Oleh: Ratih Sanggarwati
Doa yang ketika aku masih gadis:
"Ya Allah beri aku calon suami yang baik, yang sholeh.
Beri aku suami
yang dapat kujadikan imam dalam keluargaku."
Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:
"Ya Allah beri aku anak yang sholeh dan sholehah, agar mereka dapat
mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku
yang tidak pernah putus."
Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku lahir:
"Ya Allah beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah Islami
yang baik meskipun mahal, beri aku rizki untuk itu ya Allah...."
Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku sudah mulai sekolah:
"Ya Allah..... jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral
Islami, agar dia bisa khatam Al Quran pada usia muda."
Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku sudah beranjak remaja:
"Ya Allah jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yang mengkhawatirkanku.
Ya Allah aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah
yang sedang ranum."
Doa yang kupanjatkan ketika anak2ku menjadi dewasa:
"Ya Allah entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholeh pada mereka,
yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga kami."
Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikah:
"Ya Allah jangan kau putuskan tali ibu & anak ini, aku takut kehilangan
perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya."
Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:
"Ya Allah mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat. Aku inginkan nama
pemberianku pada cucuku, karena aku ingin memanjangkan teritoria
wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku."
Ketika kupanjatkan doa-doa itu, aku membayangkan Allah tersenyum
dan berkata..... .
"Engkau ingin suami yang baik dan sholeh,
sudahkah engkau sendiri baik dan sholehah?
Engkau ingin suamimu jadi imam,
akankah engkau jadi makmum yang baik?"
"Engkau ingin anak yang sholehah,
sudahkah itu ada padamu dan pada suamimu.
Jangan egois begitu........
masak engkau ingin anak yang sholehah
hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu....
tentu mereka menjadi sholehah utama karena-Ku,
karena aturan yang mereka ikuti haruslah aturan-Ku."
"Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam,
karena apa ? .......
prestige? ........ atau....mode? .....
atau
engkau tidak mau direpotkan dengan mendidik Islam padanya?
engkau juga harus belajar, engkau juga harus bermoral Islami,
engkau juga harus membaca Al Quran
dan berusaha mengkhatamkannya. "
"Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya
dengan mengumbar aurat,
kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat ?
Sementara engkau tahu Aku wajibkan itu untuk keselamatan
dan kehormatan umat-Ku."
"Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu,
seolah engkau tidak percaya
ayat 3 & 26 surat An Nuur dalam Al Quran-Ku.
Percayalah kalau anakmu adalah anak yang sholihah
maka yang sepadanlah yang dia akan dapatkan."
"Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu.
Aku yang memiliki dia saja,
Aku bebaskan dia dengan kehendaknya..
Aku tetap mencintainya, meskipun dia berpaling dari-Ku,
bahkan ketika dia melupakan-Ku.
Aku tetap mencintainya. .. "
"Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu,
Berilah kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi amanahnya."
Lantas...... aku malu....... dengan imajinasi do'a-ku sendiri....
Aku malu akan tuntutanku kepada-NYA.. .....
Maafkan aku ya Allah......
No comments:
Post a Comment