Sunday, November 2, 2008

The Immortals










The Immortals, sebuah penghargaan yang diberikan majalah Rolling Stone untuk 25 artis besar dalam khazanah musik Indonesia.

Media Indonesia, Sabtu 1 November 2008, memberi judul berita “Artis Indonseia Terbesar Sepanjang Masa”. Berdasarkan liputannya di Rolling Stone Live Venue dalam acara berjudul The Immortals yang diselenggarakan oleh majalah Rolling Stone di depan halaman kantor majalah tersebut di Jalan Ampera, Jakarta Selatan.

The Immortals, nama acara tersebut memberikan penghormatan kepada 25 artis nasional yang dibilang paling signifikan dalam sejarah musik populer Indonesia. Penghargaan The Immortals merupakan kerja dari tim redaksi majalah Rolling Stone Indonesia (RSI) demi menghargaikiprah dari musisi Indonesia yang dianggap menjadi penentu perkembangan musik Indonesia.

Penentuan ke-25 artis tersebut dilakukan melalui proses pemilihan oleh tim juri, yang terdiri dari insan-insan yang terlibat dalam berbagai kapasitas di dunia musik Indonesia. Juri-jurinya pun terdiri dari beragam profesi mulai dari Irfan Samsons, Dewi Lestari, promotor Harry Koko Santoso, sineas Joko Anwar, Ricky Siahaan dan lainnya.

Artis Indonesia yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah ;

  1. Koes Plus
  2. Iwan Fals
  3. Chrisye
  4. Benyamin S
  5. Ismail Marzuki
  6. Slank
  7. Guruh Soekarno Putra
  8. God Bless
  9. Titiek Puspa
  10. Bimbo
  11. Bing Slamet
  12. Rhoma Irama
  13. Fariz RM
  14. Gombloh
  15. Ebiet G Ade
  16. Gesang
  17. Harry Roesli
  18. Jack Lesmana
  19. Ahmad Albar
  20. The Rollies
  21. Erros Djarot
  22. Yockie Suryoprayogo
  23. Dewa 19
  24. Ahmad Dhani
  25. Indra Lesmana


Melihat nama-nama artis tersebut jelas kita semua kenal dan bahkan akrab dengan suaranya. Mendengar nama seperti Iwan Fals, Harry Roesli, Slank, Koes Plus, dan Bimbo pasti sebagian besar dari kita langsung membayangkan bagaimana lirik lagunya yang penuh kritik sosial dan sentilan politik. Biarlah saya berpolitik lewat lagu-lagu saya, begitulah menurut Iwan Fals saat akan di sunting oleh sebuah partai politik untuk dijadikan birokrat. Atau Slank yang terakhir membuat gusar anggota DPR dengan lagunya tentang korupsi di lembaga tinggi tersebut.


Lain lagi dengan Rhoma Irama dan Ebiet G Ade, mereka berdua membawakan lagu yang berisi nasihat agama dan kehidupan. Bahkan khusus untuk Rhoma Irama, lagu-lagunya yang berisi dakwah dan ajaran agama. Mirasantika, Judi, Adu Domba, Istri Sholehah, dan lain-lain merupakan lagu yang berisi tentang dakwah untuk menghindari minuman keras, narkotika, perjudian, perzinahan, mengadu domba, dan mengajak agar manusia menjadi lebih baik dengan mendekatkan diri kepada agamanya. Begitupula dengan Ebiet G Ade, siap yang tak kenal dengan lagunya yang berjudul Ayah dan Aku Ingin Pulang yang terakhir menjadi terkenal kembali setelah diangkat menjadi judul sebuah sinetron.

Ismail Marzuki dan Gombloh memberikan kontribusi bermusik yang sangat kental dengan jiwa perjuangan. Ismail Marzuki merupakan pencipta lagu-lagu perjuangan yang sangat terkenal. Gombloh, walaupun tidak sejaman dengan Ismail Marzuki, namun berhasil menciptakan lagu berjudul Kebyar-Kebyar yang bisa membakar jiwa patriotisme pendengarnya. Bahkan lagu ini sudah menjadi lagu wajib saat peringatan hari kemerdekaan dimana-mana.


Bintang besar yang serba bisa dan merupakan seniman terbesar sepanjang masa menurut saya adalah Benyamin S dan Bing Slamet. Bintang Film, penyanyi, penulis lagu, pelawak serta profesi seni lainnya yang melekat kuat kepada mereka membuat kita tak bisa melupakan begitu saja kedua tokoh ini. Selain mereka berdua muncul nama Gesang, pencipta lagu Bengawan Solo yang sangat terkenal. Berbagai penghargaan dalam dan luar negeri telah diterimanya. Seniman ini diakui oleh dunia, bukan hanya milik kita bangsa Indonesia. Jadi berbanggalah dengan mereka yang telah mengharumkan nama Indonesia di dunia. Angkatan setelah mereka yang ikut mengharumkan nama Indonesia di mancanegara adalah Jack Lesmana, Indra Lesmana dan Guruh Soekarno putra. Mungkin di Indonesia masyarakat umum kurang mengenal Jack Lesmana. Tapi bagi pemusik dalam dan luar negeri mengakui kepiawaian beliau dalam bermusik.


Cinta bisa menjadi indah bila diungkapkan oleh seniman. Baik itu dalam karya lukis, pahat dan musik. Pemusik seperti Chrisye, Titiek Puspa, Fariz RM, Erros Djarot, Yockie, Dewa 19, Dhani Ahmad, The Rollies dan Indra Lesmana mewakili seniman yang sangat terkenal mengungkapkannya.

Bagaimanapun bangganya kita terhadap mereka sebaiknya penilaian terhadap bermusik juga arus didasarkan pada sikap dan perilaku seniman yang bersangkutan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai manusia artis juga banyak kelemahan dan kekurangan namun konsekuensi keterkenalan mereka mengharuskan mereka menjaga sikap dan perbuatan. Karena mereka menjadi idola bagi sebagian masyarakat. Masyarakat senang meniru dan mengikuti gaya para idolanya. Saya masih ingat ketika masih kecil ikut-ikutan meniru gaya rambut personel Band Duran-Duran, atau mengikuti gaya berpakaian Mick Jagger. Bahkan ada yang sangat ekstrim sampai merubah gaya berjalan atau gaya bicaranya. Berbahaya kalau masyarakat mengikuti gaya hidup para idola yang tidak dapat menjaga citranya.


Jadi menurut hemat saya adalah mengapa tidak menyertakan unsur keteladanan yang diberikan oleh artis dan seniman dalam menilai apakah layak seorang seniman diberi sebuah penghargaan. Tujuannya adalah agar para seniman dan artis yang sudah terkenal bisa membawa diri dan dapat menjadi contoh, serta sadar kalau dibelakang mereka banyak orang yang meniru dan rela mati hanya untuk menonton konsernya. Jangan malah artis menjadi iklan gartis dan ikon gaya hidup bebas, minuman keras, dan narkoba. Dengan demikian diharapkan akan muncul tanggung jawab mereka terhadap publik penggemarnya. Semoga artis-artis yang baru ngetop kedepannya dapat memberikan contoh yang baik.

No comments: