Monday, June 14, 2010

Botak dan Jantungan

Istriku memperlihatkan sebuat artikel tentang kesehatan dari majalah Fitness edisi Juni 2009. Judulnya "Waspada Kebotakan dan Postur Pendek". Pas sekali dengan kondisi saya saat ini yang sedang punya masalah kerontokan rambut.

Menurut Harvey B. Simon, peneliti dari Universitas Harvard terdapat fakta mengejutkan tentang ciri penderita penyakit jantung. Selain orang yang berbadan tambun, penyakit jantung ternyata mengintai mereka yang bertumbuh pendek dan botak.
Riset terhadap 3.932 pria menunjukkan, lebih dari 47% pria penderita jantung mengalami kebotakan dengan pola dan tingkatan berbeda. Semakin meningkat kerontokan rambut, risiko terkena penyakit jantung juga kian besar.
Gejala terlihat pada pria berusia dibawah 55 tahun, mereka yang mengalami kerontokan rambut parah punya kemungkinan 1,7 kali menderita penyakit jantung.
Sementara itu, pria yang tingginya tak lebih dari 150 cm berisiko mengalami gagal jantung 2 kali lipat dari pria pada umumnya.
Waspadalah bila salah satu anggota keluarga atau teman dekat memiliki ciri- ciri tersebut. Tell Him !!! (Fitness, edisi Juni 2009)

Begitulah isi dari artikel tersebut. Saya yang mendengarnya kemudian tertarik untuk membacanya. Setelah dibaca saya menyimpulkan sebagai berikut :

  1. Harvey B. Simon adalah peneliti dari Universitas Harvard di Inggris. Penelitian beliau dilakukan terhadap orang Eropa yang makanan dan jajanannya berbeda dengan orang di Indonesia sini. Jadi nggak usah khawatir bagi orang Indonesia yang paling-paling cuma makan tahu, tempe, serta jajan es cendol.
  2. Penelitian dilakukan terhadap orang Eropa yang sebagian besar memiliki postur tubuh yang tinggi. Hanya sebagian kecil saja orang Eropa yang berpostur pendek. Jadi tidak relevan jika hasilnya mengatakan orang yang posturnya pendek memiliki resiko penyakit jantung. Jangan-jangan si peneliti pernah ditolak cintanya oleh Si Putri Sinden Panggung yang jadi TKW karena lebih memilih Mas Joko teman sekampungnya yang kebetulan pendek tapi sudah menjadi tamu di hatinya. Lain halnya jika penelitian dilakukan di Indonesia dan risetnya terhadap orang Indonesia.
  3. Perhatikan kalimat ini : Riset terhadap 3.932 pria menunjukkan, lebih dari 47% pria penderita jantung mengalami kebotakan dengan pola dan tingkatan berbeda. Jadi hasil penelitiannya dilakukan terhadap penderita jantung yang mengalami kebotakan. Menurut saya ini sangat WAJAR, karena sudah pastilah orang yang punya penyakit jantung akan mengalami kebotakan. Bagaimana tidak, kalau tiap hari dipikirin penyakitnya lama kelamaan bisa stres dan akhirnya rambutnya jadi rontok lalu kemudian botak.
  4. Terkait dengan kalimat di atas, jika Si Harvey ini mengelak. Misalnya dia bilang, maksudnya penelitian tersebut dilakukan terhadap orang yang mengalami kebotakan akan berisiko terkena penyakit jantung. Nah kalau beliau bilang begitu lebih enak lagi. Saya akan membuat penelitian yang menyimpulkan bahwa untuk mencegah penyakit jantung kita bisa menggunakan Shampo Anti Ketombe agar rambut tidak rontok.

Sebenarnya bukan karena nggak percaya sama Mas Harvey tadi, juga bukan karena postur saya yang pendek dan sedang mengalami kerontokan rambut, masalahnya "Live must go on" (ini kata 'orang sono' juga). Nanti gara-gara mikirin rambut saya yang pada rontok jadi tambah stres dan ujung-ujungnya jantungan beneran.

No comments: