Showing posts with label Hikmah. Show all posts
Showing posts with label Hikmah. Show all posts

Wednesday, January 6, 2010

Keyakinan dan Optimis

Dari dalam angkot saya melihat seorang bapak yang sudah tua berdiri di pinggir jalan sambil menunggui tiga buah karung besar berisi daun-daun pepaya. Bapak tua tersebut tampak lelah, dengan topi haji di kepalanya dan sebuah tas disampirkan dibahunya. Walau terlihat lelah namun tampak terlihat segurat senyum diwajah keriputnya. Ingi rasanya turun dari kendaraan angkutan umum yang saya tumpangi tersebut untuk sekedar cium tangan dan ngobrol dengannya.

Inilah gambaran sesungguhnya dari sebuah kehidupan. Bagaimana kehidupan harus tetap dijalani dengan keyakinan dan rasa optimis. Saya membayangkan raut wajah Ayah yang sudah senja namun masih tetap mau bekerja demi harga dirinya. Sudahlah Ayah dan Ibu jangan ngapa-ngapain, begitu sering saya mengucapkan agar mereka berdua bisa istirahat dan menikmati masa tuanya dengan tenang tanpa lelah bekerja. Namun Ayah tetap bandel, tidak mau dia menggantungkan seluruh hidupnya dari uang pemberian anak-anaknya. Ayah masih kuat, lagipula sekalian olahraga, nanti kalau diam tidak kerja apa-apa malahan badan Ayah tambah loyo dan sering sakit-sakitan. Itulah dalihnya untuk menjawab kekhawatiran kami anak-anaknya. Dari dalam bathin ini saya sangat tahu persis apa yang ada dibenak Ayah. Beliau adalah Ayah saya seumur hidup ini, jadi sudah tahu sekali kira-kira apa yang ada di fikirannya.

Ayah saya seorang lelaki yang penuh tanggung jawab. Selama istrinya, Ibu saya, masih setia mendampinginya di dunia ini beliau akan menunaikan tanggung jawabnya sebagai seorang suami memberikan nafkah. Sebuah pelajaran berharga bagi kami anaknya yang laki-laki untuk jangan gampang menyerah. Sesungguhnya rasa tanggung jawab yang dicontohkan menjadi pelita dan penerang jalan untuk kami selalu berusaha dan selalu optimis menjalani hidup. Pernah katanya, mengutip sebuah hadis, jika kamu tahu besok hari akan datang hari kiamat, sementara di tanganmu ada sebutir biji kurma untuk ditanam, maka tanamlah sebutir biji kurma tersebut. Pernah beliau bercerita, ketika kecil kakeknya menanam beberapa pohon sawo. Zaman dahulu di daerah kami pohon sawo merupakan tanaman yang banyak ditanam warga. Pohon sawo yang sekarang ditempat kami sudah jarang ditemui tersebut butuh waktu belasan tahun untuk dapat berbuah dan menghasilkan. Ketika Ayahku menanyakannya kepada Kakek, jawabannya sama, bahwa pohon ini bukan untuk dirinya tetapi untuk anak cucunya kelak. Inilah hidup yang harus dijalani dengan keyakinan dan optimisme. Demikianlah, Semoga menjadi pelajaran menghadapi tahun baru ini.


Cibinong, 05 Januari 2010

Sunday, November 29, 2009

Kebahagiaan di Hari Raya

Cibinong, Jumat 27 November 2009

Allahu Akbar....
Allahu Akbar....
Allahu Akbar....

Suara takbir bergema bersahut-sahutan. Hari ini merupakan hari bahagia buat kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Hari di mana sebagian umat yang mampu diuji keimanannya dengan menyerahkan simbol berupa hewan kurban. Semuanya bergembira, terutama kaum dhuafa yang menerima jatah daging kurban. Masjid-masjid penuh sesak, orang berdesakan mengantri pembagian jatah dari panitia. Ada yang kesal karena kepanasan, ada yang senang sambil merencanakan membuat sate nanti malam, dan ada yang pasrah saja karena belum kebagian kupon. Demikian potret umat Islam di Indonesia.

Ada teman yang mengkritik fenomena ini dengan mengatakan keserakahan kaum miskin untuk berlomba-lomba mengumpulkan jatah daging hewan kurban. Para calo daging diberitakan sedang menawar jatah daging kurban dari seorang anak yang terlihat menenteng kantong keresek. Sementara ada puluhan tukang becak yang memuati becaknya dengan kantong daging dari beberapa masjid. Macam-macam kejadian yang membuat kita terharu sedih, tertawa, marah, dan mungkin sedikit kesal dengan adegan tersebut.

Bagaimanapun mereka adalah saudara kita sesama muslim. Kemiskinan membuat mereka menjadi seperti itu. Antri di terik panas matahari dan berteriak-teriak. Jangan dimarahi, jangan dihina, dan jangan diacuhkan. Seharusnya kita yang mampu berkewajiban memuliakan mereka. Kalau tidak bisa setiap hari, yah... paling tidak satu hari ini saja.

Yang terbaik seharusnya mengantar jatah daging ke rumah-rumah mereka. Menyapa mereka di balik pintu rumahnya dengan senyum. Wah, mana sempat seperti itu mas ! kata temanku. Ini saja sudah repot !. Setahun sekali saja kenapa tidak. Toh hari ini kita semua libur bekerja. Kalau mau mendengarkan Gus Dur, Gitu aja kok Repot !

Mas Thukul telepon saya, ketika saya tanyakan apakah ditempatnya ada yang kurban. Dia bilang tidak ada sama sekali. Korban perasaan katanya sedih. Nggak enak juga mendengarnya. Sementara di Jakarta semua mendapat jatah daging kurban. Saking berlebihnya, orang mampu juga kebagian bahkan panitia tampak sibuk dengan kantong-kantong daging pilihannya. Aduh... nasibmu Khulll...!

Bagaimanapun juga, melihat kebahagiaan mereka membuat saya ikut bahagia. Tahun lalu saya dan istri memiliki kesempatan langka, sholat Idul Adha di Masjidil Haram. Inilah yang membuat kami sangat terharu. Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat Nya kepada semua umat muslim di muka bumi ini. Amin.

Tuesday, October 6, 2009

Jalan Hidup Yang Tak Sama

Cibinong, 06 Oktober 2009


Kehidupan setiap manusia, menurut saya, adalah misteri bagi yang lainnya. Itu menurut saya. Bagaimana tidak ? setiap jalan hidup yang ditempuh masing-masing orang akan berbeda satu dengan lainnya. Mungkin inilah mengapa Allah SWT melengkapi ciptaan Nya dengan akal dan nafsu. Disatu sisi kita memiliki ukuran dan disisi lain kita dapat dibutakan. Saya sendiri masih penasaran tentang jalan cerita kehidupan diri ini. Akan seperti apa nantinya. Pastinya saya selalu berdoa agar diberikan akhir yang baik.

Seorang teman malam ini datang menceritakan kisah yang menurut saya hanya ada di sinetron. Bahkan jika dibuat sinetron pun akan mengundang kontrovesial. Saya tidak dapat menceritakan detailnya namun saya masih terus memikirkan bagaimana sampai hal tersebut bisa terjadi.

Kehidupan kami dalam berkeluarga Alhamdulillah lancar-lancar saja. Jika ada masalah yang besar saya selalu yakin bahwa masalah tersebut suatu saat akan selesai dan pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Biasanya selalu seperti itu. Allah Yang Maha Agung pasti akan memberikan jalan keluar kepada setiap hamba Nya. Hanya jalan keluar itu yang kadang tak dapat kita temukan. Oleh karenanya kita perlu nasihat atau pendapat orang lain.

Jalan keluar ini saya menyebutnya rumus. Kita pernah mendengar kata-kata, bahwa semua penyelesaian masalah harus menggunakan rumus yang tepat. Hasilnya adalah pengetahuan dan pengalaman, itu yang saya bilang sebagai hikmah atas suatu kejadian. Masalahnya sebagian dari kita awam masalah ini, termasuk juga saya.

Sebagai seorang muslim yang masih awam dan bodoh saya jadi diingatkan kembali tentang definisi dari kata Islam. Karena asal kata Islam berarti selamat, maksudnya adalah jika kita masuk dalam agama ini kita dijamin akan selamat. Selamat di dunia dan di akhirat tentunya. Ketika Rasulullah Muhammad SAW menyelesaikan tugas kerasulannya beliau berpesan kepada umatnya untuk kembali kepada Alquran dan Sunahnya. Itu jika kita mau selamat. Kalau tidak mau ? terserah masing-masing. Karena kekuasaan Allah SWT tidak akan berkurang sedikitpun walau sebagian besar dari kita ingkar kepada Nya.

Itulah perlunya akal yang diberikan Allah SWT kepada kita. Sebagai alat untuk berpikir dan mengukur segala perbuatan kita. Sebagai alat saja tentunya, karena pedoman atau rumusnya ada dalam Alquran dan hadist. Luar biasa pelajaran malam ini. Karena jalan hidup kita yang tak sama, Alquran akan memandu kita memecahkan segala permasalahan yang terjadi. Memang saya sendiripun hanya bisa membacanya saja tapi belum bisa mengkaji lebih dalam bahkan mengamalkannya secara sempurna. Oleh karena itu kita perlu bantuan guru, ustadz dan ulama untuk membantunya. Yakinlah bahwa Allah SWT tidak akan melimpahkan beban yang berat diluar kemampuan hamba Nya. Namun jangan khawatir rumus dan jawaban dari setiap masalah kita sudah tersedia.

Allahumma Laa shla illa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi’ta sahlan

[Ya Allah, tiada yang mudah selain yang Kau mudahkan dan Engkau jadikan kesusahan itu mudah jika Engkau menghendakinya jadi mudah –HR Ibnu Hibban]

Tuesday, September 1, 2009

Dzikir Asmaul Husna Setelah Sholat

Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya hati itu berkarat sebagaimana besi berkarat. Cara membersihkannya adalah dengan mengingat Allah [dzikrullah] ”

“ Qalbu berkarat karena dua hal yaitu lalai dan dosa. Dan pembersihnyapun dengan dua hal yaitu istighfar dan dzikrullah” [HR.Ibnu Ab’id dun ya Al-Baihaqi]

“[yaitu] Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan dzikir hati menjadi tentram.” [Ar-Ra’d : 28]

“ Karena itu ingatlah kepadaKu, niscaya Aku akan ingat kepadamu.. [Al-Baqarah : 152] “Maka apabila kamu telah selesai shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri,duduk dan di kala berbaring.”[An-Nisa:103]

“Katakanlah olehmu,” Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kalian seru, Dia mempunyai Al-Asmaul Husna (nama-nama yang terbaik).. [Al-Isra : 110]

Berbekallah untuk hari yang sudah pasti. Sesungguhnya kematian adalah muaranya manusia. Relakah dirimu menyertai segolongan orang.. Mereka membawa bekal sedang tanganmu hampa?


Dzikir Asmaul Husna Setelah Sholat


سُوۡرَةُ الفَاتِحَة

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (١)
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (٢) ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ (٣) مَـٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ (٤) إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ (٥) ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٲطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ (٦) صِرَٲطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ (٧)


AL FATEHAH

BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM.

ALHAMDULILLAAHI ROBBIL `ALAMIIN.

ARROHMAANIRROHIIM.

MALIKI YAUMIDDIIN.

IYYAAKA NA`BUDU WA IYYAKA NASTAI`IN.

IHDINASSHIROOTHOL MUSTAQIIM.

SHIROOTHOL LADZIINA AN `AMTA `ALAIHIM GHOIRIL MAGHDZUUBI `ALAIHIM WALADDHOOLLIIN.

AAMIIN.

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian seluruh alam.

Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang.

Pemilik hari pembalasan.

Hanya kepada Engkaulah kami menyembahdan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.

Tunjukilah kami jalan yang lurus yaitu jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat bukan jalannya mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat.


YAA ILAHI ANTA MAQSUDIWA RIDHOKA MATHLUBI A’TINI MAHABBATAKA WA BIQURBI WA BI NAFSIK WA BIMA’RIFATIKBIROHMATIKA YAA AR HAMAR ROHIMIIN.

Ya Allah hanya Engkau yang aku tuju....

akan kupersembahkan jiwa ragaku, hidup matiku untuk beribadat padaMu.

Hanya ridhoMulah yang aku nanti, aku rela lahir dan batin untuk mencari ridhoMu,

Hanya kedekatanMulah yang aku nantikan.


ASTAGHFIRULLAHALAZHIM .. [ISTIGHFARKAN AKAL KITA>>baca dalam hati] ASTAGHFIRULLAHALAZHIM .. [ISTIGHFARKAN HATI KITA>>baca dalam hati] ASTAGHFIRULLAHALAZHIM .. [ISTIGHFARKAN RAGA KITA>>baca dalam hati]


SUBHANALLAHI WALHAMDU LILLAHI WALA ILAHA ILLALLAHU WALLAHU AKBAR [baca 3x]

Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah,tiada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar.


LAA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL ALIYYIL AZHIM

Tiada daya dan upaya kecuali milik Allah Yang Maha Agung


HASBIYAALLAH WA NI’MAL WAKIL NI’MAL MAULA WA NI’MAN NAZHIR

Cukuplah Allah menjadi penolong bagiku dan Dia sebaik-baik penolong


LAA ILAHA ILLALLAH 7X MUHAMMADUR RASULULLAH 1x

Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah

Tuesday, June 2, 2009

Menjadi Atasan Yang Baik

Selasa, 02 Juni 2009

Lari cepat !!! perintahnya seperti itu. Jelas, tegas, dan lugas. Dengan cepat kami berlari menuju tujuan yang sudah diberitahukan sebelumnya. Cara berlari dan bagaimana agar tidak cepat lelah juga sudah diberitahu. Bahkan rintangan di jalan yang kita lalui juga sudah diberi rambu-rambu yang dapat terlihat. Jelasnya, kami sudah mampu berlari dengan cepatnya.

Tiba-tiba pelatih kami digantikan dengan orang lain. Dia tidak ikut berlari, hanya jalan sedikit saja. Sudah itu duduk kembali. Kami diperintahkan dari jauh, jauh sekali. Hingga perintahnya tak terdengar lagi.

Sebagian pelari memperlambat laju larinya. Bahkan ada yang sudah berjalan dan akhirnya ada yang istirahat duduk-duduk di bawah sebatang pohon. Ada beberapa orang yang masih berlari dengan cepatnya tanpa melihat ke kiri dan kanan. Tiba-tiba satu dua orang terjatuh karena melihat ke belakang, ke arah pelari yang sedang berjalan dan duduk-duduk. Gubraakkk.

Mungkin seperti itulah teknik memimpin anak buah. Ada perintah yang jelas, di ajari cara berjalan dan cara berlari. Kemudian diberikan arah yang harus ditempuh dengan berbagai rambu dan larangan serta informasi akan adanya beberapa rintangan. Tapi jangan lupa, itu saja belum cukup. Kadang pelatihnya harus ikut berlari bersama, jangan hanya duduk manis atau bahkan diam membisu. Bisa hilang arah anak buah yang menerima perintah, bahkan bukan tidak mungkin akan celaka. Ikut berlari, memberi contoh dan spirit buat anak buah.

Thursday, May 28, 2009

Jalan Yang Tak Pernah Sama

Jum'at 29 Mei 2009

Pernahkah kita berpikir bahwa hari ini akan berbeda dengan hari kemarin dan hari esok akan berbeda dengan hari ini. Pernahkan kita berusaha agar hari ini lebih bermanfaat daripada hari kemarin dan hari esok akan berusaha lebih baik daripada hari ini ?.

Saya teringat pada sebuat hadist yang menceritakan ketika Rasulullah SAW melintasi sebuah kota, kemudian beliau mengajukan sebuah pertanyaan kepada penduduk kota tersebut ;
“apakah kalian tahu apa artinya untung, rugi, dan bangkrut?” Sungguh, itu pertanyaan gampang. Sehingga setiap orang bisa menjawabnya dengan mudah. Namun, tak satupun dari jawaban itu yang memuaskan sang utusan. Lalu dia berkata “Orang-orang yang beruntung adalah mereka yang dihari ini, lebih baik dari hari kemarin. Mereka yang tidak lebih baik dari hari kemarin, adalah orang-orang yang merugi. Sedangkan jika dihari ini dirinya lebih buruk dari hari kemarin, maka mereka adalah orang-orang yang bangkrut.”

Bagaimana ? apa pilihan kita ? mau menjadi orang yang beruntung, orang yang merugi atau orang yang bangkrut ?

Jika hari ini kita bisa berbuat baik, kerjakanlah kebaikan tersebut walau kecil nilainya. Karena hari ini tidak akan sama dengan hari kemarin. Sekecil apapun kesempatan untuk berbuat sebuah kebajikan yang datang kepada kita, tunaikan. Saya pernah mendengar seorang teman yang marah-marah kepada seorang pengemis dan setelahnya mengatakan, orang itu (si pengemis) masih muda, masih sanggup dia kerja untuk cari uang. Dasar pemalas kerjanya hanya meminta-minta. Kok, dalam hati saya ada yang aneh dengan pernyataannya. Walaupun terlihat jika pernyataannya benar, namun saya malah berpikir sebaliknya. Pengemis tersebut, yang datang entah dari mana, sebenarnya mengajak kita bertransaksi dengan Allah SWT. Maukah kita berdagang dengan Allah SWT. Bukankan salah satu perniagaan yang paling menguntungkan adalah perniagaan di jalan Allah SWT. Dan perniagaan tersebut adalah dengan bersedekah di jalan Allah SWT. Jadi saya malah berpikir, bukankan bukan tidak mungkin kalau pengemis yang dimarahi oleh teman tersebut merupakan agen pemasaran (marketing agent) yang Allah SWT kirimkan kepada kita. Maukah kita membeli produknya ? Minimal jika tidak memiliki uang kita tidak perlu memakinya.

Allah SWT berfirman :
Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula ” (QS 99:7-8)

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah “MELIPAT GANDAKAN” (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. ” (QS 2:261)

Bersyukurlah atas kenikmatan hari ini. Bukankah Allah SWT akan menambah kenikmatan kepada kita jika kita selalu mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan.

Nabi SAW bersabda:
Sungguh menakjubkan segala urusan orang mukmin, seluruhnya baik, yang itu tidak terjadi kecuali pada diri orang mukmin. Jika ia mendapatkan kenikmatan lalu bersyukur maka itu baik baginya, jika tertimpa musibah lalu bersabar maka itu juga baik baginya.”(HR. Muslim)

Hari ini akan berbeda dengan hari kemarin. Kesalahan yang kita perbuat hari ini akan tercatat dan menjadi kerugian bagi kita pada hari ini. Perbuatan dosa yang kita lakukan kepada Allah SWT akan dihapuskan apabila kita beristighfar dan bertobat. Percayalah karena Allah SWT maha pemberi ampunan. Tapi bagaimana dengan dosa kepada sesama manusia ? Jika kita dengan lapang dada datang meminta maaf kepadanya kemudian orang kita zalimi dengan ikhlas memaafkan, mungkin selesai urusannya. Tetapi bagaimana dengan dosa yang tidak kita sadari ? bukankan tidak mungkin ada ucapan atau perbuatan kita yang menyakiti hati orang lain. Dan bagaimana pula jika orang yang kita zalimi telah meninggal dunia ?

Ada sebuah kisah dimana Rasulullah SAW menyebutkan nama seorang ahli surga yang membuat penasaran semua sahabat. Dengan rasa penasaran, salah seorang sahabat mengunjungi dan mencari tahu apa yang dikerjakannya sampai-sampai Rasulullah SAW berkata seperti itu. Setelah bertanya ini itu, ternyata yang dilakukan orang tersebut sama saja seperti yang dikerjakan sahabat yang lain. Sampai akhirnya dia berkata bahwa setiap malam ia mengerjakan sebuah amalan. Setiap hari ketika dia hendak berangkat tidur, selalu minta ampunan atas dosa-dosanya kepada Allah SWT dan dosa-dosanya kepada orang lain.

Saya mempunyai teman, Dia bercerita bahwa kesalahan kedua orangtuanya menyebabkan seluruh hidup dan keluarganya berantakan. Semua keindahan masa kecil yang awalnya indah menjadi sirna manakala prahara rumah tangga menimpa kedua orangtuanya. Keluarga tercerai berai, seluruh cita-citanya musnah, tanpa bimbingan akhirnya semua salah mengambil jalan. Kesalahan tersebut bertahun-tahun ditimpakan kepada kedua orangtuanya. Bahkan salah seorang kakaknya sampai berbuat durhaka kepada bapaknya sendiri. Rasanya, ingin dia mengulangi hidup ini dari awal dan mencegah jangan sampai orangtuanya bercerai. Seringkali ia berpikir seandainya dia tidak dibesarkan ditengah keluarga yang kacau balau tersebut. Tapi semuanya sudah terjadi, nasi sudah menjadi bubur. Sampai akhirnya dia menjadi trauma ketika akan mengambil keputusan untuk menikah. Saya hanya bisa menasihati, berhenti menyalahkan orangtuanya, mulai dengan lembaran baru. Dimulai dengan rumah tangga yang akan dibinanya. Jadikan semua pengalaman pahit tersebut pelajaran yang sangat berharga dan jangan mengulanginya. Hidup adalah hari esok, luka kemarin jadikan pelajaran.

Semua kegiatan, perbuatan, pekerjaan, ucapan dan amal kita hari ini akan menjadi masa lalu yang tak akan dapat diulang kembali. Jadi berusahalah untuk berbuat yang terbaik hari ini. Bersyukurlah atas nikmat yang diberikan sepanjang hari ini. Karena dosa dan kesalahan pada hari ini akan menjadi tinta hitam dalam cerita masa lalu kita nanti. Jangan sampai suatu hari nanti anak cucu kita menyalahkan tindakan dan perbuatan kita yang salah pada hari ini. Jangan sampai nasi telah berubah menjadi bubur.

Wassalam

Imron Rosyadi

Friday, May 22, 2009

Hikmah Jumat - Dosa Menghalangi Jalan Kita

Jumat, 22 Mei 2009

Kehidupan dunia ini diumpamakan seperti seorang yang menempuh jalan yang lurus dan menanjak.
Misalkan ada dua orang dengan kondisi fisik yang sama namun seorang membawa beban yang berat sedangkan seorang lagi tidak membawa beban.
Pastilah orang yang tidak membawa beban akan tiba lebih dahulu di puncak tujuan, sedangkan orang yang membawa beban yang berat akan sulit mencapai puncak. Bukan hanya sulit mencapai puncak tujuan, bisa jadi orang yang membawa beban berat tersebut akan jatuh ke jurang.
Arti dari perumpamaan ini adalah, jika kita selama hidup di dunia ini banyak berbuat dosa, lama kelamaan dosa ini akan bertumpuk dan akan menjadi beban kita menuju akhirat dimana nanti kita diadili. Dosa-dosa yang kita perbuat akan menjadi penghalang jalan kita menuju tujuan, yaitu surga. Semakin banyak dosa yang kita perbuat akan mengurangi nikmatnya sholat dan kebahagiaan membaca Al Qur'an. Hati kita menjadi keras membatu sehingga sulit menerima cahaya kebenaran.


Himah Kutbah Jumat
Masjid Sholahuddin KP DJP

Wednesday, May 20, 2009

Sedekah di Awal Pagi

Rabu, 20 Mei 2009

Akhir-akhir ini setiap kami berkunjung Ayah sering memberikan nasehat-nasehat untuk saya. Beliau selalu mengingatkan untuk selalu bangun lebih pagi untuk shalat subuh berjamaah di masjid. Ajak anak-anak, katanya. Nasehatnya, setiap hari libur Sabtu dan Minggu, saya sekeluarga disarankan agar mengajak istri dan anak-anak untuk sholat subuh di Masjid Pemda (Masjid Tegar Beriman Kabupaten Bogor).

Alhamdulillah nasehat beliau sudah saya jalankan walaupun masih kadang-kadang tertinggal, akhirnya saya dan istri shalat berjamaah di rumah. Anak-anak setiap subuh juga diusahakan ikut bangun untuk shalat.

Nasehat beliau yang lainnya adalah agar bersedekah di awal pagi. Kasih sedekah ke marbot (penjaga) masjid, dia itu pegawai yang menjaga rumah Allah. Beri perhatian dengan cara memberi sedekah kepadanya. Ketika orang-orang masih banyak yang tertidur, kita sudah mengawali hari itu dengan bersedekah dan berbuat baik.


“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan”
(QS 2: 245)


"Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?"
"[Al An'aam' , ayat 53 ]


"Tidak ada satupun hamba-Ku yang ikhlas kuambil harta yg Kuberikan padanya, kecuali Kuganti dengan yang lebih baik. Tidak ada satupun hamba-Ku yang ridha dengan bala yang Kutimpakan padanya, kecuali Kunaikkan derajatnya. Dan tidak satupun hambaKu yang bersyukur, kecuali Kutambah nikmatKu padanya".
[Hadist Qudsi]

Tuesday, January 27, 2009

ARAFAH



Kenangan bersama istri ketika wukuf di Arafah


Bertemu dengan adik di Arafah


Keterangan Foto : Saya, istri (Luki), Novi dan Iwan (adik)

Mudah-mudahan kami semua di pertemukan kembali di padang Mahsyar nanti dalam keadaan Iman dan Islam. Amin