klayen' itu Bahasa Inggrisss...!!!" sambut Udin senang.
"Pantes aje kite kagak ngarti" sahut Rojali dengan tampang berbunga-bunga sangat bangga memiliki teman yang mengerti Bahasa Inggris.
"Ente hebat banget Mat ! ngerti yang begituan" kata Rojali.
"Makanye, ente kayak Ane. Kalo bini beli sayuran dibungkus sama koran. Korannye ente jangan langsung buang ! Ente baca-baca dulu. Makanye ane kenal tuh sama Si 'klayen', kenal sama Bang Reynald Kasali segala" jelas Bang Mamat yang berasa semangkin bertambah pintar karena kenal sama Si 'klayen'.





(klayen --> client--> klien--> pelanggan--> sewa--> penumpang--> orang yang naik ojek--> Mpok Minah, Mpok Tini, Pak Guru, Anak sekolah, Orang kantoran)

NGARTI KAGAK !!!!

Monday, February 22, 2010

Masih Seperti Dulu

Pejaten, 07 Februari 2010
01.09 WIB

Malam hari menjelang tertidur di rumah orangtua di bilangan Pejaten, Pasarminggu. Suasana masa kecil kembali hadir di sini. Suasana tentram menjelang tidur, sambil mendengar Ayah bermain gitar atau biolanya, atau mendengarkan alunan suara Ayah yang sedang mengaji di malam hari. Kami berserakan tertidur di rumah sederhana yang sudah tak mampu lagi menampung kehadiran anak-anak dan cucu-cucunya. Rumah yang merekam seluruh kenangan masa kecil. Rumah yang menyaksikan kenakalan saya ketika bermain burung merpati atau bermain layang-layang di atas atap rumah siang hari. Terbayang sosok mengerikan Enyak, nenek kami, berteriak-teriak ngomel dari bawah sambil mengacung-acungkan entah itu sapu atau bambu. Beliau memaksa saya turun dari atas atap rumah karena takut saya jatuh atau genteng rumahnya pecah terinjak-injak. Kesalnya luar biasa kalau melihat beliau marah-marah dan melarang saya naik di atap rumahnya. Saya bukannya takut malah kadang sengaja meledeknya.

Rumah ini saya kenal sekali detailnya. Hampir setiap sudut dan pojok rumah merupakan arena bermain. Celah sempit ukuran 40 cm yang gelap dan pengap antara rumah kami dan rumah tetangga adalah daerah yang menjadi wilayah pribadi saya. Orang dewasa tidak muat masuk ke dalam sana. Di tempat gelap tersebut saya gunakan untuk menyimpang ikan-ikan cupang peliharaan. Ikan cupang yang akan diadu akan lebih galak jika disimpan dalam tempat yang gelap, begitu menurut pendapat anak-anak seusia pada waktu itu. Itulah sebagian kenangan masa kecil di rumah ini.

Malam ini seperti yang lalu pula Ayah masih tidak bosan-bosannya menasihati kami. Malam ini seputar sholat, beliau ingin saya mengajak anak-anak untuk shalat Subuh di masjid. Setiap Sabtu atau Minggu ketika saya libur beliau menyuruh saya untuk sama-sama Sholat berjamaah di Masjid atau musholah. Masih seperti dulu…..

Monday, January 11, 2010

PENGUSAHA KELINCI

Cibinong, Januari 2010


Sudah lama nggak nenemin Radja tidur. Padahal waktu Tetehnya kecil dulu hampir setiap malam saya menemaninya tidur. Sebelum tidur selalu minta diceritain dulu. Nah kemarin saya menemani Radja tidur dan ingin sekali cerita. Kebetulan sekarang dia sedang senang mobil. Liburan di Bandung kemarin uang jajannya dibelikan majalah otomotif yang menampilkan berbagai jenis mobil modifikasi. Mobil favoritnya adalah Mitsubishi Lancer Evo X dengan full modifikasi.

Akhirnya saya cerita tentang sejarah alat transportasi. Mulai dari alat transportasi zaman dahulu yang masih memanfaatkan hewan, sejarah penemuan roda, hingga sejarah penemuan mobil. Terakhir tentang jenis-jenis mobil dari berbagai merk. Pokoknya semua yang saya tahu tentang hal tersebut saya ceritakan.

Pesan dari cerita tersebut adalah ingin agar Radja memiliki mimpi dan mencoba agar ia dapat mewujudkan mimpinya tersebut. Makanya setelah cerita selesai saya teruskan dengan nasihat agar ia selalu rajin belajar. Karena dengan belajar ia akan menjadi pintar dan berhasil meraih keinginannya. Radja tampak menyimak semua cerita dan nasehat dari saya. Sesekali bertanya (walau kadang ngawur) tentang topik pembicaraan kami. Kemudian dia komentar;

"Aku kalau sudah besar ingin jadi pengusaha" katanya dengan mantap.
Wah, bukan main senangna saya mendengar cita-citanya yang tinggi. Apalagi menjadi seorang pengusaha yang mandiri dan memiliki banyak karyawan. Sudah terbayang oleh saya Radja sedang memimpin rapat direksi dan rapat umum pemegang saham perusahaannya. Dengan berjas dan berdasi, bukan main gagahnya anak saya tersebut. Kemudian saya menanggapinya;

"Bagus De, apalagi cita-cita Ade jadi seorang pengusaha. Nanti Ade punya banyak anak buah. Uangnya banyak dan Ade bisa beli mobil yang Ade mau". Begitulah kira-kira komentar saya dengan bangga dan mencoba memotivasinya.

"Iya, Ade nanti mau beli mobil Mistubishi Lancer Evo X, terus beli Hummer H3 untuk ke Jonggol. Nanti mobil ade dimodifikasi pake wings, horn, bla.. bla.. bla.." tambahnya lagi dengan semangat sambil menjelaskan keinginannya memodifikasi mobil impiannya.

"Memang Ade mau jadi pengusaha apa ?" tanya saya mencoba memancing imajinasinya.

"Nanti Ade mau jadi PENGUSAHA KELINCI !" katanya mantap.

"Hmmmm....." saya jadi mikir-miir lagi sambil cengar-cengir sendiri. Bisa nggak ya pengusaha kelinci beli mobil Mitsubishi Lancer Evo X full modifikasi dan mobil Hummer H3 ....????

Insya Allah semua keninginan anak-anak tercapai, sekalipun menjadi pengusaha kelinci, tapi pengusaha kelinci yang sukses dan murah hati.
Amin

Wednesday, January 6, 2010

Kleidoskop 2009



Iklim Global I : Program Donasi Hijau yang Tertunda

Perubahan suhu ekstrim karena peningkatan suhu bumi menyebabkan terjadinya badai salju di Amerika dan Inggris. Kejadian tersebut beberapa hari setelah kesepakatan mengenai konferensi perubahan iklim di Kopenhagen, Denmark, gagal karena arogansi negara industri maju. Teman kantor bersungut-sungut cerita tentang hal tersebut. Kesal sekali tampaknya. Biar tahu rasa Amerika itu, begitu katanya. Padahal mereka mengambil peranan terbesar dampak pemanasan global. Seenaknya saja mereka menekan negara lain yang memiliki deposit hutan untuk melarang pembalakan liar.

Nah lu, padahal sempat saya baca sebelumnya mengenai berita penghapusan hutang luar negeri Indonesia dengan membayarnya melalui reboisasi hutan. Sempat sebelumnya ada rencana saya untuk mempublish kegiatan saya dan teman-teman di Jonggol melalui internet. Tujuannya adalah agar daerah Jonggol yang gersang dapat dihijaukan melalui donasi publik. Namun rencana ini belum sempat terlaksana karena kesibukan dan keterbatasan saya dalam mengakses dan mengelola situs internet.

Saya pernah melihat situs sejenis yang menawarkan program penanaman pohon melalui donasi para netter. Hampir sama seperti itu, hanya saja memang belum sempat terlaksana. Mungkin bila nanti mendapat dukungan dan partner yang bagus, lahan 10 hektar milik kami dapat dihijaukan.



Iklim Global II : Hebatnya Rakyat Kita

Rakyat Amerika dan Inggris panik karena badai salju yang menimpa sebagian wilayahnya. Banyak penduduk yang terancam mati kedinginan karena rusaknya instalasi gas untuk rumah tangga. Jalur transportasipun menjadi kacau karena lampu pengatur lalu lintas mati. Kereta api bawah tanah di Inggris dan pesawatpun tidak dapat mengudara karena instrumen dan prasarana pendukungnya membeku. Terbayang paniknya mereka menghadapi kondisi tersebut.

Saya dan kita seharusnya bersyukur hidup di negara ini. Berada di jalur lintas matahari dengan suhu yang hangat. Kita tidak ditakutkan oleh ancaman badai salju dan serangan hawa dingin. Namun bukan berarti kita sudah aman dengan kondisi ke depannya jika masalah iklim global tidak segera ditangani. Jangan-jangan malah nanti kita harus mengungsi ke gunung-gunung karena air laut pasang dan merendam pulau Jawa. Untungnya kita punya lahan di Jonggol yang ada di puncak bukit. Jadi apes-apesnya kita bisa tinggal dan bikin rumah di sana. Untuk makan kita bisa bertani dan beternak. Cukuplah itu semua jika kita harus hidup dalam tingkat kehidupan yang paling minimal. Begitu canda saya kepada seorang teman di kantor.

Rakyat kita masih bisa hidup susah jika terpaksa. Sementara mereka yang hidup di negara yang memiliki musim dingin akan menghadapi ancaman lain, yaitu mati kedinginan. Makanya perang di Timur Tengah tidak akan berhenti karena mereka takut jika kepentingannya akan minyak bumi di stop bangsa Arab. Alih-alih mereka malah mengenakan topeng membela negara-negara di Timur Tengah. Demikianlah sandiwara dunia yang tak akan pernah berhenti sampai akhir zaman nanti.



Selamat Jalan Gus Dur...

Dipenghujung tahun 2009 negara kita kehilangan seorang tokoh humanis. Tokoh yang sangat-sangat kontroversial menurut pandangan saya. Komentar dan tindakannya selalu nyeleneh dan aneh. Membuat gemas sebagian orang namun dapat membuat sebagian orang semakin memujanya. Itulah Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Seorang budayawan, humanis, tokoh politik, Kiyai yang setengah wali, dan presiden Republik Indonesia yang keempat. Banyak julukan yang diusulkan atas kepergiannya. Dari gelar pahlawan nasional, pahlawan pluralisme, pahlawan humanisme dan berderet gelar yang memang pantas untuknya. Komentar dan Tindakannya dihujat jutaan orang namun kepergiannya ditangisi dan diantar oleh jutaan orang pula.

Saya termasuk orang yang tidak suka terhadapnya ketika beliau masih hidup. Namun melihat kepergiannya hati ini merasa kehilangan juga dan berdoa agar Allah SWT menghapuskan semua kesalahan dan menerima semua amal ibadahnya. Beliau telah mencapai tingkat pencapaian yang paling tinggi dalam tangga kebutuhan hidup manusia. Dosen saya pernah menerangkan intisari dari buku, Seven Habbit ..., yang intinya jika kita ingin berhasil kita harus mempersiapkan akhir kehidupan kita sepeti apa. Apakah kita akan meninggalkan dunia ini dengan hujatan dan hukuman ataukah kita akan meninggalkan dunia ini dengan iringan doa dan tangis jutaan orang yang merasa kehilangan. Melihat kepergian Gus Dur saya jadi menilai bahwa beliau benar-benar tokoh dunia yang sangat sukses dalam hidupnya. Selamat jalan Gus, Gitu aja Kok Repot !



Cicak Vs Buaya

Dagelan hukum terjadi di negeri ini. Awalanya sangat antusias sekali saya mengikuti beritanya. Namun semakin hari, semakin bingung mana yang benar dan mana yang salah. Semua ahli dan tokoh nasional angkat bicara. Dari Profesor yang mengeluarkan dalil-dalil keilmuannya hingga tukang ojek yang berkomentar seenak udelnya. Semuanya punya pendapat yang katanya paling benar. Bukti-bukti di diungkapkan, alibi dibuat dan saksi-saksi berbicara. Tetapi semuanya malah bikin bingung. Tidak tanggung-tanggung, Ayah yang tiap hari di rumah, ikut berkomentar dan berpendapat dengan emosional. Jejaring Sosial ikut-ikutan mendukung dan menghujat masiang-masing pihak. Alhamdulillah dari sekian banyak grup pendukung dan forum kepedulian yang meng-invite saya tak satupun yang saya ikuti. Saya sudah apatis. Kebenaran hanya Tuhan yang punya dan keadilan sejati akan muncul kelak dalam pengadilan akhirat. Tak sabar saya ingin melihat langsung prosesnya nanti.



Prita Mulyasari

Salut dan respek saya untuk Ibu yang satu ini. Sendirian ia melawan ketidakadilan yang menimpanya. Dengan tabah dijalani semua proses hukum yang menyudutkannya. Hingga berbalik ketika berbondong-bondong rakyat mendukungnya. Jutaan simpatisan bergerak melalui berbagai jejaring sosial. Jutaan koin terkumpul atas nama kemanusiaan dan keadilan. Semua itu hanya digerakan karena hati nurani untuk membela yang tertindas. Benar-benar lebih dahsyat dari demo mahasiswa. Karena ini dengan hati, dengan perasaan dan ini digerakan tanpa pamrih apapun. Inilah gerakan koin peduli Prita yang awalnya karena curahan hati seorang yang bernama Prita Mulyasari.

Keyakinan dan Optimis

Dari dalam angkot saya melihat seorang bapak yang sudah tua berdiri di pinggir jalan sambil menunggui tiga buah karung besar berisi daun-daun pepaya. Bapak tua tersebut tampak lelah, dengan topi haji di kepalanya dan sebuah tas disampirkan dibahunya. Walau terlihat lelah namun tampak terlihat segurat senyum diwajah keriputnya. Ingi rasanya turun dari kendaraan angkutan umum yang saya tumpangi tersebut untuk sekedar cium tangan dan ngobrol dengannya.

Inilah gambaran sesungguhnya dari sebuah kehidupan. Bagaimana kehidupan harus tetap dijalani dengan keyakinan dan rasa optimis. Saya membayangkan raut wajah Ayah yang sudah senja namun masih tetap mau bekerja demi harga dirinya. Sudahlah Ayah dan Ibu jangan ngapa-ngapain, begitu sering saya mengucapkan agar mereka berdua bisa istirahat dan menikmati masa tuanya dengan tenang tanpa lelah bekerja. Namun Ayah tetap bandel, tidak mau dia menggantungkan seluruh hidupnya dari uang pemberian anak-anaknya. Ayah masih kuat, lagipula sekalian olahraga, nanti kalau diam tidak kerja apa-apa malahan badan Ayah tambah loyo dan sering sakit-sakitan. Itulah dalihnya untuk menjawab kekhawatiran kami anak-anaknya. Dari dalam bathin ini saya sangat tahu persis apa yang ada dibenak Ayah. Beliau adalah Ayah saya seumur hidup ini, jadi sudah tahu sekali kira-kira apa yang ada di fikirannya.

Ayah saya seorang lelaki yang penuh tanggung jawab. Selama istrinya, Ibu saya, masih setia mendampinginya di dunia ini beliau akan menunaikan tanggung jawabnya sebagai seorang suami memberikan nafkah. Sebuah pelajaran berharga bagi kami anaknya yang laki-laki untuk jangan gampang menyerah. Sesungguhnya rasa tanggung jawab yang dicontohkan menjadi pelita dan penerang jalan untuk kami selalu berusaha dan selalu optimis menjalani hidup. Pernah katanya, mengutip sebuah hadis, jika kamu tahu besok hari akan datang hari kiamat, sementara di tanganmu ada sebutir biji kurma untuk ditanam, maka tanamlah sebutir biji kurma tersebut. Pernah beliau bercerita, ketika kecil kakeknya menanam beberapa pohon sawo. Zaman dahulu di daerah kami pohon sawo merupakan tanaman yang banyak ditanam warga. Pohon sawo yang sekarang ditempat kami sudah jarang ditemui tersebut butuh waktu belasan tahun untuk dapat berbuah dan menghasilkan. Ketika Ayahku menanyakannya kepada Kakek, jawabannya sama, bahwa pohon ini bukan untuk dirinya tetapi untuk anak cucunya kelak. Inilah hidup yang harus dijalani dengan keyakinan dan optimisme. Demikianlah, Semoga menjadi pelajaran menghadapi tahun baru ini.


Cibinong, 05 Januari 2010

Sunday, November 1, 2009

Thukul

Yang satu ini bukannya Thukul Arwana atau Reynaldi yang di acara talkshow Bukan Empat Mata. Bukan juga Wiji Thukul yang seniman. Thukul yang ini adalah seorang petani yang tinggalnya di gunung. Jauh dari hiruk pikuk dunia selebritis dan gemerlapnya Jakarta. Hanya seorang petani.

Entah bagaimana ceritanya dipanggil Thukul kita semua juga tidak tahu. Nama sebenarnya sangat bagus, Khoiri. Khoir dalam bahasa Arab artinya baik. Mudah-mudahan seperti harapan kedua orangtuanya, selalu berbuat baik.

Masa kecilnya dilaluinya di sebuah desa di Jawa Tengah. Walaupun namanya berarti baik ternyata Thukul alias Khoiri pernah menjadi momok bagi anak-anak di desanya karena kenakalannya. Nakalnya memang hanya sebatas nakalnya anak desa yang sering berkelahi. Namun kenakalannya disebabkan karena hidupnya yang pas-pasan. Menurutnya, hanya untuk dapat jajan. Tetapi itupun tidak dengan mencuri. Biasanya ia meminta uang dari teman-temannya yang berlebihan uang jajan. Jika tidak diberi maka akan terjadi perkelahian.
Kenakalannya inipun hanya terjadi di luar rumahnya. Jika berada di rumah, Thukul adalah anak yang patuh dan rajin membantu kedua orangtuanya. Setiap hari selalu membantu kedua orangtuanya bertani. Bapaknya adalah seorang petani yang bekerja keras demi keluarganya. Temperamen bapaknya yang keras membuatnya menjadi orang yang tangguh dalam bekerja. Hingga pada suatu hari kenakalan Thukul di luar terdengar ke telinga bapaknya. Akibatnya dalam usia yang masih muda Thukul diusir oleh Bapaknya. Sementara ibunya tidak dapat berbuat apa-apa. Akhirnya Thukul remaja pergi meninggalkan keluarganya.

Pengembaraan Thukul meninggalkan keluarganya ketika usianya masih 12 tahun. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya ia bekerja menjadi buruh di sebuah pabrik kerupuk di kotanya. Awalnya hanya membantu pekerjaan ringan. Setelah beberapa bulan bekerja akhirnya ia mulai ditugaskan menggoreng kerupuk. Pekerjaan yang berat dan penuh resiko untuk anak seusianya. Namun baginya tidak ada pilihan lain demi sesuap nasi. Tanpa terasa sudah dua tahun Thukul pergi meninggalkan keluarganya. Kepergiannya menjalani hidup menjadi buruh pabrik kerupuk tanpa sepengetahuan keluarganya. Kakak-kakaknya sudah menikah dan tinggal di Jakarta. Ketika mereka pulang kampung dan tidak mendapatkan adiknya mereka sibuk mencari keberadaanya. Sementara Bapaknya tetap keras pada pendiriannya.

Akhir petualangan Thukul muda berakhir dengan pertemuan tidak sengaja dengan salah seorang tetangga kampungnya. Informasi keberadaan Thukul akhirnya diketahui pihak keluarga. Atas permintaan ibunda tercinta akhirnya Thukul luluh dan mau kembali pulang.

Kepulangan Thukul ke rumah tidak bertahan lama. Mungkin karena sudah terbiasa mandiri akhirnya Thukul kembali pergi meninggalkan rumah. Bedanya kali ini kepergiannya atas izin kedua orangtua. Ia pergi bersama kakaknya bertransmigrasi ke Sumatra. Sebagai seorang transmigran mereka mendapatkan rumah dan lahan untuk dikelola. Kehidupan sebagai transmigran menurutnya sangat menyedihkan. Apalagi untuk pemula seperti ia dan kakaknya. Pekerjaan awalnya adalah membuka lahan seluas 3 hektar miliknya. Komoditas yang ditanampun sudah ditentukan yaitu kelapa sawit. Untuk dapat menikmati hasil panennya mereka harus menunggu selama kurang lebih lima tahun. Sementara untuk menutupi kebutuhan sehari-hari mereka harus berkebun sayuran. Kebutuhan hidup hanya pas untuk makan saja. Selebihnya mereka harus berusaha keluar masuk hutan untuk mencari sesuatu yang dapat dijualnya. Mencari rotan dan mencari pohon sagu salah satunya. Jika sudah mencari rotan mereka harus pergi ke dalam hutan selama sebulan. Selama mencari rotan keluar masuk hutan mereka hanya berbekal garam dan sekarung beras. Untuk lauknya mereka mengandalkannya dengan cara berburu binatang hutan. Menjerat binatang seperti kelinci dan burung adalah cara yang paling mudah. Bahkan mereka pernah beruntung menemukan kijang sisa buruan harimau. Untungnya masih segar dan layak dimakan. Banyak pengalaman menarik yang dijumpainya selama pergi ke hutan mencari rotan. Bertemu harimau sumatra, dikejar beruang, atau dikeroyok sekawanan beruk. Untungnya selama ini mereka selamat dan tak pernah terluka. Karena menurut cerita penduduk setempat, serangan harimau gajah beruang bahkan lebah hutan bisa sangat membahayakan.

Kehidupan yang keras di hutan membuatnya tegar. Kegiatannya bertani membuat pengetahuannya bertambah. Menanam kelapa sawit, kopi, dan sayur-sayuran pernah dijalaninya. Cara menjerat rusa, babi hutan, burung juga pernah dilakukannya. Cara menghadapi serangan beruk, beruang, dan hewan buas ia tahu. Benar-benar menarik jika dia bercerita pengalamanny selama menjadi transmigran.

Karena suatu hal Thukul kembali ke Jawa. Atas ajakan saudaranya akhirnya ia bisa masuk bekerja di kantor. Pekerjaanya adalah menjadi cleaning service merangkap office boy. Sebagai karyawan kantoran di Jakarta sempat membuatnya nyaman. Uang mudah diperolehnya tanpa resiko diterkam harimau.

Namun rasa nyaman dengan penghasilan yang lumayan tidak membuatnya betah. Mungkin karena biaya hidup yang tinggi dan lika-liku kehidupan Jakarta yang keras membuatnya berubah fikiran. Ternyata hutan Sumatra masih lebih menarik daripada belantara Jakarta.

Ketika kami menawarinya untuk mengelola lahan milik bersama serta merta dia langsung menyanggupinya. Padahal penghasilannya jauh lebih rendah. Di lokasi lahan kami juga masih sepi. Tetangga terdekatnya berjarak 3 km. Rumahnya pun hanya dari kayu dan bambu tanpa listrik. Namun jiwa petualangan dan jiwa petani yang bebas membuatnya menerima tawaran kami. Akhirnya jadilah Thukul sekarang tinggal bersama keluarganya di atas sebuah di Jonggol.

Kemarin dia berkunjung ke kantor karena suatu urusan. Badannya hitam legam terbakar matahari. Lebih sehat dari kami semuanya. Tampak sangat menikmati perannya kembali menjadi petani. Sederhana namun memiliki kebebasan.

Wednesday, October 28, 2009

Aki Pindah Rumah


Pesan kalau almarhum Aki Rois minta dipindahkan lokasi makamnya diperoleh melalui proses kerasukan adik saya. Waktu itu Amel, adik bungsu, mengeluh tidak enak badan dan minta dikerokin oleh Ibu. Ketika Ibu mulai proses mengerok tiba-tiba Amel mulai meracau dalam bahasa sunda. Padahal kami sekeluarga tahu kalau Amel tidak bisa berbahasa sunda. Ibuku dipanggilnya dengan sebutan ‘Neng’. Dalam keadaan tidak sadar tersebut Amel yang katanya kemasukan Aki, almarhum orang tua Ibu, minta kepada Ibuku sebagai anaknya untuk meminta agar rumahnya dipindahkan. Katanya rumahnya sudah mau rubuh. Aki juga mengatakan, melalui perantaraan Amel kalau anak-anaknya yang di kampung sudah diberitahu. Bahkan Aki mengabari bahwa salah seorang kakak Ibuku sedang sakit. Setelah memberitahukan pesannya akhirnya Aki pergi meninggalkan tubuh Amel.


Berikutnya sekitar bulan Juni saya dapat kabar mengenai pesan dari Aki tersebut. Kebetulan minggu berikutnya kami ada acara ke kampung untuk menghadiri pesta pernikahan seorang keponakan. Ibu memberitahukan kepada saudara-saudaranya kandungnya mengenai pesan Aki yang disampaikan lewat Amel. Ternyata pesan ini juga telah sampai melalui mimpi anaknya yang lain dan melalui komunikasi dengan sepupu saya. Akhirnya mereka semua sepakat untuk memindahkan makam Aki ke lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU).


Lokasi makam Aki sebelumnya hanya sendirian di tanah yang sebelumnya merupakan pekarangan rumah. Aki meninggal pada tahun 1944, jadi sudah hampir 65 tahun yang lalu. Ketika Aki meninggal dunia Ibuku yang merupakan anak bungsunya baru berusia 40 hari. Aki meninggal pada malam hari dan kondisi waktu itu hujan lebat. Karena waktu itu jaman susah dan penduduk kampung juga masih sedikit akhirnya Aki di makamkan di pekarangan rumahnya. Begitulah bagaimana suasana ketika Aki meninggal dulu. Bahkan Ibuku tidak bisa mengingat kejadian dan wajah orang tuanya,


Hari Sabtu kemarin, 03 Oktober 2009, kami berangkat kembali ke kampung di daerah Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Kebetulan momennya pas dengan perayaan Idul Fitri jadi sekalian bersilaturahmi dengan saudara yang ada di sana. Proses pemindahan sempat terhambat karena ada salah seorang ustadz di sana yang tidak berani memimpin prosesi pemindahan makam. Mereka masih percaya dan takut akan ‘mati akal’ apabila membantu memindahkan kuburan. Ada-ada saja kepercayaan orang di kampung. Saya sempat mengatakan jika tidak ada yang mau memindahkan, biar kami saja cucunya yang memindahkannya. Alhamdulillah, akhirnya dari 5 orang ustadz yang awalnya diminta membantu ada 3 orang yang bersedia.


Lokasi makam terletak di sebuah kebun yang tanahnya agak tinggi dari tanah disekitarnya. Bahkan di bagian belakang terdapat tebing yang curam yang berbatasan dengan sungai kecil. Wajar saja Aki mengatakan kalau rumahnya sudah mau rubuh, mungkin maksudnya makam tersebut rawan sekali longsor karena musim hujan. Di depan kebun tempat Aki dimakamkan terbentang petak-petak sawah yang sedang ditanami padi dan kebun palawija. Sungguh tempat yang sangat menarik ketika rumah di atasnya masih berdiri. Sekarang di lokasi tersebut rumah Aki sudah tidak ada lagi.


Proses penggalian makam terbilang lancar karena tanahnya gembur walaupun di lokasi tersebut banyak mengandung cadas. Sebelumnya kami khawatir tidak akan menemukan tulang belulangnya karena usia makam tersebut juga sudah dangat lama. Namun setelah menggali sedalam 1,5 meter akhirnya kami menemukan tengkorak kepala dan beberapa bagian tulang yang masih utuh. Penggalian dan pengangkatan tulang-belulang semuanya dilakukan oleh cucu beliau termasuk saya dan adik-adik.


Setelah semuanya terkumpul dan dinyatakan lengkap oleh sesepuh di sana maka selesailah proses penggalian makam. Proses berikut adalah kami mengkafani dan melakukan sholat jenazah kemudian memakamkan kembali di tempat yang baru. Sekitar jam 11.00 siang barulah semuanya selesai dan kami menjadi lega.


Banyak pelajaran yang dapat kami ambil dari proses tersebut. Diantaranya adalah dengan mengingat kematian. Dengan mengingat mati maka segala amal perbuatan kita di dunia akan menjadi lebih berarti. Pelajaran berikutnya adalah bagaimana kita menunjukkan bagaimana rasa hormat dan bakti kita kepada orang tua, baik yang masih hidup ataupun yang sudah tiada. Kemudian pelajaran mengenai adab kita terhadap orang yang sudah meninggal. Mudah-mudahan semua ini ada hikmahnya dan menjadi pelajaran bagi kami anak cucunya. Semoga amal ibadah kedua orang tua kami diterima oleh Allah SWT. Amin.

Tuesday, October 27, 2009

Universalitas Musik

Sambil santai dengan segelas teh manis hangat, saya terbuai dengan lagu Jawa berjudul Terminal Tirtonadi ciptaan Didi Kempot versi Bossanova. Entah siapa yang menyanyikannya, namun mampu menghanyutkan perasaan ini. Inilah dahsyatnya sebuah lagu seharusnya. Saya yang tidak paham bahasa Jawa sekalipun mampu dibuat terbuai oleh sebuah lagu. Tanpa terasa sudah berulang kali lagu ini saya putar.

Karena lagu yang bagus menurut saya adalah lagu yang mampu mengguggah perasaan setiap pendengarnya. Kekuatan syair dan paduan musik yang tepat dapat mengajak setiap pendengarnya untuk mengingat sebuah drama. Meskipun drama itu belum pernah dialaminya atau hanya ada dalam khayalannya. Syair yang tersusun dalam kalimat sederhana akan menguatkan perasaan akan drama tersebut.

Saya mencoba mendengarkan lagu ini dalam versi aslinya campursari dan memang hasilnya sama saja. Memikat. Inilah hebatnya sebuah karya seni. Setiap orang yang mendengarnya akan dibuat terpesona dengan keindahannya. Ia akan berbicara dengan siapa saja tanpa memandang status sosial, latar belakang budaya, agama, usia bahkan zaman. Saya akan menyebut ini universalitas sebuah musik. Bravo musik Indonesia.

Berikut syair lagu tersebut :

Terminal Tirtonadi
oleh: Didi Kempot

Nalikane ing tirtonadi
Ngenteni tekane bis wayah wengi
Tanganmu tak kanthi
Kowe ngucap janji
Lungo mesti bali

Rasane ngitung nganti lali
Wis pirang taun anggonku ngenteni
Ngenteni sliramu
Neng kene tak tunggu
Nganti saelingmu

Moso rendeng wis ganti ketigo
Opo kowe ra kroso
Nek kowe esih eling lan tresno
Kudune kowe kroso

Nalikane ing tirtonadi
Ngenteni tekane bis wayah wengi
Tanganmu tak kanthi
Kowe ngucap janji
Lungo mesti bali

Wis suwe3x
Kangen sing tak rasakke
Rasane3x
Rasane koyo ngene
Neng kene3x
Aku ngenteni kowe
Aku kangen
Kangenku mung kanggo kowe

Rasane ngitung nganti lali
Wis pirang taun anggonku ngenteni
Ngenteni sliramu
Neng kene tak tunggu
Nganti saelingmu

Wis suwe3x
Kangen sing tak rasakke
Rasane3x
Rasane koyo ngene
Neng kene3x
Aku ngenteni kowe
Aku kangen
Kangenku mung kanggo kowe

Tuesday, October 6, 2009

Jalan Hidup Yang Tak Sama

Cibinong, 06 Oktober 2009


Kehidupan setiap manusia, menurut saya, adalah misteri bagi yang lainnya. Itu menurut saya. Bagaimana tidak ? setiap jalan hidup yang ditempuh masing-masing orang akan berbeda satu dengan lainnya. Mungkin inilah mengapa Allah SWT melengkapi ciptaan Nya dengan akal dan nafsu. Disatu sisi kita memiliki ukuran dan disisi lain kita dapat dibutakan. Saya sendiri masih penasaran tentang jalan cerita kehidupan diri ini. Akan seperti apa nantinya. Pastinya saya selalu berdoa agar diberikan akhir yang baik.

Seorang teman malam ini datang menceritakan kisah yang menurut saya hanya ada di sinetron. Bahkan jika dibuat sinetron pun akan mengundang kontrovesial. Saya tidak dapat menceritakan detailnya namun saya masih terus memikirkan bagaimana sampai hal tersebut bisa terjadi.

Kehidupan kami dalam berkeluarga Alhamdulillah lancar-lancar saja. Jika ada masalah yang besar saya selalu yakin bahwa masalah tersebut suatu saat akan selesai dan pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Biasanya selalu seperti itu. Allah Yang Maha Agung pasti akan memberikan jalan keluar kepada setiap hamba Nya. Hanya jalan keluar itu yang kadang tak dapat kita temukan. Oleh karenanya kita perlu nasihat atau pendapat orang lain.

Jalan keluar ini saya menyebutnya rumus. Kita pernah mendengar kata-kata, bahwa semua penyelesaian masalah harus menggunakan rumus yang tepat. Hasilnya adalah pengetahuan dan pengalaman, itu yang saya bilang sebagai hikmah atas suatu kejadian. Masalahnya sebagian dari kita awam masalah ini, termasuk juga saya.

Sebagai seorang muslim yang masih awam dan bodoh saya jadi diingatkan kembali tentang definisi dari kata Islam. Karena asal kata Islam berarti selamat, maksudnya adalah jika kita masuk dalam agama ini kita dijamin akan selamat. Selamat di dunia dan di akhirat tentunya. Ketika Rasulullah Muhammad SAW menyelesaikan tugas kerasulannya beliau berpesan kepada umatnya untuk kembali kepada Alquran dan Sunahnya. Itu jika kita mau selamat. Kalau tidak mau ? terserah masing-masing. Karena kekuasaan Allah SWT tidak akan berkurang sedikitpun walau sebagian besar dari kita ingkar kepada Nya.

Itulah perlunya akal yang diberikan Allah SWT kepada kita. Sebagai alat untuk berpikir dan mengukur segala perbuatan kita. Sebagai alat saja tentunya, karena pedoman atau rumusnya ada dalam Alquran dan hadist. Luar biasa pelajaran malam ini. Karena jalan hidup kita yang tak sama, Alquran akan memandu kita memecahkan segala permasalahan yang terjadi. Memang saya sendiripun hanya bisa membacanya saja tapi belum bisa mengkaji lebih dalam bahkan mengamalkannya secara sempurna. Oleh karena itu kita perlu bantuan guru, ustadz dan ulama untuk membantunya. Yakinlah bahwa Allah SWT tidak akan melimpahkan beban yang berat diluar kemampuan hamba Nya. Namun jangan khawatir rumus dan jawaban dari setiap masalah kita sudah tersedia.

Allahumma Laa shla illa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlan

[Ya Allah, tiada yang mudah selain yang Kau mudahkan dan Engkau jadikan kesusahan itu mudah jika Engkau menghendakinya jadi mudah –HR Ibnu Hibban]

Monday, October 5, 2009

Jangan Memaki Anakmu

Cibinong, 02 Oktober 2009


Kadang kita kesal dan marah dengan kelakuan anak-anak sendiri. Kemarahan terhadap anak bisa saja terlampiaskan dengan hukuman fisik. Namun ada lagi sebagian orang tua yang memaki anak-anaknya dengan ucapan kasar dan tidak pantas. Ibuku mengajarkan, jangan sekali-kali memarahi anak-anak dengan kata-kata kasar. Maklum orang Betawi, sering terdengar anaknya sendiri di marahi dengan kata-kata, dasar bodoh !, mampus luh !, anggota kebun binatang, syaitan dan teman-temanya, bahkan ungkapan penyesalan karena telah melahirkan anak yang dimarahinya.
Astaghfirullah !

Hindarilah ungkapan kasar kepada anak-anak. Bagaimanapun juga kita adalah orang tuanya yang memiliki tanggung jawab dunia dan akhirat bagi anak-anak kita. Takutlah kalau ungkapan kemarahan kita akan menjadi doa dari orang tua kepada anaknya. Banyak sekali contoh yang dapat kita saksikan dalam kehidupan orang-orang yang kita kenal. Ada seorang bapak yang hidupnya susah. Setiap usaha selalu gagal, kerjapun tidak pernah beres. Akhirnya hidupnya seperti tidak berguna sementara ia memiliki tanggung jawab terhadap keluarga. Setelah ditelusuri rupanya ketika kecil dulu ibunya selalu memakinya dengan kata-kata “Mampus aja luh !”. Untuk setiap kenakalan yang diperbuat makian tersebut seperti sudah menjadi makanannya. Akhirnya, bukan raganya yang mati tapi akalnya yang mati.
Naudzubillahi min zaalik !

Sementara ada seorang teman yang masa kecilnya sangat bandel. Namun dengan kesabaran dan nasihat orang tua yang tidak pernah putus, ketika dewasa ia menjadi seorang anak yang baik dan berbakti kepada orang tuanya. Saya pernah mendengar dari speaker saat pengajian ibu-ibu, kalau anak kita berbuat nakal, tegurlah dengan kata-kata yang halus, “Aduh anak soleh, bageur (baik), pinter... jangan begitu lagi ya...”.
Subhanallah !


Untuk ibuku dan istriku.

Friday, October 2, 2009

Orang Bodoh yang Sok Pinter


Sekarang banyak sekali orang bodoh yang sok pinter. Punya sedikit ilmu tapi gaya-gayaan ikut berbicara dan memberikan pendapatnya di depan publik. Padahal bukan kapasitas dan bidangnya untuk memberikan pendapat. Hal seperti ini biasanya hanya akan memperkeruh suasana dan membuat resah masyarakat. Mungkin saya juga termasuk di dalamnya. Sebenarnya ada trik atau cara agar kita bisa terlihat lebih cerdas. Dengan keterbatasan kemampuan yang ada, namun ingin terlihat cerdas. Bagaimana caranya ? sebenarnya untuk terlihat cerdas (walaupun sebenarnya bodoh) caranya gampang sekali. Jadilah pendengar yang baik. Syarat utama untuk menjadi pendengar yang baik juga gampang, anda tidak tuli. Karena kalau anda tuli alias budeg atau bolot, gugurlah syarat lain untuk menjadi pendengar yang baik.

Menjadi pendengar yang baik sebenarnya mudah saja (asal syarat tidak tuli seperti di atas terpenuhi), pertama anda jangan ngantukan. Makanya jika anda ingin berdiskusi atau membicarakan sesuatu hal, jangan lupa sediakan kopi dan rokok (jika anda perokok). Dijamin selama diskusi atau komunikasi berlangsung anda tidak akan tertidur. Karena dalam ilmu komunikasi, syarat komunikasi yang efektif adalah adanya informasi yang ingin disampaikan, ada komunikator (orang yang menyampaikan informasi) dan ada komunikan (orang yang menerima informasi). Jadi jika informasi sudah ada, komunikatornya sudah siap, tapi komunikannya tertidur repot jadinya. Istilah anak sekarang “Ngomong sama ember”.

Syarat kedua menjadi pendengar yang baik adalah anda mengerti secara verbal apa yang disampaikan oleh teman bicara anda. Hal ini sangat penting karena informasi yang disampaikan bisa salah tangkap dan akibatnya bisa fatal. Misalnya, orang Sunda minta diambilkan tang kepada temannya orang dari Jawa. Mas, tolong cokot Tang nya” Orang Sunda berbicara dengan bahasa Sunda sementara orang Jawa tidak mengerti bahasa Sunda. Akibatnya mereka bisa berkelahi, karena orang Jawa akan merasa tersinggung kepada rekannya yang dari Sunda. Contoh lain anda berbicara dengan klien dari Amerika sementara anda tidak mengerti berbahasa Inggris. Jadi syarat menjadi pendengar yang baik adalah jika kedua belah pihak mengerti secara verbal apa yang diucapkan oleh lawan bicaranya.

Syarat ketiga adalah anda harus menunjukkan empati anda terhadap lawan bicara. Jangan cuek atau selengean, bisa-bisa anda ditingal pergi oleh teman bicara anda. Masih untung kalau hanya ditingal pergi, bisa-bisa anda ditajong (bahasa Sunda). Memberikan empati kepada lawan bicara anda adalah dengan cara menunjukkan rasa ketertarikan terhadap topik yang dibicarakan. Bahkan jika perlu anda dapat menunjukkan rasa kepedulian terhadap masalah (jika sedang curhat) yang dibicarakan lawan bicara. Dengan menunjukan sikap empati otomatis lawan bicara anda akan merasa senang. Secara psikologis ia akan memberikan informasi yang lengkap dan akurat. Bagi anda yang menerima informasi otomatis juga akan berpengaruh, fikiran anda akan terbuka untuk menerima informasi. Kesalahan utama yang menyebabkan informasi tidak bisa diterima adalah kebanyakan orang yang menerima informasi menutup diri dan hatinya untuk menerima informasi yang akan disampaikan. Akibatnya akan muncul salah paham dan komunikasi menjadi tidak efektif. Terjadi debat kusir yang tidak jelas ujung pangkalnya. Informasinya A tapi yang ditanyakan Z, nggak nyambung. Jaka Sembung bawa Golok, Nggak nyambung g****k.

Untuk menjadi pendengar yang baik selain ketiga syarat di atas adalah anda jangan takut bertanya atau memberi saran (pendapat). Tanyakan sesuatu yang anda tidak mengerti dari topik yang dibicarakan. Ini juga terkait dengan syarat ketiga, berempati terhadap lawan bicara. Tapi jangan bertanya yang tidak ada hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Jangan teman anda bercerita masalah politik anda malah bertanya tentang bagaimana kabar pacarnya atau sekolahnya. Ujung-ujungnya jadi ngerumpi yang tidak jelas.

Jika anda sudah menerima informasi yang disampaikan oleh lawan bicara secara lengkap dan jelas, serta mengerti permasalahan yang dibicarakan, jangan segan-segan untuk memberikan saran atau pendapat anda secara pribadi. Pendapat pribadi adalah murni dari diri anda setelah menilai informasi yang disampaikan. Kalimat yang tepat untuk ini adalah, “Kalau menurut pendapat pribadi saya.........” atau “Saran saya secara pribadi adalah...”. Jangan anda mengkonfrontir (diadu, maksudnya seperti inilah) dengan pendapat orang lain. Jika anda menyampaikan pendapat orang lain, respon dari lawan bicara anda akan berbeda. Misalnya, “Menurut pendapat Bapak Anu, seperti ini .....” atau “Saran dari Bapak itu katanya begini.....”, apalagi hindari kalimat “Kata Si A begini.... kata Si B begini ....”. Hasilnya akan seperti di atas tadi, akan terjadi debat kusir atau malah jadi ngerumpi membicarakan orang lain.

Jika syarat menjadi pendengar yang baik sudah terpenuhi maka anda akan memperoleh informasi yang utuh, informasi yang lengkap. Bertanya dan memberikan saran adalah pelengkap agar komunikasi menjadi menarik dan membosankan. Jika komunikasi sudah dibangun atas kondisi seperti itu maka anda akan mengerti dan terlihat lebih pintar.

Bagi orang bodoh seperti saya ini, agar bisa terlihat lebih pintar sedikit adalah dengan cara menjadi pendengar yang baik. Jangan coba-coba anda mengemukakan pendapat anda tanpa anda mengerti masalah yang dibicarakan sebelumnya. Jika anda lakukan artinya anda sedang menunjukkan kebodohan anda dihadapan lawan bicara anda atau di depan publik. Hati-hatilah karena ada istilah, mulutmu harimaumu.

Jakarta, 07 September 2009

Orang Sok Pinter Menulis

Tuesday, September 1, 2009

Dzikir Asmaul Husna Setelah Sholat

Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat. Cara membersihkannya adalah dengan mengingat Allah [dzikrullah] ”

“ Qalbu berkarat karena dua hal yaitu lalai dan dosa. Dan pembersihnyapun dengan dua hal yaitu istighfar dan dzikrullah” [HR.Ibnu Ab’id dun ya Al-Baihaqi]

“[yaitu] Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan dzikir hati menjadi tentram.” [Ar-Ra’d : 28]

“ Karena itu ingatlah kepadaKu, niscaya Aku akan ingat kepadamu.. [Al-Baqarah : 152] “Maka apabila kamu telah selesai shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri,duduk dan di kala berbaring.”[An-Nisa:103]

“Katakanlah olehmu,” Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kalian seru, Dia mempunyai Al-Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik).. [Al-Isra : 110]

Berbekallah untuk hari yang sudah pasti. Sesungguhnya kematian adalah muaranya manusia. Relakah dirimu menyertai segolongan orang.. Mereka membawa bekal sedang tanganmu hampa?


Dzikir Asmaul Husna Setelah Sholat


سُوۡرَةُ الفَاتِحَة

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (١)
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٢) ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (٣) مَـٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ (٤) إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ (٥) ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٲطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ (٦) صِرَٲطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ (٧)


AL FATEHAH

BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM.

ALHAMDULILLAAHI ROBBIL `ALAMIIN.

ARROHMAANIRROHIIM.

MALIKI YAUMIDDIIN.

IYYAAKA NA`BUDU WA IYYAKA NASTAI`IN.

IHDINASSHIROOTHOL MUSTAQIIM.

SHIROOTHOL LADZIINA AN `AMTA `ALAIHIM GHOIRIL MAGHDZUUBI `ALAIHIM WALADDHOOLLIIN.

AAMIIN.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian seluruh alam.

Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang.

Pemilik hari pembalasan.

Hanya kepada Engkaulah kami menyembahdan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

Tunjukilah kami jalan yang lurus yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat bukan jalannya mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat.


YAA ILAHI ANTA MAQSUDIWA RIDHOKA MATHLUBI A’TINI MAHABBATAKA WA BIQURBI WA BI NAFSIK WA BIMA’RIFATIKBIROHMATIKA YAA AR HAMAR ROHIMIIN.

Ya Allah hanya Engkau yang aku tuju....

akan kupersembahkan jiwa ragaku, hidup matiku untuk beribadat padaMu.

Hanya ridhoMulah yang aku nanti, aku rela lahir dan batin untuk mencari ridhoMu,

Hanya kedekatanMulah yang aku nantikan.


ASTAGHFIRULLAHALAZHIM .. [ISTIGHFARKAN AKAL KITA>>baca dalam hati] ASTAGHFIRULLAHALAZHIM .. [ISTIGHFARKAN HATI KITA>>baca dalam hati] ASTAGHFIRULLAHALAZHIM .. [ISTIGHFARKAN RAGA KITA>>baca dalam hati]


SUBHANALLAHI WALHAMDU LILLAHI WALA ILAHA ILLALLAHU WALLAHU AKBAR [baca 3x]

Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah,tiada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.


LAA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ALIYYIL AZHIM

Tiada daya dan upaya kecuali milik Allah Yang Maha Agung


HASBIYAALLAH WA NI’MAL WAKIL NI’MAL MAULA WA NI’MAN NAZHIR

Cukuplah Allah menjadi penolong bagiku dan Dia sebaik-baik penolong


LAA ILAHA ILLALLAH 7X MUHAMMADUR RASULULLAH 1x

Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah