Tuesday, September 1, 2009

Saya, Sedikit Tentang Puasa

Jakarta, 02 September 2009

Dalam suasana bulan suci Ramadhan kita dianjurkan agar memperbanyak beribadah dan beramal. Sangat masuk akal sekali, sebab Ramadhan adalah bulan ujian bagi hambanya untuk dapat lulus dengan predikat takwa. Dan balasan untuk itu semua adalah jelas, SURGA.

Kenapa disebut bulan ujian ? karena di bulan puasa ini kita menghadapi sebuah tantangan yang sangat berat. Tantangan tersebut adalah hawa nafsu. Ujian terberatnya adalah bagaimana kita mengendalikan hawa nafsu. Jadi kita melawan musuh yang tidak tampak, bahkan musuh itu adalah diri kita sendiri.

Gambarannya adalah hadist yang meriwayatkan bagaimana beratnya pertempuran Badar. Dimana pasukan kaum muslimin hanya berjumlah 300 orang, sementara pasukan kafir Quraisy mencapai 3000 orang. Belum lagi dari bobot pasukan dan jumlah persenjataan. Namun berkat pertolongan Allah SWT akhirnya pasukan kaum muslimin dapat memenangkan perang besar tersebut. Ditengah kegembiraan pasukan muslimin yang mendapatkan kemenangan besar serta ghanimah yang berlimpah Rasulullah SAW memberitahukan kepada para sahabat bahwa mereka akan menghadapi perang yang lebih berat daripada perang Badar tersebut. Sahabat yang bingung dengan perkataan Rasulullah SAW bertanya apakah sekiranya perang yang lebih hebat dan berat daripada peperangan ini. Rasulullah SAW menjawabnya, bahwa peperangan berat yang sebentar lagi dihadapi kaum muslimin adalah berpuasa di bulan Ramadhan.

Kita banyak mendengar banyak keistimewaan Ramadhan yang disampaikan melalui taklim dan buku-buku agama. Salah satunya adalah bahwa ibadah puasa di bulan Ramadhan ini adalah untuk Allah SWT dan penilaiannya langsung dari Allah SWT. Bukan kita, bukan ustad, bukan manusia, bahkan bukan Rasullullah SAW yang menilai puasa seorang hamba. Kalau saya merenungi ayat ini, muncul tanggung jawab pribadi untuk menjaga puasa dengan sebaik mungkin. Menjaganya pun harus dengan hati. Makanya kalau ada yang nanya masalah batalnya puasa karena menggosok gigi, berenang, kentut dalam air, atau hal lainnya, kembalikan semua kedalam hati kita. Bagaimana niat awalnya ? Mau menggosok gigi atau mau menikmati aroma mint pasta giginya ? Mau berenang atau mau minum air kolam ? Yang jelas-jelas membatalkan puasa saja, seperti makan minum, dapat dimaafkan dengan syarat, LUPA. Jangan tanya lagi ya, lupa atau pura-pura nanti tidak bakal selesai.

Bagaimanapun juga yang harus diingat adalah berpuasa bukan sekedar berhenti makan dan minum sejak subuh hingga waktu maghrib. Karena Rasulullah SAW mengatakan, berapa banyak orang yang berpuasa akan mendapatkan lapar dan hasus saja. Semoga Allah SWT menerima semua amal dan ibadah kita di bulan Ramadhan ini. Selamat menunaikan Ibadah Puasa.



Link Hikmah Puasa :
- Keutamaan Puasa di Bulan Ramadhan
Penulis: Syaikh Salim bin Ied Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hami
Fiqh, 25 Oktober 2003, 02:05:39


1 comment:

Anonymous said...

salam persahabatan
selamat menjalankan puasa ya bang
salam hangat selalu