Friday, October 9, 2009

Si Tasim Gaya [mode on]

Jakarta, Oktober 2009

Kalau soal urusan bergaya ternyata itu bukan hanya milik selebritis saja. Orang biasa seperti si Tasim pun tidak ketinggalan mengikuti gaya terbaru. Eh, ngomong-ngomong masih inget dengan si Tasim kan ? Itu loh, pembantu teman saya yang sedikit agak nyeleneh dan unik. Keunikan si Tasim pun bukan hanya masalah cara berfikirnya saja yang berbeda dari orang kebanyakan. Gaya berbusananya pun ikut berbeda.


Topi

Kebiasaan Tasim yang paling unik adalah masalah penutup kepalanya. Ada kebiasaan unik si Tasim yang bikin jengkel namun bisa juga buat tersenyum. Penutup kepala atau topi atau juga kopiah merupakan atribut wajib bagi si Tasim. Setelah subuh biasanya si Tasim akan menggunakan topi. Nah, topi yang digunakan juga mesti topi yang itu-itu saja. Sudah dua tahun belakangan ini si Tasim mengenakan topi warna hitam. Sebelumnya hampir 10 tahun lebih topinya berwarna merah dan cuma itu satu-satunya. Karena sudah terlalu lama, topi itu sudah sobek sana-sini sehingga penuh tambalan salonpas dan lakban. Tapi karena rasa cintanya kepada topi merah tersebut walaupun sudah rombeng tetap saja dipakainya. Setelah mngemban tugas selama 10 tahun lebih melindungi kepala majikannya akhirnya topi itu terpaksa dipurnatugaskan karena sudah tidak layak lagi disebut sebagai topi. Nah, akhirnya tugas sebagai penutup kepala diberikan kepada penggantinya si hitam.

Pernah lihat orang menggunakan topi ? pasti pernah. Kalau orang menggunakan topi dengan lidah topi berada di depan muka itu sudah wajar. Jika orang menggunakan topi dengan lidah topinya berada dibelakang juga wajar. Nah, kalau si Tasim ini berbeda dengan kewajaran dan prinsip umum orang menggunakan topi. Jika mengenakan topi, si Tasim akan dipengaruhi oleh arah matahari. Jika setelah subuh, ia akan mengenakan topi dengan lidah topi berada di sebelah kanan. Karena matahari berada di sebelah kanan rumah majikannya. Kemudian sekitar jam 9 pagi lidah topi agak digeser sedikit ke arah kiri. Pada jam 12 siang barulah si Tasim akan memutar topinya ke arah kiri lagi sehingga berada tepat di depannya. Terus begitu sehingga posisi lidah topi akan memutar sehingga nanti sore posisinya akan berada di sebelah kirinya. Jadi selama 12 jam menggunakan topi, si Tasim akan memutar arah topinya ke arah 180 derajat. Begitulah cara pemakaian topi menurut si Tasim. Keluarga teman saya akhirnya sudah hapal dengan kebiasaannya ini. Jadi sepertinya teman ini tidak perlu lagi beli jam mahal-mahal, karena cukup melihat arah topinya si Tasim.


Kopiah/Peci

Kopiah atau peci adalah penutup kepala untuk orang Islam. Biasanya digunakan apabila akan mendirikan sholat. Sementara bagi si Tasim, kopiah atawa peci merupakan busana wajib untuk kegiatan malam hari. Jadi jika sudah malam, dresscode untuk si Tasim adalah wajib mengenakan peci atau kopiah. Setelah jam 6 menjelang waktu maghrib, Si Tasim biasanya akan mencopot topinya dan menggantinya dengan kopiah. Kopiah tersebut akan dipakainya sejak sholat maghrib hingga sholat subuh esok paginya. Menurut teman saya, sampai tidurnya pun si Tasim tetap mengenakan kopiah.


Baju Oleh-oleh dari Belanda

Suatu ketika ada saudara teman saya yang memberikan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah yang dibawanya dari negeri Belanda kepada si Tasim. Bukan main girangnya si Tasim menerima hadiah tersebut. Mungkin si Tasim berpikir baju kemeja tersebut adalah baju impor mahal yang dibuat oleh negara yang pernah menjajah negerinya ini selama 360 tahun. Bayangkan... hebat kan ! Mana ada teman-temannya mendapatkan hadiah yang spesial sepertinya. Jadi sangat wajar jika si Tasim merasa senang menerima hadiah tersebut.

Saking senangnya hampir setiap hari baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda itu dikenakannya. Biasanya untuk baju dalamnya si Tasim akan mengenakan kaos oblong dan untuk bagian luarnya barulah si Tasim mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut. Di dalam rumah, di luar rumah, mau belanja ke pasar, mengantar anak sekolah, hingga berkunjung ke rumah kekasih hatinya. Sungguh baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda yang sangat menarik. Mungkin secara psikologis dan psikomotoris mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut akan menambah percaya diri dan kekuatannya. Jadi jangan heran jika para seluruh anggota keluarga, saudara-sauadra, tetangga kiri kanan, tetangga kampung, teman sekolah, pengunjung pasar dan teman wanita si Tasim pasti akan melihatnya selalu mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda.

Sehari, dua hari, tiga hari si Tasim selalu mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda. Hingga akhirnya mulai kita berhitung, seminggu, dua minggu, tiga minggu si Tasim masih mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda. Hitungan berikutnya adalah sebulan, dua bulan, tiga bulan si Tasim tetap mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda. Hingga akhirnya setahun, dua tahun, tiga tahun, hingga tujuh tahun si Tasim tetap juga keukeuh mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda.

Sebagian dari kita mungkin akan bertanya-tanya bagaimana bisa baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut bisa bertahan sekian lama. Atau mungkin sebagian dari kita juga akan bertanya bagaimana pendapat orang-orang sekitarnya dengan kebiasaan si Tasim mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda itu?

Saya saja yang mendengar cerita teman tentang kebiasaan berbusana si Tasim dengan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut jadi ikut penasaran. Kata teman saya, sebenarnya banyak orang-orang yang bertanya dan protes dengan kebiasaan si Tasim yang selalu mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut. Namun setiap kali diberitahukan kepada si Tasim agar menggantinya dengan baju yang lain, si Tasim dengan tegas menolaknya. Ini kan hak asasi saya sebagai manusia ! mungkin begitu pendapat pribadi si Tasim. Akhirnya teman saya menyerah dan membiarkan kepada si Tasim untuk tetap dengan kebiasaannya mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut. Kepada orang-orang yang bertanya dan memprotesnya ia hanya bilang, namanya juga Tasiiimmm....

Bagaimanapun juga kebiasaan si Tasim mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut suatu saat pasti akan berakhir. Bagaimanapun juga baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut akan berkurang kualitasnya. Herannya si Tasim begitu sayangnya kepada baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda itu sampai melebihi Jamilah yang punya kios ikan dan Solehah yang montok pembantu tetangga. Apabila baju itu sobek si Tasim akan menambalnya dengan tensoplast. Jika robeknya bertambah besar akan ditambalnya dengan koyo. Jika robeknya semakin besar si Tasim akan menambalnya dengan lakban. Bisa dibayangkan betapa menderitanya baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda yang dipakai oleh si Tasim. Kalau dalam ilmu akuntansi seharusnya baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut sudah habis masa manfaat dan umur ekonomisnya. Sehingga jika dilakukan revaluasi aktiva tetap pasti nilainya sudah minus. Tapi si Tasim bukan lulusan STAN jadi dia tidak mengerti apa itu umur ekonomis, masa manfaat apalagi revaluasi aktiva. Jadilah baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut penuh tensoplast, koyo dan lakban di sana-sini sehingga bentuknya tidak lagi seperti baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda. Saya sampai berpikir, jangan-jangan pencetus ide mode tabrak motif awalnya dari si Tasim ini.

Hingga pada suatu hari setelah tujuh tahun berlalu temen saya sudah mulai dongkol melihat si Tasim dengan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda itu. Disamping bentuknya yang sudah tidak karuan juga sudah enek karena ia yang melihatnya hampir setiap hari. Dipanggilnya si Tasim dengan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belandanya, kemudian di suruhnya agar segera mengganti baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda itu dengan pakaian yang pantas. Karena ia sudah malu sebagai majikan dan orang yang selalu melihat baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda setiap hari bersliweran di depan matanya. Akhirnya hati si Tasim luluh juga mendengar jeritan hati majikannya itu. Hingga pada suatu hari si Tasim sudah tidak lagi mengenakan baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda tersebut. Si Tasim telah menggantinya dengan baju kemeja garis-garis lengan pendek berwarna hijau dari Jepara. [Huhh... selesai juga akhirnya mengetik baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda].


Junkies

Kalau kita jalan-jalan ke mall atau ke tempat kumpul anak-anak remaja pasti kita sering melihat mereka mengenakan baju model junkies. Baju model junkies biasanya lebih ke arah press bodi atau slim fit. Istilah lainnya adalah baju yang jika dipakai pas (ngepres) dengan badan sehingga bentuk badan orang yang mengenakannya akan terlihat.

Jika dulu si Tasim senang dengan ctrl+v [ket : saya aja udah enek banget nulis baju kemeja kotak-kotak lengan pendek berwarna merah dari Belanda], sekarang gaya berpakaiannya lain lagi. Mungkin karena tuntutan jaman atau mungkin karena gaya hidup yang setiap hari dilihatnya di layar kaca. Model baju yang sering dikenakannya adalah model junkies. Katanya biar mirip artis sinetron Dude Herlino atau Rafi Ahmad. [Ah... masa' sih...???]

Masalahnya baju junkies yang dipakai si Tasim ini bukan yang dibelinya di toko Ramayana atau Matahari, tapi baju yang dikenakannya memang baju yang sudah kesempitan. Loh, kok bisa ?? rupanya si Tasim sekarang-sekarang ini senang meminjam baju milik Noval, anak majikan saya yang masih duduk di SMP. Halah...!!!!


Udah ah... lanjutin lagi di episode berikutnya.

2 comments:

MONOKROM said...

Ha..ha..ha....luuucu Mas postingnya! Trims n salam kenal juga dech!

Bond said...

Tulisan ini sama teman saya sempat diberikan ke Tasim, komentarnya adalah; ini tulisan nggak bermutu. Tulisannya orang bodoh. Pasalnya di tulisan awal saya bilang nggak ngerti arti dari nama 'Tasim'. Hehehe... namanya juga Tasim.