Thursday, June 26, 2008
Beratnya Jadi Laki-Laki
Betapa beratnya menjadi seorang lelaki, diantaranya adalah seperti berikut:
1. Lelaki bujangan menanggung dosa sendiri apabila sudah baligh, sementara dosa anak gadis ditanggung oleh bapanya.
2. Lelaki yang sudah berumah tangga menanggung dosa sendiri, dosa isteri, dosa anak perempuan yang belum pernah kawin dan dosa anak lelaki yang belum baligh.
3. Hukum menjelaskan anak lelaki bertanggung-jawab atas ibunya dan sekiranya dia tidak menjalankan tanggungjawabnya maka dosa baginya, terutama anak lelaki yang tua, tetapi perempuan tidak, perempuan hanya perlu taat kepada suaminya. Isteri berbuat baik kepadanya diberikan pahala kalau berbuat sebaliknya dosanya ditanggung oleh suaminya.
4. Suami wajib memberikan nafkah pada isteri, tapi isteri tidak. Walaupun begitu isteri boleh membantu. Haram bagi suami bertanya pendapatan isteri, lebih-lebih lagi menggunakan pendapatan isteri tanpa izin ini.
Banyak lagi...
Bayangkan betapa beratnya dosa-dosa yang harus ditanggung seperti gunung dengan semut. Itu sebabnya mengikut kalau kita kaji nyawa perempuan lebih panjang daripada lelaki. Lelaki mati cepat karena tak kuat dengan beratnya dosa-dosa yang ditanggung. Tetapi seorang lelaki ada keistimewaannya yang dianugerah oleh Allah SWT. Sebagai seorang lelaki pasti anda tahu, kalau tak tahu makanya jadi perempuan. Begitulah kira-kiranya.
WANITA
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah, tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita kesaksianya kurang dibanding lelaki.
4. Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.
Pernahkah kita lihat sebaliknya??
Wanita perlu taat kepada suami tetapi lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapanya. Bukankah ibu adalah seorang wanita?
Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, manakala lelaki menerima pusaka perlu menggunakan hartanya untuk isteri dan anak anak.
Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan bila wafat kerana melahirkan adalah mati syahid. Manakala dosanya dosa kecil, dosanya diampun ALLAH .
Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini :
1. Isterinya
2. Ibunya
3. Anak perempuannya
4. Saudara perempuannya.
Manakala seorang wanita ditanggung oleh 4 orang lelaki ini :
1. Suaminya
2. Ayahnya
3. Anak lelakinya
4. Saudara lelakinya.
Seorang wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui mana pintu Syurga yang disukainya cukup dgn 3 syarat saja:
- Sembahyang 5 waktu,
- Puasa di bulan Ramadhan,
- Taat pada suaminya dan menjaga kehormatannya. (betulkan kalau nggak salah).
Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggung jawabnya kepada ALLAH akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
Masya ALLAH...
Lihat betapa sayangnya ALLAH pada wanita .... .kan?
Sememangnya derajat Wanita dimuliakan dalam Islam
Ilmu sederhana untuk menyelamatkan nyawa
Sesuai perkiraan, penyakitnya dikarenakan virus flu yang menyebabkan batuk pilek hebat sehingga menurunkan secara drastis nafsu makan. Setelah masa kritis hari kelima, anak itu mulai sembuh sendiri. Anak kami itu berusia 23 bulan.
Dehidrasi adalah ancaman kematian yang menyebabkan lebih dari satu juta anak di dunia meninggal dunia tiap tahunnya. Penyebab paling umum adalah diare yang kabarnya menyebabkan lebih dari 1,5 juta anak kecil di negara berkembang meninggal dunia setiap tahunnya. Lebih dari ¾ tubuh kita adalah cairan. Kehilangan 10% saja akan menyebabkan organ-organ vital tidak berfungsi, yang diikuti dengan kematian. Jika kejadiannya parah, seperti pada kolera, kematian dapat terjadi hanya dalam waktu 8 jam.
Untuk mencegah dehidrasi cukup sederhana, berikan saja oralit. Kematian dapat dihindari dengan pengetahuan sederhana ini.
Bagaimana cara membuat oralit? (bayangkan Anda di dusun kecil yang sulit menemukan oralit sachet seperti halnya di kota)
James Grant, yang pernah menjabat sebagai direktur UNICEF selama beberapa tahun, selalu membawa bungkusan paket dalam kantongnya : satu sendok teh garam dan delapan sendok teh gula - bahan membuat oralit bila dicampurkan dengan satu liter air. Ketika ia bertemu dengan para perdana menteri negara-negara berkembang, ia akan mengeluarkan paket garam dan gula tersebut, lalu berkata, " Apakah Anda mengetahui bahwa paket ini harganya kurang dari satu cangkir teh dan dapat menyelamatkan ratusan ribu nyawa anak-anak di negara Anda?"
= = =
Saya ingat cerita paket di kantong tersebut. Tapi saya tetap lupa cara membuatnya. Saya harus membongkar kumpulan buku untuk menemukan Made to Stick, buku yang memuat cerita tersebut. Sekarang, agar mudah ingat, saya buatkan visualisasinya.
Jadi, resep Oralit untuk menyelamatkan jutaan nyawa adalah :
ORALIT = 1 sendok TEH GARAM + 8 sendok TEH GULA + 1 liter AIR
Sengaja kata TEH saya besarkan supaya kita selalu ingat bahwa yang digunakan adalah sendok teh. Lalu berapa banyak 1 LITER AIR itu?
1 LITER AIR = 5 GELAS NORMAL
(ukuran umumnya gelas adalah 200 cc air. Ada juga gelas yang 250 cc )
Supaya lebih ingat saya buatkan Rumus :
Jadi RUMUS AJAIBnya : 1 8 1 (1 sendok teh garam, 8 sendok teh gula, 1 liter air).
Masih ada satu cerita lain. Ini kisah nyata yang membuat saya terus bersedih.
Suatu ketika saya dengan teman-teman sedang makan sate. Kemudian seorang teman menyatakan betapa ia ngeri setiap melihat sate yang potongannya besar-besar.
"Kenapa?" tanya saya.
"Saya ingat keponakan yang meninggal karena makan sate," katanya. Dia
bercerita, waktu itu sedang ada syukuran dengan makan-makan. Dia masih ingat melihat si kecil keponakannya yang berlari-lari sambil membawa sate. Usianya sekitar 4 tahun.
Kemudian musibah datang. Anak kecil itu tercekik daging sate. Semua orang berusaha menolong. Anak itu dibalik, dipukul-pukul belakang lehernya (bahkan sampai biru-biru, kata dia sambil matanya berkaca-kaca) . Daging sate tak juga keluar. Lalu mereka mencari angkot untuk membawa anak itu ke rumah sakit. Dia masih melihat anak kecil itu tersengal-sengal menarik nafas di kendaraan. Pemandangan yang sungguh memilukan.
Tuhan berkehendak lain. Anak itu meninggal di perjalanan.
Sampai di rumah sakit, petugas memberi tahu bahwa untuk mengeluarkan benda yang mencekik tenggorokan, cukup dengan memasukkan SEDOTAN MINUM ke kerongkongan. Lalu hisap sehingga benda itu menempel. Lalu tarik.
Sesederhana itu.
Menangislah semua orang. Betapa sederhananya untuk menyelamatkan nyawa.
Betapa berharganya ilmu untuk menyelamatkan nyawa.
KALAU ANAK ANDA TERCEKIK MAKANAN KENYAL, keluarkan PAKAI SEDOTAN!
Semoga lebih banyak jiwa yang terselamatkan dengan pengetahuan sederhana ini. Amin.
Tuh... Pak....???
Pada suatu kunjungan di sebuah peternakan yang dilakukan oleh peserta seminar keluarga harmonis.
Seorang Pemandu Tapos menceritakan bahwa sapi di tempat tersebut sangat sehat dan kuat-kuat.
Pemandu : "Bapak dan Ibu, ini sapi dari NewZealand sangat kuat sehari bisa 5 kali berhubungan dengan sapi betina"
Ibu-ibu sambil nyenggol Bapaknya :
"Tuh.. Pak 5 kali sehari, bisa nggak...?"
Pemandu : "Bapak dan Ibu, ini sapi Australia lebih kuat lagi sehari bisa 10 Kali"
Ibu-ibu nyenggol lagi Bapaknya : "Tuh.. pak 10 x bayangin .....!!!"
Bapak-bapak semakin panas dan tanya kepada pemandu, "Pak ... itu 10 kali dengan betinanya yang sama apa enggak ...?"
Pemandu : "Ya... beda-beda dong Pak"
Bapak-bapak : "Tuh...... Bu betinanya beda-beda, boleh nggak ....?
Kids in school think quick
TEACHER : Maria, go to the map and find North America .
MARIA : Here it is!
TEACHER : Correct. Now class, who discovered America ?
CLASS : Maria!
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : Why are you late, Frank?
FRANK : Because of the sign.
TEACHER : What sign?
FRANK : The one that says, "School Ahead, Go Slow."
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : John, why are you doing your math multiplication on the
floor?
JOHN : You told me to do it without using tables!
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : Glenn, how do you spell "crocodile?"
GLENN : K-R-O-K-O-D- A-I-L"
TEACHER : No, that's wrong
GLENN : Maybe it s wrong, but you asked me how I spell it!
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : Donald, what is the chemical formula for water?
DONALD : H I J K L M N O!!
TEACHER : What are you talking about?
DONALD : Yesterday you said it's H to O!
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : Winnie, name one important thing we have today that we
didn't have ten years ago.
WINNIE : Me!
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : Goss, why do you ! always get so dirty?
GOSS : Well, I'm a lot closer to the ground than you are.
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : Millie, give me a sentence starting with "I."
MILLIE : I is...
TEACHER : No, Millie..... Always say, "I am."
MILLIE : All right... "I am the ninth letter of the alphabet."
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : Can anybody give an example of COINCIDENCE?
TINO : Sir, my Mother and Father got married on the same
day, same time."
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : George Washington not only chopped down his father's
cherry tree, but also admitted doing it.
Now, Louie, do you know why his father didn't punish him?"
LOUIS : Because George still had the ax in his hand.
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : Now, Simon, tell me frankly, do you say prayers before
eating?
SIMON : No sir, I don't have to, my Mom is a good cook.
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : Clyde , your composition on "My Dog" is exactly the
same as your brother's. Did you copy his?
CLYDE : No, teacher, it's the same dog!;
_________ _________ _________ _________ _________ __
TEACHER : Harold, what do you call a person who keeps on talking
when people are no longer interested?
HAROLD : A teacher.
This is a true funny story from the Japanese Embassy in US !!!
The instructor told Mori: "Prime Minister, when you shake hand with President Clinton, please say 'how are you'?
Then Mr. Clinton should say, "I'm fine, and you?"
Now you should say "me too".
Afterwards we, translators, will do all the work for you."
It looks quite simple, but the truth is...
When Mori met Clinton, he mistakenly said "Who Are You?" instead of "How are you".
Clinton was a bit shocked but still managed to react with humor: "Well, I'm Hilary's Husband, ha-ha-ha..."
Mori replied "Me too, ha-ha-ha..."
There was a long silence in the meeting room.
Akhir Kehidupan yang Menghinakan
Ajaran Ahmadiyah banyak mendapat penentangan dari para ulama di India. Di antara ulama yang terdepan menentangnya adalah Asy-Syaikh Tsana`ullah Al-Amru Tasri. Karena geram, Ghulam Ahmad akhirnya mengeluarkan pernyataan pada tanggal 15 April 1907 yang ditujukan kepada Asy-Syaikh Tsana`ullah. Di antara bunyinya: “…Engkau selalu menyebutku di majalahmu (‘Ahlu Hadits’) ini sebagai orang terlaknat, pendusta, pembohong, perusak… Maka aku banyak tersakiti olehmu… Maka aku berdoa, jika aku memang pendusta dan pembohong sebagaimana engkau sebutkan tentang aku di majalahmu, maka aku akan binasa di masa hidupmu. Karena aku tahu bahwa umur pendusta dan perusak itu tidak akan panjang… Tapi bila aku bukan pendusta dan pembohong bahkan aku mendapat kemuliaan dalam bentuk bercakap dengan Allah, serta aku adalah Al-Masih yang dijanjikan maka aku berdoa agar kamu tidak selamat dari akibat orang-orang pendusta sesuai dengan sunnatullah. Aku umumkan bahwa jika engkau tidak mati semasa aku hidup dengan hukuman Allah yang tidak terjadi kecuali benar-benar dari Allah seperti mati dengan sakit tha’un, atau kolera berarti AKU BUKAN RASUL DARI ALLAH… Aku berdoa kepada Allah, wahai penolongku Yang Maha Melihat, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Berilmu, Yang mengetahui rahasia qalbu, bila aku ini adalah pendusta dan perusak dalam pandangan-Mu dan aku berdusta atas diri-Mu malam dan siang hari, ya Allah, maka matikan aku di masa hidup Ustadz Tsana`ullah. Bahagiakan jamaahnya dengan kematianku –Amin–. Wahai Allah, jika aku benar dan Tsana`ullah di atas kesalahan serta berdusta dalam tuduhannya terhadapku, maka matikan dia di masa hidupku dengan penyakit-penyakit yang membinasakan seperti tha’un dan kolera atau penyakit-penyakit selainnya…. Akhirnya, aku berharap dari Ustadz Tsana`ullah untuk menyebarkan pernyataan ini di majalahnya. Kemudian berilah catatan kaki sekehendaknya. Keputusannya sekarang di tangan Allah. Penulis, hamba Allah Ash-Shamad, Ghulam Ahmad, Al-Masih Al-Mau’ud. Semoga Allah memberinya afiat dan bantuan. (Tabligh Risalat juz 10 hal. 120) Apa yang terjadi? Setelah berlalu 13 bulan 10 hari dari waktu itu, justru Ghulam Ahmad yang diserang ajal. Doanya menimpa dirinya sendiri. Putranya Basyir Ahmad menceritakan: Ibuku mengabarkan kepadaku bahwa Hadrat (Ghulam Ahmad) butuh ke WC langsung setelah makan, lalu tidur sejenak. Setelah itu butuh ke WC lagi. Maka dia pergi ke sana 2 atau 3 kali tanpa memberitahu aku. Kemudian dia bangunkan aku, maka aku melihatnya lemah sekali dan tidak mampu untuk pergi ke ranjangnya. Oleh karenanya, dia duduk di tempat tidurku. Mulailah aku mengusapnya dan memijatnya. Tak lama kemudian, ia butuh ke WC lagi. Tetapi sekarang ia tidak dapat pergi ke WC, karena itu dia buang hajat di sisi tempat tidur dan ia berbaring sejenak setelah buang hajat. Kelemahan sudah mencapai puncaknya, tapi masih saja hendak buang air besar. Diapun buang hajatnya, lalu dia muntah. Setelah muntah, dia terlentang di atas punggungnya, dan kepalanya menimpa kayu dipan, maka berubahlah keadaannya.” (Siratul Mahdi hal. 109 karya Basyir Ahmad) Mertuanya juga menerangkan: “Malam ketika sakitnya Hadhrat (Ghulam Ahmad), aku tidur di kamarku. Ketika sakitnya semakin parah, mereka membangunkan aku dan aku melihat rasa sakit yang dia derita. Dia katakan kepadaku, ‘Aku terkena kolera.’ Kemudian tidak bicara lagi setelah itu dengan kata yang jelas, sampai mati pada hari berikutnya setelah jam 10 pagi.” (Hayat Nashir Rahim Ghulam Al-Qadiyani hal. 14) Pada akhirnya dia mati tanggal 26 Mei 1908. Sementara Asy-Syaikh Tsana`ullah tetap hidup setelah kematiannya selama hampir 40 tahun. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala singkap tabir kepalsuannya dengan akhir kehidupan yang menghinakan, sebagaimana dia sendiri memohonkannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kini siapa yang sadar dan bertobat setelah tersingkap kedustaannya? Wallahu a’lam bish-shawab. Penulis : Al-Ustadz Qomar ZA Sumber : http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_onli ne=679 |
40 ORANG INDONESIA TERKAYA
Majalah Forbes Asia mengumumkan 40 orang Indonesia terkaya. Indonesia
merupakah negara ke-4 didunia dalam jumlah penduduknya sebanyak 230 juta dan
terdiri dari 17,500 pulau. Lebih dari separoh dari 40 orang Indonesia terkaya ini
memperoleh harta mereka dari sumber daya alam dan sumber manusianya yang
berlimpah.
Mereka juga mengincar sumber daya alam Indonesia dimana dua diantara lima
besar, Sukanto Tanoto dan Eka Tjipta Widjaja masing-masing memiliki kekayaan
sekitar $2.8 milyar dan $2 milyar dari hasil kayu pembuat kertas. Martua Sitorus
pada posisi ke-14 mengelola minyak kelapa melalui usahanya bernama Wilmar
International. Urutan rankingnya sebagai berikut:
-Keluarga Sukanto Tanoto - $2.8 milyar. Umur 56, status kawin dengan 4 anak.
Mulai bisnis sebagai pemasok peralatan ke perusahaan minyak Negara. Dalam tahun
1973 beralih ke usaha produk hutan dan pada 1995 mengusahakan produksi kertas.
Perusahaan miliknya Asia Pacific Resources pernah masuk New York Stock Exchange
tapi ditarik dari bursa saham di tahun 2001. Saat ini perusahaannya RGM
International masih bergerak dalam bidang produksi kertas, minyak kelapa dan
sumber daya energi.
-Keluarga Putera Sampoerna - $2.1 milyar. Umur 58, status kawin dengan 4 anak.
Produksi rokok kretek ketiga terbesar sebelum kemudian sahamnya dikuasai oleh
Philip Morris.
-Keluarga Eka Tjipta Widjaja - $2 milyar. Umur 85 status kawin dengan 15 anak.
Datang dari RRT ke Indonesia sejak kanak-kanak. Berjualan biskit pada umur 17
tahun namun kemudian memupuk hartanya dari usaha produksi kertas dan minyak
kelapa. Sekarang anak-anaknya meneruskan usahanya melalui perusahaan bernama
Sinar Mas.
-Keluarga Rachman Halim - $1.8 milyar. Umur 59 status kawin, Pabrik rokok kretek
merek Gudang Garam merupakan yang terbesar di Indonesia.
-Keluarga R. Budi Hartono - $1.4 milyar. Umur 65 status kawin dengan 3 anak.
Memiliki pabrik rokok kretek merek Djarum. Produknya diekspor keluar negeri.
-Keluarga Abdul Rizal Bakrie - $1.2 milyar. Umur 59 status kawin dengan 3 anak.
Mewarisi usaha orang tuanya Bakrie Group. Saat ini bergerak di bidang infrastruktur.
-Keluarga Eddy William Katuari - $1 milyar. Umur 55 status kawin dengan 4 anak.
Usaha sabun cuci detergen merek Wing. Juga saat ini bergerak dibidang penjualan
kebutuhan rumah tangga. Juga dalam bidang real estate dan kimia.
-Trihatma Haliman - $900 juta. Umur 54 status kawin dengan 2 anak. Real estate
developer antara lain komplek perumahan dan apartemen Agung Podomoro. Juga
bergerak dibidang retail.
-Arifin Panigoro - $851 juta. Umur 61 status kawin dengan 2 anak. Mendirikan
perusahaan minyak Medco Energy International tahun 1980. Go public tahun 1994.
Juga bergerak dalam bidang pengeboran minyak di Sumatera Selatan.
-Keluarga Liem Sioe Liong - $800 juta. Umur 91 status kawin dengan 4 anak.
Membangun Salim Group dalam usaha di bidang makanan, pelayaran dan semen.
Memiliki Bank Central Asia dan Bank First Pacific.
-Keluarga Mochtar Riyadi - $570 juta. Umur 76 status kawin dengan 6 anak. Usaha
mencakup membeli bank-bank yang sudah sekarat. Juga membeli saham yang
menguasai perusahaan yang menerbitkan majalah Forbes edisi Indonesia.
-Peter Sondakh - $530 juta. Umur 54 status kawin dengan 3 anak. Pemegang saham
terbesar Rajawali Group bergerak dalam bidang telekomunikasi, bahan-bahan
keperluan rumah tangga, transportasi dan perhotelan.
-Prajogo Pangestu - $510 juta. Umur 55 tahun status kawin dengan 3 anak. Usaha
dalam bidang hasil hutan, perkayuan dan logging.
-Martua Sitorus - $475 juta. Umur 46 tahun. Dijuluki sebagai Raja minyak kelapa.
Perusahaannya Wilmar International merupakan pabrik minyak kelapa terbesar di
Asia. Juga bergerak di dalam bidang perdagangan.
-Paulus Tumewu - $440 juta. Umur 54 status kawin dengan 3 anak. Pendiri
Departemen Store Ramayana. Bergerak di bidang pakaian jadi sejak tahun 1978.
-Murdaya Poo dan Siti Hartati Cakra - $430 juta. Masing-masing berumur 65 dan 60
tahun dengan 4 anak. Tim suami istri sebagai supplier pada perusahaan listrik
Negara. Mendirikan Murdaya Group yang dikenal juga dengan nama Berca Group di
tahun 1990. Konglomerat dalam bidang perkayuan dan agen sepatu Sneakers.
-Keluarga Husein Djojonegoro - $ 360 juta. Umur 57 status kawin dengan 4 anak.
Mengelola ABC consumer group mula-mula usaha pabrik anggur kemudian
merambah ke bidang makanan, pasta gigi dan baterei.
-Chairul Tanjung - $310 juta. Umur 44 status kawin dengan 2 anak. Pendiri Para
Group yang bergerak di bidang jasa-jasa finansiel, penyiaran, property dan energi.
-Hadi Surya - $305 juta. Umur 70 status kawin dengan 3 anak. Usaha kapal tanker
dengan nama Berlian Ladju dengan armada sebanyak 50 kapal tanker.
-Tan Kian - $300 juta. Umur 48 status kawin dengan 3 anak. Bergerak di bidang
property. Ikut memiliki Marriott Hotel dan Ritz Carlton Hotel dan mendirikan Pacific
Place sebuah komplek pertokoan dan proyek hotel.
-Sjamsul Nursalim - $ 295 juta. Umur 64 status kawin dengan 3 anak. Pendiri group
Gajah Tunggal dan bergerak di bidang produksi ban mobil, usaha bank dan
pertambangan.
-George dan Sjakon Tahija - $265 juta. Masing-masing umur 48 tahun dengan 2
anak dan umur 53 tahun dengan 3 anak. Usaha dari orang tua dalam berbagai
bidang jasa finansiel.
-Edwin Soeryadjaya - $230 juta. Umur 57 status kawin dengan 3 anak. Ikut
mendirikan Saratoga Investama Sedaya. Anak dari William Soeryadjaya perakit
mobil Astra International yang dijualnya pada tahun 1992. Berencana mendirikan
pabrik pembangkit tenaga listrik.
-Kartini Muljadi dan Dian Paramita Tamzil - $225 juta. Muljadi adalah seorang bekas
jaksa. Memiliki pabrik obat Tempo Scan Pacific di tahun 1982 bersama adik
perempuan bernama Tamzil. Muljadi saat ini pension tapi masih sebagai penasehat
hukum. Tamzil adalah Presiden dari Tempo Scan.
-Keluarga Harjo Sutanto - $220 juta. Status kawin dengan 4 anak. Mendirikan Wings
group di tahun 1948 dengan Johannes Ferdinand Katuari. Bersama keluarga
diperkirakan memiliki 25% dari usaha di bidang bahan kebutuhan sehari-hari dan
bidang distribusi.
-Soegiharto Sosrodjojo - $215 juta. Umur 72 status kawin dengan 5 anak. Dalam
tahun 1970 memimpin Sosro Group yang memproduksi The Botol Sosro.
-Tan Siong Kie - $200 juta. Umur 90 tahun status kawin dengan 3 anak. Mendirikan
Rodamas Group in tahun 1960 yang mendistribusikan barang elektronik, alat
pendingin dan kimia. Sekarang bergerak juga di bidang makanan dan perbankan.
-Aksa Mahmud - $195 juta. Umur 61 status kawin dengan 5 anak. Dealer dari
Mitsubishi di Sulawesi Selatan. Sekarang bergerak di bidang energi, infrastruktur.
-Soetjipto Nagaria - $150 juta. Umur 66 status kawin dengan 2 anak. Mendirikan
complex perumahan mewa di Jakarta Utara dengan usaha bernama Summarecon
Agung.
-Keluarga Ciputra - $145 juta. Umur 74 status kawin dengan 4 anak. Pendiri dari
Ciputra Group yang membangun perumahan mewah disekitar lapangan terbang di
Jakarta. Saat ini juga bergerak di bidang real estate di Jakarta, Surabaya dan Hanoi.
-Kris Wiluan - $140 juta. Umur 56 status kawin dengan 2 anak. Mula-mula usaha
penyediaan pipa-pipa untuk konstruksi di Singapore dan Pulau Batam di tahun 1970.
Saat ini juga bergerak di bidang turisme, transportasi dan property.
-Keluarga Sutanto Djuhar - $135 juta. Umur 77 status kawin dengan 5 anak. Bekas
partner bisnis Liem Sioe Liong dari Salim Group. Salah satu Dewan Komisaris dari
Bank First Pacific dimana ia memiliki 10 persen saham.
-Husein Sutjiadi - $120 juta. Umur 52 status kawin dengan 2 anak. Bermula sebagai
pedagang cocoa lalu berpindah ke bidang produksi dan export cocoa dimana dia
membeli 26% saham di Davomas.
-Keluarga Boenyamin Setiawan - $115 juta status kawin dengan 2 anak. Salah
seorang pendiri industri obat Kalbe Farma dan bergadung dengan Dankos Labs untuk
membentuk perusahan obat terbesar di Asia Tenggara.
-Tomy Winata - $110 juta. Umur 48 status kawin dengan 2 anak. Pemegang saham
Artha Graha Bank dan usaha property Agung Sedayu.
Jusul Kalla - $105 juta. Umur 64 status kawin dengan 5 anak. Pemimpin dari Kalla
Group. Bergerak di bidang engineering, property, konstruksi dan telekomunikasi.
Saat ini sebagai Ketua Umum dari Partai Golkar dan menjabat sebagai Wakil
Presiden Republik Indonesia.
-Keluarga Soedarpo Sastrotomo - $100 juta. Umur 86 status kawin dengan 3 anak.
Pendiri dari perusahaan pelayaran Samudra Indonesia yang saat ini merupakan
perusahaan pelayaran terbesar di Indonesia.
-Keluarga Alim Markus - $95 juta. Umur 55 status kawin dengan 6 anak. Ayah dan
pamannya pendiri dari Maspion Group di tahun 1962 yang mula mula membuat alatalat
dapur dari aluminum. Juga mengembangkan usaha ke bidang pembuatan alatalat
rumah tangga dari bahan plastic dan gelas.
-Jakob Oetama - $90 juta. Umur 75 status kawin dengan 5 anak. Pendiri surat kabar
Indonesia dengan nama Kompas di tahun 1965 dan berkembang sampai saat ini
menjadi Kompas Gramedia group sebagai usaha penerbitan terbesar di Indonesia.
-Tjandra Kusuma - $80 juta. Kawin dengan 3 anak. Mulai usaha dengan Eka
Tjandranegara mendirikan Mulia Group di tahun 1980 dan sekarang memimpin Mulia
Land yang membangun kompleks pertokoan terbesar di Jakarta dengan nama Mulia
Industrindo yang juga memproduksi ceramic dan gelas.
10 AMALAN YANG TERBALIK
sepatutnya dilakukan & dituntut oleh Islam. Mungkin kita tidak sadar atau
ikut-ikutan dng budaya hidup orang lain.
Contoh amalan yang terbalik :
1. Amalan Selamatan/kenduri beberapa malam setelah saudara/keluarga/ tetangga
kita meninggal (malam pertama, kedua, ketiga, ketujuh dan seterusnya) adalah
terbalik dng yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW dimana Rosulullah telah
menganjurkan tetangga memasak makanan/minuman untuk keluarga yang berduka
guna meringankan kesedihan & kesusahan mereka.
Keluarga yang telah ditimpa kesedihan tersebut terpaksa menyediakan
makanan & membeli segala sesuatu untuk mereka yang datang membaca Tahlil/do'a
& mengaji. Tidakkah mereka yang hadir & makan tersebut tidak khawatir
termakan harta anak yatim yang ditinggalkan oleh si mati atau harta
peninggalan si mati yang belum dibagikan kepada yang berhak menurut Islam ?
2. Kalau datang ke resepsi/pesta pernikahan/khitanan selalu berisi
hadiah/uang waktu bersalaman. Kalau tidak ada uang maka kita segan untuk
pergi. Tetapi kalau mendatangi tempat orang meninggal. kita tidak malu untuk
salaman tanpa isi/uang. Sepatutnya pada saat kita mendatangi tempat orang
meninggallah kita seharusnya memberi sedekah. Sebenarnya jika ke
Resepsi/pesta pernikahan/khitanan , tidak memberipun tidak apa-apa karena
tuan rumah yang mengundang untuk memberi restu kepada mempelai & makan
bukan untuk menambah pendapatannya.
3. Ketika datang ke sebuah gedung/rumah mewah atau menghadiri rapat dng
pejabat, kita berpakaian bagus, rapi & indah tapi bila menghadap Allah baik
di rumah maupun di Mesjid, pakaian yang dipakai adalah pakaian seadanya.
Tidakkah ini suatu perbuatan yang terbalik ?
4. Kalau bertamu ke rumah orang diberi kue/minum, kita merasa malu untuk
makan sampai habis, padahal yang dituntut adalah jika hidangan tidak dimakan
akan menjadi mubazir dan tidak menyenangkan tuan rumah.
5. Kalau Sholat Sunnah di Mesjid sangat rajin tapi kalau di rumah, malas.
Sedangkan sebaik-baik Sholat Sunnah adalah yang dilakukan di rumah seperti
yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW untuk menghindari rasa riya'/pamer.
6. Bulan Puasa adalah bulan mendidik nafsu termasuk nafsu makan yang
berlebihan tetapi kebanyakan orang mengaku bahwa biaya makan dan belanja di
bulan puasa adalah yang tertinggi dalam setahun. Padahal seharusnya yang
terendah. Bukankah terbalik amalan kita ?
7. Kalau untuk menjalankan ibadah haji, sebelum berangkat, banyak orang
mengadakan Selamatan/do' a bersama tetapi setelah kembali dari Haji, tidak
ada do'a bersama untuk bersyukur. Anjuran do'a bersama/selamatan dalam Islam
diantaranya adalah karena selamat dari bermusafir/perjalan an jauh bukan
karena akan bermusafir. Bukankah amalan ini terbalik ?
8. Semua orang tua akan kecewa jika anak-anaknya gagal dalam ujian. Maka
dicari & diantarlah anak-anak ke tempat kursus walau dengan biaya tinggi.
Tapi kalau anak tidak dapat membaca Al-Qur'an, mereka tidak berusaha
mencari/mengantar anak-anak ketempat kursus baca Al-Qur'an atau kursus
pelajaran Islam. Kalau guru kursus sanggup dibayar sebulan Rp.300.000,00
perbulan untuk satu pelajaran dan 8 kali pertemuan saja, tapi kepada Ustadz
yang mengajarkan mengaji hanya Rp.100.000,00 perbulan untuk 20 kali
pertemuan. Bukankah terbalik amalan kita ? Kita sepatutnya lebih malu jika
anak tidak dapat baca Al-Qur'am atau Sholat dari pada tidak lulus ujian.
9. Siang-malam, panas-hujan badai, pagi-petang kita bekerja mengejar rezeki
Allah dan mematuhi peraturan kerja. Tapi ke rumah Allah (Mesjid) tidak hujan
tidak panas, tidak siang, tidak malam tetap tidak datang ke Mesjid. Sungguh
tidak tahu malu manusia begini, rezeki Allah diminta tapi untuk mampir ke
rumahNya segan dan malas.
10. Seorang isteri kalau mau keluar rumah dengan suami atau tidak, berhias
secantik mungkin. Tapi kalau di rumah....??? Sedangkan yang dituntut seorang
isteri itu berhias untuk suaminya bukan untuk orang lain. Perbuatan amalan
yang terbalik ini membuat rumah tangga kurang bahagia.
Cukup dengan contoh-contoh di atas, Marilah kita berlapang dada menerima
hakikat sebenarnya. Marilah kita beralih kepada kebenaran agar hidup kita
menurut landasan dan ajaran Islam yang sebenarnya bukan yang digubah
mengikuti selera kita. Allah yang menciptakan kita, maka biarlah Allah yang
menentukan peraturan hidup kita.
Sabda Rosulullah SAW : "Sampaikanlah pesan-KU walau hanya satu ayat".
(Riwayat Bukhari).
Wednesday, June 25, 2008
Cerita Radja
Ada Maling !
Waktu kami sekeluarga tinggal di Cikarang Baru, ada kejadian dimana salah seorang tetangga kami kecurian. Semua warga bersiaga, berkerumun di tempat kejadian sambil membawa peralatan perang. Cerita pemilik rumah, si pencuri masih berada di atas loteng rumahnya. Warga yang gemas dengan pencuri tersebut siap-siap menghajarnya. Keramaian di lingkungan tersebut sampai juga ke rumah kami. Saya yang sedang menonton acara televisi segera keluar untuk melihat kejadian tersebut. Berita pencurian tersebut dan ramainya warga terdengar juga ke telinga anak-anak kami. Sasha, putri sulung saya, terlihat cemas dan panik. Saya mencoba menenangkannya, agar dia tidak terlalu takut. Tapi namanya juga anak perempuan akhirnya dia menangis. Sementara adiknya Radja, usianya masih sekitar 4 tahun waktu itu, terlihat bersemangat. Sambil menenangkan Tetehnya, dia mencoba ikut dengan saya menuju lokasi. Saya melarangnya karena harisudah larut. Tapi dia tetap semangat. “Pah... cepet Pah... ambil pistolnya... kita tembak aja malingnya...!!” katanya berulang kali dengan semangat. “Nggak usah... sudah banyak warga” kata saya tenang. “Aku ikut Pah...” katanya lagi. “Jangan dik... kamu disini jagain teteh sama mama aja ya...” aku mencoba membujuknya agar jangan ikut. “Iya deh, aku di rumah aja jagain teteh” akhirnya Radja mengalah. Segera saya berangkat menuju lokasi kejadian untuk melihat-lihat. Kejadian tersebut memancing kedatangan warga dari beberapa blok kompleks perumahan. Hingga larut malam akhirnya pencuri berhasil diringkus warga dan aparat keamanan kompleks. Satu persatu warga akhirnya pulang ke rumah masing-masing. Setelah merasa masalah tersebut sudah selesai, akhirnya saya pamit kepada warga yang ada untuk segera pulang. Setelah sampai di rumah saya kaget, rupanya Radja masih berada di depan rumah sambil bersiap-siap dengan memegang tongkat pemukul bisbol yang terlihat sangat panjang di tangannya yang masih kecil. “Adik sedang apa ? kok belum bobo ? ” tanya saya heran. “Kan, adik disuruh jagain teteh sama papah...” katanya polos. Saya jadi tersenyum, bangga dengan anak laki-laki saya ini.
Jam 10 siang !
Radja duduk dikelas 1, SDIT AL FATH, usianya (katanya) enam tahun panjaaang. Mungkin karena Papanya yang suka iseng, anaknya juga ternyata hampir mirip kelakuannya.
Sejak play group ada saja ulahnya yang bikin kami semua senyum-senyum. Misalnya, kebiasaanya bernyanyi saat berangkat pergi dan pulang sekolah. Ketika kami tinggal di Cikarang, pulang sekolah, sebelum dijemput Bibi, kadangkala Radja sudah pulang duluan sambil bernyanyi di jalan menuju rumah. Kebiasaanya bernyanyi berlanjut sampai TK di Cibinong. Setiap pergi dan pulang sekolah ada saja lagu yang dinyanyikan. Seringnya lagu-lagu milik Group Band Radja (sama dengan namanya). Walaupun syairnya nggak jelas (kadang sudah digubah sendiri), kalau bernyanyi suaranya keras. Ibu-Ibu dan Pembantu di kompleks menjadikannya penunjuk waktu. Kalau mereka mendengar suara Radja bernyanyi, pasti sudah jam 10 siang.
Main kartu
Pernah waktu di TK (saya sedang libur kerja), iseng-iseng saya main ke sekolahnya ingin melihat sedang belajar apa di sekolahnya. Ketika saya masuk ke sekolahnya rupanya sedang istirahat. Dicari di tempat bermain saya tidak menemukannya, iseng-iseng saya tengok ke dalam ruangan kelasnya. Kosong. Tidak terlihat tanda-tandannya. Kemana nih anak ini? Pikir saya. Ketika saya perhatikan dengan teliti, oh... ternyata Radja ada di kolong meja, sedang bermain kartu (kartu Naruto) dengan teman-temannya yang laki-laki.
Suatu ketika, pulang sekolah TK dia masuk ke rumah sambil memberi salam. “Assalamu ‘alaikuuummm...!!!” teriaknya. Dengan semangat Radja langsung cerita, bahwa tadi dia dapat hukuman dari gurunya. Belum sempat kami tanya kenapa di hukum, dia sudah bilang. “Tapi aku bisa Mah...!” katanya semangat. Karuan saja Mamanya tanya, “Bisa apanya..?”. “Hukumannya...” katanya polos. “Gampang Mah... Cuma disuruh begini doang” katanya sambil mencontohkan dengan mengangkat sebelah kakinya sementara tangannya memegang telinga. Tadinya mau marah malah jadi senyum melihat tingkahnya. Adeeee..... adee.... bisa aja kamu, baguslah kalau bisa sih!
Hari pertama di sekolah
Ketika hari pertama masuk SDIT AL FATH, sengaja saya cuti kantor untuk buat film hari pertanya Radja masuk sekolah. Ketika mobil sudah sampai di parkiran sekolah, Radja langsung saja membuka pintu. Tanpa ragu-ragu lagi dia melesat meninggalkan kami, dan masuk ke ruang kelas dan berkenalan dengan teman-temannya. Gampang sekali. Besoknya ketika diantar ke sekolah, melihat mobil kami masuk, teman-teman Radja sudah menyambutnya sambil teriak-teriak “Radja... Radja... Radja...!!!”. Radja keluar mobil dengan gagahnya disambut oleh teman-temannya.
Sudah hampir setahun Radja di kelas 1. Sabtu besok tanggal 28 ada pembagian raport. Hasil ujian kemarin lumayan, karena tidak ada yang di ulang. Selama sekolah di kelas 1, banyak sekali cerita yang membuat kami tersenyum karena tingkahnya.
Makanan di loker
Suatu ketika kami dapat laporan kalau Radja memasukkan bekal makanannya ke loker anak perempuan. Radja sulit sekali makan, di rumah kalau di suruh makan selalu ada penawaran dengan mamanya, berapa suap makan kali ini. Laporan Radja memasukkan bekal makanannya ke dalam loker anak perempuan jelas ketahuan. Sebabnya, cuma bekal Radja yang nasinya dibuat bulat-bulat kecil berjumlah sepuluh bulatan.
Malas makan siang
Masih soal bekal makanan. Akhirnya kami menitipkan pesan kepada Wali Kelasnya, Ibu Neneng, untuk mengingatkan Radja agar menghabiskan bekal makan siangnya. Tetapi, namanya Radja, ada saja akalnya. Suatu ketika setibanya di rumah sehabis pulang sekolah, Radja masuk ke dalam rumah lewat pintu samping. Jalannya mengendap-endap sambil memegang kotak bekal makan siangnya. Rupanya, supaya tidak ketahuan mamanya, Radja mau memasukan kotak bekalnya langsung ke tempat cuci. Usahanya gagal, mamanya memergokinya sedang mengendap-endap sambil memegang kotak bekalnya. Akhirnya, Radja dipaksa menghabiskan bekalnya, makan siang langsung di bawah pengawasan mama. Dasar Radja, dia cuma mesem-mesem saja, malah bercandain mamanya.
Ada PR Mah....
Bulan Mei (Mei 2008) kemarin, suatu hari Radja pulang ke rumah, sambil laporan ke mama kalau dia ada PR membuat tulisan Arab, Bismillah, sebanyak 50 kali. Mama curiga, masak sih PR bikin tulisan Bismillah. Akhirnya, ketika Tetehnya masuk baru jelas kalau Radja dihukum oleh gurunya karena pada waktu Sholat Dzuhur, Radja dan Alif sibuk main sepak bola berdua. Akhirnya mereka disuruh sholat di ruang guru dan dihukum menulis Arab, Bismillah.
Ketua geng ...
Seperti Papanya, kalau Radja ditanya mengenai teman di sekolahnya, dia akan bilang bahwa dia sudah punya anak buah di sekolah. Radja mengatakan kalau di sekolah dia menjadi ketua geng, anak buahnya ada banyak. Kalau mendengar ceritanya kami biasanya cuma senyum saja. Dasar anak-anak!. Suatu hari 2 orang teman sekolahnya main ke rumah. Saya mendapat cerita obrolan Radja dan teman-temannya tersebut dari Pak Heri, tetangga depan rumah kami, yang kebetulan mendengar percakapannya.
Ketika ngobrol dengan temannya, Radja mengatakan kalau dirinya adalah ketua geng di kompleks kami. Karuan saja kedua temannya tidak percaya begitu saja omongannya. Mereka berdua bilang, bohong... bohong... Tapi Radja tetap cuek saja. Kebetulan ada anak tetangga yang lebih besar, namanya Ajie, lewat dengan sepedanya. Kemudian kedua teman Radja menyetopnya,
“eehh... sebentarrr....”
Sambil mengerem sepedanya Aji berhenti, “ Ada apaan...?”
“eh... emang Radja di sini jadi ketua geng...???” tanya mereka
“Nggak....” jawab Ajie polos
“Tuh kan ... Ja, katanya nggak....” protes mereka
“Emang nggak....” kata Radja malah tersenyum dengan gigi depannya yang ompong, sementara Ajie sudah pergi lagi dengan sepeda.
“Kata kamu tadi...?” mereka protes lagi
“Uh... tapi anak buahku disini ada seratusss...!!” kata Radja lagi
“Bo’ong... “ temannya berkata
“Beneran... di RT 01, RT02 “ kata Radja mencoba menyebutkan nama RT sekenanya.
Kebetulan Ajie lewat lagi dengan sepedanya. Kedua teman Radja kembali menyetopnya.
“Eehh... emang bener anak buah Radja di sini ada seratuss ???” kata mereka mencari tahu
“Nggak ada tuh... nggak ada seratus...” jawab Ajie lempeeeng
“Tuh kaaannn.... Nggak ada...” protes temannya lagi
“Emang nggak” jawab Radja tenang sambil cengengesan.
Ibu Neneng Wali Kelas IB
Wali kelas I B, Ibu Neneng, sedang bersiap untuk makan siang. Semangkuk mie yang lezat siap disantap. Tiba-tiba datang serombongan murid laki-laki, Radja dan teman-temannya, mengejarnya dan berteriak memanggilnya. “Bu Neneng... Bu Neneng... Bu Neneng...!” teriak muridnya riuh rendah. “Ada apa anak-anak?” tanya Ibu Guru mereka dengan sabar. “Bu Neneng bawa apaan...?” kata mereka serempak. “Ooh.. ini makan siang Ibu” katanya menjelaskan. “Apaan tuh..?” yang lain menimpali. “Ini Mie... Ibu mau makan dulu yaa...” dengan sabar menjawab pertanyaan murid-muridnya. Sementara murid-muridnya mulai mengerubungi sambil mencoba melihat isi mangkuk yang dibawa guru mereka. “Awas anak-anak nanti jatuh” Bu Neneng mencoba menghindari anak-anak yang mengerumuninya. “Bu, minta mienya dooong...” pinta salah seorang muridnya. “Loh... kalian kalian kan sudah bawa bekal dari rumah. Lebih enak dari mie Ibu kan” Bu Neneng mulai membujuk murid-murid kesayangannya. Sementara yang lain ikut-ikutan meminta makan siang Ibu Guru mereka. “Sudah-sudah yaa... Ibu mau makan siang dulu” jelas guru mereka sambil mencoba menghindari kerusuhan dan kekacauan yang terjadi. Bu Neneng membatalkan niatnya untuk makan di ruang guru karena anak-anak muridnya terus membuntuti. Akhirnya dengan langkah cepat Ibu Neneng bergegas pergi ke ruang Tata Usaha. Lebih aman pikirnya, segera setelah masuk ruangan, Ibu Neneng cepat-cepat mengunci pintu ruangan Tata Usaha. Dasar anak-anak... mereka bukannya pergi dan meninggalkan Ibu Gurunya untuk makan, malah mereka beramai-ramai menuju jendela ruangan tersebut. Sambil melongok ke dalam ruangan, mereka ramai-ramai berteriak-teriak “Bu Neneng peeliit... Bu Neneng peeliiitt... Bu Neneng Peeliitt.....”. Sementara Ibu Guru yang sudah lapar tersebut tak kuasa menahan senyumnya sambil menikmati mie kesukaannya yang hampir dingin. [seperti yang diceritakan Ibu Neneng kepada kami]. Sabar ya Bu.... semoga Ibu Ikhlas mendidik anak-anak kami yang nakal-nakal.
Papa teman aku...
Suatu ketika, entah bagaimana awalnya Radja pernah berkomentar, “Kalau Mama itu guru aku, karena setiap hari ngajarin aku” katanya. “Kalau Papa itu teman aku, soalnya Papa sering main dengan Papa” katanya polos. Mendengar pernyataan seperti itu ada rasa senang dihati ini. Rupanya keakraban kami dengan anak-anak membuat mereka tambah dekat dengan kami.
Lain lagi dengan Sasha, komentarnya, “Teteh seneng punya papa, kayak papa, soalnya kalau Teteh bangun malem-malem mimpi buruk, papah selalu dateng nemenin di kamar teteh”. Mudah-mudahan ya teh, papa dan mama janji akan selalu ada dan menjadi teman buat teteh dan adik.
Ninja
Saya sering membuat mainan untuk Radja. Dibandingkan dengan koleksi hotwheel dan robotnya, sepertinya Radja lebih senang mainan buatan sendiri. Entah itu pedang-pedangan, pistol kayu, pesawat kayu, dan mainan dari batang pisang atau batang pepaya. Karena sering membuat mainan untuknya, Radja kadangkala juga membuat mainannya sendiri. Dua batang lidi akan menjadi pedang buat Radja. Pesawat dari kertas akan disimpannya berhari-hari. Pernah suatu hari Radja ingin menjadi ninja. Akhirnya saya mendandaninya dengan kain sarung sebagai jubah, sapu tangan berubah menjadi topeng, asesories sepeda teteh menjadi tameng, sepasang kaus kaki menjadi sepatu ninja dan pedang kayu berbungkus koran menjadi pedangnya. Melihatnya saja saya ingin tertawa, tetapi sebaliknya buat Radja, dia sangat menikmatinya menjadi ninja. Lari kesana kemari sambil mengeluarkan jurus-jurusnya. Ciiaaaatt.........
Kami diamkan saja anak-anak dengan kesibukannya sendiri. Beberapa waktu kemudian terdengar suara Radja menangis dari dalam kamar tetehnya. Sementara Sasha teriak minta tolong. Nah... apalagi nih? Pikir kami. Saya segera berlari menuju kamar, khawatir terjadi kecelakaan parah. Tiba di kamar, saya kaget tapi juga ingin tertawa melihat ninja sedang tercekik saputangan yang ditarik tetehnya ingin dibuka. Rupanya topeng dari sapu tangan mengganggunya. Radja minta tolong tetehnya untuk membuka topeng tersebut. Tetapi cara membuka simpul saputangan dilakukan tetehnya dengan cara menariknya kebelakang sehingga sang ninja tercekik dan menangis.
Panah buatan Radja
Suatu hari, saat saya sedang baca koran datang Radja membawa beberapa batang lidi dan sebuah sedotan. “Pah, gini cara adik buat panahan” katanya sambil duduk menggelar peralatannya. Saya perhatikan dia menunjukan keahliannya membuat panahan. “Pertama- tama potong lidinya kecil-kecil” sambil tangannya mematahkan sebatang lidi menjadi potongan-potongan kecil. “Hitung pah, sampai sepuluh” katanya membuat potongan lidi menjadi sepuluh buah. “Terus lidinya dimasukin ke sedotan” katanya kemudian sambil memasukkan potongan lidi tadi kedalam ujung sedotan. Saya perhatikan tangannya dengan cekatan memasukan potongan lidi tersebut sehingga menyumbat ujung sedotan. “Nah, jadi deh...” katanya, “Terus mainnya begini nih pah...” katanya sambil merentangkan karet gelang ditelapak tangannya. Karet itu direntangkan sehingga kedua ujungnya masuk ke jari kelingking dan ibu jarinya. Kemudian lidi yang panjang digunakan sebagai media pelontar dengan melintangkan di telapak tangannya dan dimasukanlah sedotan tadi kedalam lidi. Setelah itu dia menarik sedotan hingga karet gelang merentang kebelakang. Setelah dilepaskan sedotan yang ujungnya penuh dengan potongan lidi akan meluncur cepat, sementara lidi panjang tetap tertinggal di tangannya. Jadilah panah buatan Radja. Saya memperhatikan panah buatannya, bukannya lidi yang terlontar seperti mainan kami ketika masih kecil, tetapi justru sedotannya yang terlontar lurus karena tertahan dengan lidi panjang ditangannya. Lumayan juga nih idenya.....
Radja berlari ke rumah dan langsung menghampiri mamanya yang sedang merajut. “Mah... punya gope nggak?” katanya. “Gopek ? berapa tuh mama nggak tahu?” mamanya menggodanya. “Itu loh mah... lima ratus, lima ratus maahh...” jawab Radja mencoba menjelaskan. “Oh... lima ratus, buat apa sih dik ?” tanya mamanya. Soalnya anak-anak tidak dibolehkan jajan sembarangan. “Buat ganti bola mah...” jawab Radja. Mamanya bingung, ganti bola, apaaa lagi nih pikirnya. “Loh, ganti bola apa ?” mama heran. “Itu loh Mah, aku tadi sama Mas Aji nendang bola sampai keluar tembok komplek” katanya, “Lalu aku disuruh gantiin sama temen-temen aku” lanjutnya lagi. “Kan harga bolanya go ceng, jadi aku dan Mas Aji patungan dua ribu lima ratus...” mencoba menjelaskan. “Aku sudah punya uang dua ribu dari Oom Aban, tinggal lima ratus lagi” akhirnya selesai informasinya. “Ooh.... ambil sana di mobil” kata mamanya sambil tersenyum.
Kadang kami perlu memahami dunia pergaulan anak-anak, suatu ketika mereka harus menerima sanksi karena kesalahannya. Kami tidak pernah memaksakan agar anak kami diterima di lingkungannya. Sebagai orang tua kami membiarkan anak-anak memahami pergaulan mereka melalui sebuah proses. Walaupun berupa hukuman diantara mereka, tetapi akan menjadikan mereka menjadi sportif dan toleran terhadap teman-temannya.
Radja dan Sasha punya kamar masing-masing. Kami tidak mau menyatukan mereka dalam satu kamar, sebabnya kami khawatir akan berdampak buruk bagi mereka. Bagi Radja tidak masalah tidur sendiri, tetapi Sasha tidak bisa. Jika ingin tidur, saya selalu menemaninya dahulu, setelah terlelap baru saya pindah kamar. Sasha sering bangun tengah malam, mimpi buruk alasannya. Jadi kalau terbangun selalu memanggil papanya, minta ditemani. Kalau malam Minggu saya sering kumpul dengan tetangga ngobrol. Suatu ketika saya masuk rumah agak larut. Ketika sampai di ruang keluarga, saya melihat Radja sedang tiduran-tiduran di lantai. Tampangnya kesel dan bete. “Loh... adik kok belum bobo, lagi ngapain sendirian di sini ?” tanya saya heran. “Abis, Teteh berisik banget pa... minta ditemenin, aku kan jadi nggak bisa tidur...” katanya sambil cemberut. “Ya... udah sana kamu tidur lagi, biar papa yang nemenin teteh...” saya tidak tega melihatnya.
Saya melihat rasa tanggung jawab dari Radja terhadap kakaknya, entah mungkin kesal karena berisik atau takut dimarahin tetehnya, tapi Radja sudah membuktikan loyalitasnya.
Mandi Hujan
Waktu kecil dulu, hujan merupakan hiburan yang menarik buat saya dan teman-teman. Walaupun kadang dilarang orangtua, namun kami tetap bandel untuk berhujan-hujanan. Main bola, bikin bendungan di got, atau sekedar lari-larian ketika hujan.
Lain lagi ketika saya memiliki anak, khawatir takut mereka sakit. Mungkin orangtua kami juga berpikir yang sama dengan saya sekarang. Suatu ketika hujan turun sangat lebat. Saya melihat anak-anak memandangi hujan dari dalam rumah. Sepengetahuan saya, mereka belum pernah sekalipun mandi hujan. Kasihan juga nih, mereka belum pernah menikmati asyiknya mandi hujan. Akhirnya saya menawari Radja, “Dik, mau main hujan-hujanan nggak sama papa ?” ajak saya. “Emang boleh pah...?” katanya polos. Ya ampun, dalam hatiku, kasihan sekali anakku ini. “Boleh deh, yuk kita main di taman belakang, sekalian ajak teh Sasha” ajak saya lagi. Akhirnya kami bertiga main hujan-hujanan dibelakang rumah. Saya perhatikan kegembiraan mereka berdua ketika air hujan membasahi tubuh mereka berdua. Mirip kegembiraan saya waktu kecil dulu.
Belajar dan Mengaji
Setiap hari, selesai sholat maghrib sampai Isya’, Radja dan Sasha belajar mengaji dengan mama. Biasanya, sebelum belajar iqro’ Radja diwajibkan menghapalkan surah Alqur’an. Sementara Sasha sehabis menghapalkan hapalan Qur’annya langsung mengaji menyelesaikan proyek khatamnya. Setelah rutinitas selesai baru anak-anak belajar buat sekolah esok harinya. Kadang kalau sudah bete, Radja harus menangis sambil mengaji atau mengerjakan PR. Makanya agar mereka tidak stress saya selalu datang menggoda mereka sampai mereka tertawa senang. Sebenarnya, untuk urusan belajar saya dan istri tidak terlalu memaksa anak-anak. Kalau mereka tidak ada tugas sekolah mereka boleh nonton televisi. Soal tontonan juga kita berdua selalu kontrol, apalagi saat ini kondisi tayangan televisi sangat memprihatinkan. Kalau acara televisi tidak ditonton biasanya teteh baca buku. Sementara adiknya minta di ceritakan. Tema cerita dipilih sendiri, apa saja yang ingin dia ketahui selalu minta diceritakan. Pernah hampir setiap hari Radja minta di cerita tentang dinosaurus. Cerita tentang papanya ketika kecil juga jadi favorit anak-anak. Umumnya cerita lucu sangat digemari mereka berdua.
Kalau siang hari ketika saya sibuk berkebun, Radja selalu ikut, entah menanam pohon, main bola, main layang-layang, main bulutangkis, atau bikin alat permainannya sendiri. Soal yang satu ini Radja cukup kreatif, pernah saya diajari cara membuat panah dengan sedotan dan lidi. Bentuknya tidak seperti yang biasa saya buat ketika kecil, tetapi memiliki fungsi yang sama sebagai panah. Pernah saya membelikannya pedang mainan, tetapi hanya sebentar dimainkannya. Sebagai gantinya saya buatkan dari kayu atau ranting pohon, justru mainan seperti ini yang sering awet dimainkannya.
Main Bola
Kegiatan bersama anak-anak ini sangat saya nikmati. Rupanya Radja dan Sasha juga demikian, pernah suatu kali saya menyuruh Radja bermain dengan teman-temannya. Tidak lama Radja sudah kembali menghampiri saya. Ketika di tanya kenapa tidak main dengan temannya dia jawab bahwa temannya tidak mau bermain bola dengannya karena Radja paling kecil. Teman-temannya kalau menendang bola keras sekali, sehingga mereka takut kalau Radja ikutan akan membahayakannya. Akhirnya saya Cuma bilang kalau kamu mau di ajak main bola, kamu harus jago dulu main bolanya. Akhirnya saya mengajarinya bermain bola.
Berenang
Radja menderita alergi yang dampaknya mengganggu kesehatannya. Dokter mendiagnosa Radja menderita ashmatis. Setelah terapi obat, dokter menyarankan agar proses penyembuhannya dengan berlatih renang. Akhirnya kami berdua mendaftarkannya masuk klub renang tempat tetehnya. Radja senang sekali main air, jadi ketika di ajak latihan renang dia antusias sekali. Setiap minggu 3 kali latihan. Setiap pulang sekolah, selesai makan siang, Mama selalu mengantarnya ke kolam renang. Pulang kerja saya selalu menanyakan bagaimana perkembangannya, kebetulan Mama mantan perenang. Masalah awalnya sama seperti Radja, sampai akhirnya jadi atlit renang. Mama paling semangat mengantar Radja, bahkan ikut-ikutan nyebur ke kolam. Mama lapor kalau saat latihan adik bercanda terus. Biarlah, masih kecil belum ngerti, begitu alasan saya. Mama cerita kalau disuruh belajar ambil napas oleh pelatihnya, Pak Romdhon, awalnya benar. Tetapi kalau ditinggal pelatihnya menangani murid yang lain. Radja mulai bikin ulah, tiba-tiba dia malah jungkir balik di dalam air atau kakinya muncul dipermukaan sementara kepalanya di dalam air. Ketika ditegur mama atau pelatihnya, dia cuma cengar-cengir saja. Dasar...!!!!
Pilih Wasitnya
Ketika kami sekeluarga menonton pertandingan bola di televisi, Radja tanya ke saya,
“Papah jagoin yang merah [tim dengan baju warna merah] atau yang kuning ?” tanya Radja
“Papah pilih tim merah” jawab saya
“Teteh yang kuning” sela teteh ikutan menjagokan tim yang bertanding
Setelah bertanya Radja diam kembali. [mungkin merasa nggak kebagian karena tim satunya dipilih teteh]
“Kalau adik pilih yang merah atau yang kuning ?” tanya saya kemudian
“Hmmm...... [bingung] “
“Kalau aku pilih yang baju hitam !” katanya semangat
Kami bertiga tertawa, sementara Radja masih belum mengerti maksudnya.
“Dik, kalau yang hitam itu sih wasit....!” kata teteh sambil tertawa
Radja tetap cuek bebek nggak ngerti.
Aku ditipu Mah...
Gigi depan Radja yang bawah tanggal. Ketika gigi barunnya tumbuh, posisinya tidak rata. Kami khawatir kalau gigi serinya tanggal, nantinya tumbuhnya tidak rata seperti yang bawahnya. Akhirnya kami membujuknya untuk pergi ke dokter gigi untuk mencabut gigi serinya itu. Kondisi kedua gigi seri Radja masih bagus, karena Radja rajin gosok gigi dan pantangan makan permen oleh kami. Awalnya Radja keberatan karena pernah melihat tetehnya menangis ketika dicabut giginya. Setelah dibujuk dengan sebuah hot wheel untuk masing-masing gigi yang dicabut, akhirnya mau juga dia. Proses pencabutan gigi selesai dengan selamat dan sukses. Dua buah hot wheel menjadi saksi transaksi tersebut. Setelah beberapa bulan Radja mengalami ke-ompongannya. Teteh sering menggodanya, katanya kalau adiknya banyak omong teteh musti bawa payung. [seperti aksi Tukul di acara empat mata]. Karena sudah lama, giginya belum tumbuh, suatu ketika adik bilang ke mama,
“Wah.... Mah, aku ketipu nih” katanya
“Ketipu...? Ketipu sama siapa ?” tanya mama heran mendengarnya
“Sama dokter...” katanya polos
“Dokter ...? dokter siapa dik ?” tanya mama masih belum mengerti
“Itu loh mah... sama dokter gigi aku...” katanya kemudian
“Loh kenapa dengan dokter gigi ?” mamanya masih bingung
“Ini loh Mah... “ katanya sambil nyengir memperlihatkan kedua giginya yang masih ompong
“Katanya gigiku tumbuh lagi, kok udah lama masih ompong juga” Radja protes
“Oh, iya.... bener juga ya...”
“Duh ..... jangan-jangan sampai tua kamu tetap ompong seperti itu” canda mamanya sambil tertawa.