Waktu itu Sasha sedang diajarkan mengenai bentuk ciptaan Allah SWT. Rasa ingin tahunya yang sangat besar dan pelajaran yang baru diterimanya di sekolah membuat dia berpikir. Alhasil setiap pulang sekolah Sasha selalu mengulang-ulang pelajarannya dengan bertanya kepada orang tuanya. Pertanyaan yang ditanyakan coba dijawabnya sendiri dengan meminta pendapat kami berdua. Misalnya ketika pulang sekolah, Sasha menanyakan bahwa kayu itu ciptaan Allah SWT, sedangkan kursi dan lemari ciptaan manusia. Kami berdua hanya mengiyakan saja perkataannya itu. Selanjutnya, Sasha akan bilang Kalau binatang, laut, air, tanah, bumi semuanya adalah ciptaan Allah SWT, sementara kalau mobil, kereta api, rumah itu dibuat oleh manusia. Kami terus mengiyakan saja kata-katanya. Kami berpikir bahwa Sasha sudah dapat membedakan antara ciptaan Allah SWT dan ciptaan manusia.
Suatu ketika, istriku mengajak mereka berdua pergi ke toko material. Kebetulan pemilik material tersebut orang Cina, non muslim, dan memelihara anjing. Sementara istriku memilih barang-barang yang akan dibeli, Sasha dan Radja (seperti biasanya) sudah hilang entah kemana. Saat barang yang dibeli sudah didapat istriku mencari kedua buah hatinya itu. Rupanya dia menemukan kedua anaknya sedang sibuk bermain dengan anak anjing. Anak anjing yang lucu-lucu itu digendongnya oleh Sasha dan Radja. Istriku kaget sekali melihat keduanya sibuk bermain dengan anak anjing yang lucu-lucu. Kebetulan kami sekeluarga suka sekali dengan binatang. Di rumah, kami memelihara kucing Anggora, ayam Mutiara dan Ikan Koi. Melihat anaknya tersebut, segera istriku membujuk keduanya agar melepaskan anak anjing dan segera pulang. Tiba di rumah, langsung saja mereka berdua dimandikan dan dibersihkan dari najis. Sambil memandikan keduanya istriku menjelaskan kalau mereka berdua tidak boleh memegang anjing apalagi memeliharanya. Dijelaskanlah bahwa dalam Islam kita tidak dibolehkan memelihara anjing seperti itu. Sebisa mungkin istriku menjelaskan dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti keduanya. Mereka berdua hanya diam saja sambil mendengarkan penjelasan dari mama nya. Sepulang saya bekerja diceritakanlah kejadian tadi, saya senyum saja mengingat kepolosan anak-anak.
Hari Sabtu saat tidak bekerja, seperti biasa saya duduk-duduk di halaman belakang rumah sambil memberi makan ikan koi. Sedang asyiknya memperhatikan ikan koi, datang Sasha bertanya,
“Pah, kalau kayu itu ciptaan Alloh ya...?”
“Iya sayang...., kayu itu ciptaan Alloh”
“Kalau kursi itu ciptaan manusia, ya Pah...?”
“Iya... kalau kursi, lemari, meja itu dibuat oleh manusia”
“Ooohhh....” katanya polos.
Setelah bertanya Sasha berlari lagi masuk ke dalam rumah. Tetapi beberapa menit kemudian datang lagi Sasha, sambil bertanya,
“Pah... Kalau binatang itu ciptaan siapa ?”
“Ya.... kalau binatang itu ciptaan Alloh”
“Pah... Anjing dan kucing itu kan binatang ya Pah...?”
“Iya sayang... anjing dan kucing itu binatang”
“Berarti anjing dan kucing itu ciptaan Alloh ya Pah....?”
“Iya.... anjing dan kucing itu ciptaan Alloh”
“Terus.... kenapa teteh boleh memelihara kucing, tapi nggak boleh memelihara anjing”
“Padahal dua-duanya ciptaan Alloh...?”
Mendengar pernyataan Sasha tersebut saya menjadi bingung, bagaimana menjawab pertanyaan anak usia 4,5 tahun mengenai masalah ini. Kalau saya menjelaskan bahwa anjing itu terdapat najis, pasti Sasha akan bertanya apa itu najis?. Apalagi kalau saya jelaskan bahwa dalam air liur anjing (bahkan kucing juga) terdapat sejenis bakteri yang dapat menggangu kesehatan manusia, baik kesehatan fisik maupun psikis, seperti yang saya ketahui setelah membaca sebuah artikel kesehatan baru-baru ini. Biasanya Sasha akan mengejar dengan pertanyaan-pertanyaan lain yang bertubi-tubi. Akhirnya saya hanya menjawab kalau orang Islam tidak boleh memelihara anjing. Demikianlah cerita Sasha kecil dengan pertanyaan-pertanyaannya.
No comments:
Post a Comment